TEMPO Interaktif, BANDUNG:Pemilihan walikota Bandung dan wakilnya ternyata minim pemantau independen. Menurut Ketua KPU Kota Bandung Benny Mustofa, setidaknya hanya tiga lembaga pemantau yang mengajukan izin pemantauan. Meski begitu, menurut Benny, minimnya pemantau independen ini cukup wajar. Di beberapa kabupaten atau kota di Jawa Barat, malah nyaris tidak ada pemantau dari luar. Benny menyatakan, ada atau tidak adannya pemantau bukan syarat mutlak dalam proses Pilkada Kota Bandung."Yang penting ada saksi dari tiga pasangan calon pada setiap TPS," kata Benny, di Bandung, Sabtu (9/8).Ketiga lembaga pemantau yang mendaftar itu semuanya berasal dari Bandung. Tak ada pemantau nasional seperti Pemilihan Gubernur lalu. Personil yang diturunkan pun sangat sedikit. Jumlahnya puluhan orang saja.Salah satu pemantau Pilkada Kota Bandung, Komite Masyarakat Pemilu Indonesia mengaku hanya menurunkan 50 orang pemantau lapangan saja. "Mereka adalah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Bandung kata Septi Prasetia Korlap KOMPI.Menurut Septi, umumnya minimnya pemantau karena masalah dana. Semua dana yang dipakai dalam pemantauan adalah dana sumbangan donatur yang masih alumni dan dana masing masih anggota pemantau..Dengan sedikitnya pemantau, menurut Septi, tentu tak bisa mengcover seluruh TPS. Karena itu, mereka akan lebih konsen pada perhitungan rekap di PPS..Data hasil pemantauan, lanjut Septi, nantinya akan ditembuskan pada KPUD kota bandung, selain itu sebagai basis data internal tim pemantau."Pemantaun ini untuk yang kedua kali dilakukan setelah pilgub jabar lalu,"ungkapnnya. Alwan Ridha Ramdani