Publik tengah dihebohkan dengan kemunculan sekelompok orang yang berdandan ala kerajaan keraton di Purworejo, Jawa Tengah yang dinamakan Keraton Agung Sejagad. Kemunculan Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya yang digelar pada 10 hingga 12 Januari 2020. ANTARA/dok. pribadi
TEMPO.CO, Semarang - Raja Keraton Agung Sejagad di Purworejo Toto Santoso diduga menjanjikan sejumlah posisi pemerintahan kepada para pengikutnya.
Toto menawarkan posisi mulai sari menteri sampai lurah di lingkungan Keraton Agung sejagad. Namun, posisi tersebut tak diberikan secara cuma-cuma.
Menurut polisi, para pengikutnya harus menyetor uang terlebih dahulu kepada Toto.
"Dimintai uang Rp 3 juta sampai Rp 30 juta," ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Iskandar Fitriana Sutisna hari ini, Rabu, 15 Januari 2020, di kantornya.
Iskandar menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, Uang tersebut untuk membayar seragam. Besaran uang disesuaikan dengan posisi yang diinginkan di Keraton Agung Sejagad.
Saat ini sudah sekitar 400 orang mendaftar menjadi pengikut Keraton Agung Sejagad.
Tak hanya dijanjikan jabatan "strategis," para pengikut Keraton Agung Sejagad juga dijanjikan bakal mendapat gaji bulanan dalam mata uang dolar.
"Mereka diiming-imingkan gaji dalam bentuk dolar dan jabatan struktural di keraton. Ada posisi 13 menteri sampai lurah yang dijanjikan," tutur Iskandar.
Polisi menangkap Toto bersama Ratu Keraton Agung Sejagad, Fanni Aminadia, berdasarkan laporan dari masyarakat.
Kedua pimpinan Keraton Agung Sejagad tengah diperiksa di Kantor Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah.
Iskandar mengatakan polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa uang tunai, alat cetak, foto, seragam, bendera, dan berbagai senjata keraton.
Profil Teuku Riefky Harsya, Wajah Baru di Kementerian Prabowo
8 hari lalu
Profil Teuku Riefky Harsya, Wajah Baru di Kementerian Prabowo
Pria kelahiran Jakarta, 28 Juni 1972 itu menyatakan bahwa ia bisa menjamin sinergitas di antara kementerian yang ia pimpin dengan Kementerian Pariwisata yang merupakan pecahan lain dari Kemenparekraf.