Imigrasi Sebut Sudah Beritahu Soal Harun Masiku, Ini Kata KPK

Kamis, 23 Januari 2020 11:36 WIB

Laki-laki yang diduga Harun Masiku melintas di selasar Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 7 Januari 2020 pukul 17.15 WIB. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Ali Fikri menanggapi pernyataan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM yang menyebut sudah memberitahu KPK soal keberadaan tersangka suap Harun Masiku sebelum konferensi pers pada Rabu, 22 Januari 2020.

"Karena kan kami terus melakukan koordinasi, melakukan komunikasi, tetap karena hubungan baik dengan Imigrasi. Informasi dari Imigrasi juga yang didapat, sama dari teman-teman media," kata Ali di Gedung Merah Putih pada Rabu malam, 22 Januari 2020.

Imigrasi akhirnya mengakui bahwa Harun Masiku telah berada di Indonesia sejak 7 Januari lalu. Sebelumnya, Imigrasi menginformasikan Harun pergi ke Singapura pada 6 Januari dan belum kembali. Baru 15 hari kemudian, Imigrasi menyebut kader PDIP itu telah pulang sehari sebelum OTT KPK terkait kasus suap Komisioner KPU Wahyu Setiawan pada 8 Januari lalu dilakukan.

Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Kemenkumham Bambang Wiyono sebelumnya mengatakna pihaknya sudah menginformasikan kepulangan Harun kepada KPK. "Sudah kami informasikan (sebelum hari ini). Jangan dikira kami menyembunyikan atau menghalang-halangi pelaksanaan penegakan hukum," ujarnya.

Bambang menerangkan Imigrasi sudah mengetahui kepulangan Harun Masiku via Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa, 7 Januari 2020, sebelum pengumuman pada Rabu lalu. "Jangan sampai salah informasi," kata dia. Meski begitu, dia tak mau menyebutkan kapan tepatnya data soal Harun Masiku disampaikan ke KPK.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Direktur Jenderal Imigrasi Ronny F. Sompie mengatakan tak ada unsur kesengajaan terkait informasi soal keberadaan Harun Masiku. Ia menyebut ada keterlambatan pada sistem informasi keimigrasian. "(Keterlambatan) ini tak lazim terjadi, tapi kalau mati lampu di Bandara Soekarno-Hatta, itu pernah. Apakah ini ada hubungannya atau tidak, kami lakukan pendalaman," kata dia.

Jika penundaan dibukanya informasi Harun Masiku itu terdapat unsur kesengajaan atau kelalaian, kata Ali, maka pihaknya membutuhkan waktu untuk mengkaji lebih dalam.

"Apakah nanti kemudian di sana ada unsur kesengajaan atau unsur yang lalai ataupun yang lainnya tentunya perlu pendalaman dulu ke sana. Ini bukan masalah bohong-dibohongi. Kami punya kerja sama yang baik dengan Imigrasi," kata Ali.

Ali mengatakan KPK belum memandang bahwa Imigrasi berbohong. Yang jelas, menurut dia, KPK menjalin hubungan yang baik dengan imigrasi. Oleh karena itu, Imigrasi menjadi salah satu sumber informasi keberadaan Harun.

Terkait dugaan perintangan penyidikan yang dilakukan imigrasi, KPK juga mengaku pihaknya belum memandang sejauh itu. "Kami belum masuk sampai ke sana karena kami hanya menerima informasi dari pihak imigrasi bahwa saat itu keberadaannya ada di luar negeri. Bahwa pada hari ini kemudian ternyata tidak demikian informasinya, yang jelas kami langkah-langkah strategisnya tidak hanya informasi dari Imigrasi," kata Ali.

Berita terkait

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

1 jam lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

5 jam lalu

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

KPK menangkap Abdul Gani Kasuba beserta 17 orang lainnya dalam operasi tangkap tangan atau OTT di Malut dan Jakarta Selatan pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Babak Baru Konflik KPK

10 jam lalu

Babak Baru Konflik KPK

Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

10 jam lalu

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

KPK telah menetapkan bekas Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan bekas Sekda Bandung Ema Sumarna sebagai tersangka kasus suap proyek Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

11 jam lalu

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto menganggap Nurul Ghufron tak penuhi syarat lagi sebagai pimpinan KPK. Insubordinasi melawan Dewas KPK.

Baca Selengkapnya

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

12 jam lalu

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor mengajukan praperadilan ke PN Jakarta selatan. Dua kali mangkir dari pemeriksaan KPK.

Baca Selengkapnya

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

15 jam lalu

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana praperadilan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

20 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

2 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya