Nelayan Pangkalarang Keluhkan Keberadaan Kapal Isap Timah

Sabtu, 25 Januari 2020 09:19 WIB

Tim operasi khusus Bakamla RI dengan Kapal patroli KN Bintang Laut-401 berhasil mengamankan satu kapal timah yang diduga melakukan kegiatan isap pasir timah tanpa dilengkapi dokumen. (sumber: Bakamla)

TEMPO.CO, Pangkalpinang - Ratusan kelompok nelayan Pangkalarang, Kota Pangkalpinang mengeluhkan keberadaan puluhan Kapal Isap Produksi (KIP) timah yang bersandar di sepanjang alur muara Pelabuhan Pangkalbalam. Alur muara yang jadi lokasi parkir KIP tersebut telah membuat nelayan kesulitan mencari nafkah akibat lokasi yang sempit dan rusaknya alat tangkap nelayan.

Salah satu nelayan Pangkalarang, Haryanto mengatakan keberadaan KIP tersebut sudah sangat mengganggu nelayan kecil yang mencari nafkah di muara pelabuhan. "Kapal isap yang parkir di kiri kanan alur sungai sudah mencapai 22 unit. Ini membuat kita kesulitan karena alur sungai Pangkalbalam yang memang sudah sempit sekarang bertambah sempit. Saat air pasang kita kesulitan beraktivitas memasang jaring ikan, kepiting dan alat pancing," ujarnya kepada wartawan, Jumat, 24 Januari 2020.

Haryanto menuturkan sejumlah alat tangkap nelayan mengalami kerusakan semenjak keberadaan KIP tersebut. Nelayan, kata dia, sudah berusaha melaporkan persoalan tersebut ke pihak terkait tapi belum ada tindak lanjut.

"Kita mau ke kapal percuma juga karena yang disana pekerja dari Thailand. Tidak paham bahasanya. Kondisi ini sudah empat tahun dan makin banyak setiap musim angin kencang. Parkirnya mulai dari dok kapal sampai ke muara. Kiri kanan KIP semua," kata Haryanto.

Haryanto menuturkan para nelayan menuntut agar seluruh KIP tersebut disingkirkan agar nelayan bisa beraktivitas normal mencari nafkah. Selain itu, kata dia, dikhawatirkan akan menimbulkan konflik yang lebih besar jika dibiarkan.

Advertising
Advertising

"Saya saja rugi Rp 600 ribu karena alat tangkap rusak. Bahkan ketika melaut, pendapatan turun hingga Rp 50 ribu per hari. Bukannya tidak berusaha. Tapi wilayah tangkap kita dipenuhi KIP semua. Mereka harus disingkirkan. Apalagi beberapa pohon mangrove rusak di sekitar wilayah tangkap kita nelayan kecil ini," kata Haryanto.

Ketua Kelompok Nelayan Pangkalarang Obie Ardi mengatakan saat ini terdapat 64 nelayan kecil yang terdampak akibat sandarnya KIP timah. Untuk itu, ia meminta pihak terkait dapat bertindak cepat untuk menyelesaikan persoalan ini. "Setiap ada penyuluhan dari DKP (Dinas Kelautan Perikanan) sering kita sampaikan. Namun tidak ada tindakan. Total nelayan Pangkalarang ini 159 orang. 64 orang diantaranya adalah nelayan kecil. Kita harapkan secepatnya kapal isap ini disingkirkan," ujarnya.

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

11 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

14 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

14 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

18 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

19 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

25 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

29 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

37 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

46 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

49 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya