Cerita dari Natuna: Panik Warga dan Bayang-bayang Virus Corona

Reporter

Dewi Nurita

Jumat, 7 Februari 2020 09:50 WIB

Seorang wanita mengusap wajahnya saat mengikuti dzikir dan doa bersama di Masjid Agung Natuna, Kepulauan Riau, Kamis, 6 Februari 2020. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Natuna - Mengenakan masker, ratusan warga Natuna menghadiri istigasah bertema 'Dari Natuna Selamatkan Indonesia', yang dihadiri Menkopolhukam Mahfud MD, di Masjid Agung Natuna, Kepulauan Riau pada Kamis malam, 6 Februari 2020. Vina Permata Pujana, 25 tahun, menyebut tak biasanya acara istigasah di kampungnya itu sepi.

Tidak sampai setengah dari luas masjid terisi jamaah. "Biasanya ramai, ini penuh semua masjid. Mungkin masih banyak yang takut keluar, ya," ujar warga lokal Natuna ini saat ditemui Tempo di Masjid Agung Natuna, Kepulauan Riau pada Kamis malam, 6 Februari 2020.

Sejak para WNI dari Wuhan tiba di Natuna, kata Vina, memang masih banyak masyarakat yang takut keluar rumah. Bahkan ada yang mengungsi sementara ke Pontianak dan sejumlah daerah lainnya dengan kapal KM Bukit Raya untuk menghindari virus Corona. "Kebetulan pas orang dari Wuhan itu datang, kapal ini datang. Jadi banyak juga yang ke Pontianak."

Kapal KM Bukit Raya merupakan salah satu transportasi andalan di Natuna yang melayan rute Tanjung Priok-Blinyu-Tanjung Pinang-Letung-Tarempa-Natuna-Midai-Serasan-Pontianak-Tanjung Priok Jakarta.

Vina bercerita, warga Natuna awalnya memang sangat terkejut akan kedatangan WNI dari daerah sarang virus Corona itu sebab tidak pernah ada pemberitahuan, pemerintah daerah pun baru tahu belakangan. Sementara itu, kata Vina, warga sudah termakan hoaks dari media sosial tentang bahaya virus Corona.

Belum lagi, kata Vina, jika melihat pakaian para pendamping WNI yang sekujur tubuhnya dibalut bahan plastik. Bagian dalam pesawat pengangkut WNI itu juga keseluruhannya dibalut dengan plastik. "Orang-orang terkejut. Pemerintahan bilang menjamin kesehatannya, tapi kenapa mereka pakai pakaian seperti itu."

Advertising
Advertising

Ditambah lagi, kata Vina, pernyataan Panglima TNI yang menyebut jarak Lanud dari permukiman warga sangat jauh yakni 5-6 kilometer. "Jelas-jelas keluar dari Lanud itu sudah rumah warga. Hanya 1 kilometer dari Lanud, sudah ada kampung tua," ujar dia.

Hanggar Lanud tempat para WNI dikarantina memang tak jauh dari landasan pacu Lanud Raden Sadjad, Natuna. Ketika pesawat landing, sudah terlihat hanggar berbesi putih itu di tepi landasan dengan beberapa tenda TNI di sebelahnya. Namun, aturan berlaku ketat sehingga pejabat pemerintah pun tak bisa menengok langsung kondisi mereka di hanggar.

Untuk keluar dari kompleks Lanud, hanya diperlukan waktu lima menit menggunakan kendaraan bermotor dan langsung ditemukan pemukiman warga. Sekitar satu kilometer dari sana, sudah ada kampung yang penduduknya cukup ramai. "Jadi masyarakat marah ada pembohongan publik seperti itu," ujar Vina.

Setelah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan sejumlah menteri bolak-balik ke Natuna, masyarakat menjadi sedikit lebih tenang. "Kami senang karena pemerintah gak kabur-kaburan.”

Masyarakat tidak mengerti tentang SOP WHO. “Mereka hanya butuh Menkes datang ke sini tanpa masker, pakai pakaian biasa."

Kini, kata Vina, masyarakat sudah mulai menerima kehadiran WNI asal Wuhan itu di daerah mereka. "Kalau dua minggu dikarantina negatif Corona, masyarakat sini mau ajak mereka jalan-jalan keliling Natuna," ujar dia.

Kondisi keseharian di Natuna memang belum berjalan normal seutuhnya. Masih banyak anak-anak yang tidak sekolah, meski Bupati sudah mencabut aturan meliburkan siswa sekolah selama dua pekan masa karantina WNI asal Wuhan di Natuna. "Adek saya ini, di sekolahnya itu sekelas 30 orang, hari-hari ini yang hadir cuma 3/4 orang," ujar Vina.

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

12 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

15 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

43 hari lalu

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia berdampak positif.

Baca Selengkapnya

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

43 hari lalu

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

Indonesia mengambil alih pengaturan ruang udara di Kepri dan Natuna dari Singapura, namun masih menguasai FIR wilayah Australia dan Timor Leste

Baca Selengkapnya

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

44 hari lalu

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

Pengaturan ruang udara dan informasi penerbangannya (FIR) di wilayah Kepulauan Riau dan Natuna resmi diatur Indonesia setelah 78 ditangani Singapura

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

55 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

56 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Masih Berpotensi di Perairan Natuna

13 Februari 2024

BMKG: Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Masih Berpotensi di Perairan Natuna

Gelombang tinggi kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara dan perairan utara Kepulauan Natuna.

Baca Selengkapnya

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter, Terutama di Perairan Natuna

10 Februari 2024

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter, Terutama di Perairan Natuna

BMKG mengeluarkan peringatan gelombang tinggi hingga 4 meter, terutama di lautan Natuna.

Baca Selengkapnya