Akhir Riwayat Singkat Keraton Agung Sejagat

Reporter

Jamal A Nashr

Editor

Amirullah

Rabu, 15 Januari 2020 16:27 WIB

Publik tengah dihebohkan dengan kemunculan sekelompok orang yang berdandan ala kerajaan keraton di Purworejo, Jawa Tengah yang dinamakan Keraton Agung Sejagad. Kemunculan Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya yang digelar pada 10 hingga 12 Januari 2020. ANTARA/dok. pribadi

TEMPO.CO, Semarang - Riwayat Keraton Agung Sejagat harus berhenti setelah dua pimpinannya diamankan Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Raja Kraton Agung Sejagat Toto Santoso beserta Permaisuri Fanni Aminadia ditangkap polisi di daerah Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa, 14 Januari 2020.

Keduanya diduga melakukan praktik penipuan melalui kerajaan yang mereka dirikan. "Sejak kemarin pukul 16.00 telah ditetapkan sebagai tersangka," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel di kantornya, Rabu, 15 Januari 2020.

Menurut Rycko, bukti penipuan oleh pasangan yang mengaku sebagai raja dan ratu itu berupa penarikan iuran kepada warga yang bergabung Keraton Agung Sejagat. Masyarakat dijanjikan akan terhindar dari malapetaka apabila bergabung menjadi pengikut.

Iming-iming gaji yang tinggi bila menjadi pangikut Keraton Agung Sejagat juga dijanjikan kedua tersangka. "Sehingga orang tertarik menjadi pengikutnya," sebut Rycko. Dalam pemerintahan keraton, para pengikut juga dijanjikan akan mendapat jabatan struktural.

Guna meyakinkan para pengikutnya, Toto mengaku sebagai keturunan Raja Mataram. Dia juga mengklaim menerima wangsit dari leluhurnya untuk melanjutkan Raja Mataram. Dalam wangsit itu juga disebutkan lokasi pendirian kerajaan di Desa Pogung Juru Tengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo.

Advertising
Advertising

Toto juga mengantongi kartu yang diklaim diterbitkan oleh United Nations. "Untuk meyakinkan kredibilitas sebagai raja," ucap Rycko. Belakangan, sejumlah kartu yang dimiliki Toto ternyata palsu. Kartu itu sengaja dibuat untuk meyakinkan pengikut Keraton Agung Sejagat.

Rycko mengungkapkan, polisi telah menilai berbagai aspek fenomena kerajaan baru itu sebelum menangkap tersangka. Aspek yang menjadi pertimbangan aparat yaitu filosofi, ideologi, fakta sejarah, dan kondisi sosial masyarakat sekitar pendirian keraton.

Keraton Agung Sejagat baru saja merayakan ulang tahun untuk pertama kali sejak didirikan 2018. Mereka menggelar deklarasi pendirian keraton pada 29 Desember 2019, kirab budaya pada 10 Januari 2020, dan sidang keraton pada 12 Januari 2010. "Sidang keraton sekaligus rilis media," ungkap jenderal bintang dua tersebut.

<!--more-->

Menurut Rycko, Toto dan Fanni yang mengaku sebagai raja dan ratu bukan pasangan suami-istri. Berdasarkan identitas yang dikantongi polisi, Toto berasal dari Ancol, Jakarta Utara; dan Fanni beralamat Pancoran Jakarta Selatan.

Mereka hanya bisa menunduk ketika dihadapkan di depan wartawan dalam jumpa pres yang digelar Polda Jateng. Keduanya memakai baju warna biru bertuliskan tahanan. Fanni masih mengenakan bawahan kain jarik. Wanita yang bergelar "ratu" itu menangis mendengar keterangan polisi.

Kedua tersangka diduga berbagi tugas dalam menjalankan roda pemerintahan kerajaannya. "Menurut keterangan raja, yang merancang pakaian kerajaan ratunya," ujar Kabid Humas Polda Jateng Komisaris Besar Iskandar Fitriana Sutisna.

Menurut dia, saat ini pengikut Keraton Agung Sejagat mencapai 450. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Para pengikut tertarik karena iming-iming gaji yang besar dan jabatan di keraton pimpinan Toto.

Tak sedikit uang yang disetor pengikut Keraton Agung Sejagat. Mereka membayar mulai Rp 3 juta sampai Rp 30 juta. Besaran uang yang dibayarkan sesuai jabatan yang bakal diemban di struktur pemerintahan keraton. "Yang membayar Rp 30 juta sampai sekarang belum mendapat apa-apa," ucap Iskandar.

Posisi yang dijanjikan oleh Toto mulai pejabat setingkat menteri, gubernur, hingga lurah. Menurut Iskandar, ada 13 kementerian di struktur pemerintahan Keraton Agung Sejagat. "Termasuk ada militer," kata dia.

Iskandar mengungkapkan, pasal yang dikenakan kepada tersangka tidak hanya penipuan saja. Pasalnya, dari barang bukti yang diamankan ditemukan juga senjata. Sebanyak 72 macam barang bukti telah disita polisi dari Keraton Agung Sejagat.

Barang bukti itu berupa uang tunai Rp 16.101.000, sejumlah laptop, alat cetak, sejumlah ponsel, puluhan dokumen, puluhan kartu, sejumlah senjata, pakaian kerajaan, bendera kerajaan, foto, rekening berbagai bank, dan lainnya.

Berita terkait

Kata Ketua Kompolnas Mengenai Peningkatan Profesionalitas Polri

3 jam lalu

Kata Ketua Kompolnas Mengenai Peningkatan Profesionalitas Polri

Ketua Kompolnas: Polri perlu didukung dalam profesionalismenya sesuai dengan rencana strategis Polri dan dalam koridor program prioritas pemerintah

Baca Selengkapnya

Presiden Prabowo Subianto Lantik Komisioner Kompolnas Baru,

6 jam lalu

Presiden Prabowo Subianto Lantik Komisioner Kompolnas Baru,

Budi Gunawan resmi menjabat sebagai Ketua Kompolnas periode 2024-2028.

Baca Selengkapnya

Ketua Kompolnas Budi Gunawan: Polri Perlu Didukung untuk Bantu Program Prioritas Pemerintah

9 jam lalu

Ketua Kompolnas Budi Gunawan: Polri Perlu Didukung untuk Bantu Program Prioritas Pemerintah

Ketua Kompolnas Budi Gunawan menyebut Polri perlu diberdayakan dan terus dibangun.

Baca Selengkapnya

Polri Akan Rekrut 600 Personel untuk Ketahanan Pangan dan Membantu Makan Bergizi Gratis

1 hari lalu

Polri Akan Rekrut 600 Personel untuk Ketahanan Pangan dan Membantu Makan Bergizi Gratis

Polri menyatakan 600 personel itu nantinya akan menyiapkan dan membantu ketahanan pangan dan pemenuhan makan bergizi gratis.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kehutanan Segera Susun MoU Baru dengan Polri untuk Penegakan Hukum

1 hari lalu

Kementerian Kehutanan Segera Susun MoU Baru dengan Polri untuk Penegakan Hukum

Menteri Kehutanan Raja Juli menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk penyusunan MoU penegakan hukum di masalah kehutanan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Pegawai Kementerian Komdigi Pasang Badan untuk 1.000 Situs Judi Online, Segini Keuntungannya

1 hari lalu

Serba-serbi Pegawai Kementerian Komdigi Pasang Badan untuk 1.000 Situs Judi Online, Segini Keuntungannya

Pegawai Kementerian Komdigi diduga terlibat kasus judi online. Tak kurang 1.000 situs judi online dijaga agar tak diblokir. Berapa keuntungannya?

Baca Selengkapnya

Polri Tangkap 3 Tersangka Baru Kasus Judi Online Sindikat Cina, Dua Masih DPO

3 hari lalu

Polri Tangkap 3 Tersangka Baru Kasus Judi Online Sindikat Cina, Dua Masih DPO

Pada 8 Oktober lalu, Bareskrim Polri sudah menangkap 7 tersangka dalam kasus situs judi online sindikat Cina 8787 Slotini.

Baca Selengkapnya

OJK dan Polri Buru Eks CEO Investree Adrian Gunadi yang Diduga di Luar Negeri

5 hari lalu

OJK dan Polri Buru Eks CEO Investree Adrian Gunadi yang Diduga di Luar Negeri

Otoritas Jasa Keuangan terus memburu eks CEO PT Investree Radika Jaya (Investree) Adrian Asharyanto Gunadi yang diduga berada di luar negeri. Bekas pucuk pimpinan perusahaan pinjaman online (pinjol) itu diduga menghimpun dana tanpa izin atau tindak pidana di sektor jasa keuangan.

Baca Selengkapnya

Polri akan Rekrut 600 Orang untuk Program Ketahanan Pangan, Pendaftaran Dibuka Desember

5 hari lalu

Polri akan Rekrut 600 Orang untuk Program Ketahanan Pangan, Pendaftaran Dibuka Desember

Sosialisasi rekrutmen personel ketahanan pangan Polri dilakukan November dan mulai dibuka pendaftaran pada Desember.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Ada 6 Peraih Adhi Makayasa di Kabinet Merah Putih

10 hari lalu

Prabowo Ungkap Ada 6 Peraih Adhi Makayasa di Kabinet Merah Putih

Presiden Prabowo merasa beruntung atas peran para lulusan terbaik akademi militer dari matra TNI dan Polri yang memperkuat Kabinet Merah Putih.

Baca Selengkapnya