Yel Islam Yes Kafir No, Siti Ruhaini KSP: Publik Jangan Diam

Rabu, 15 Januari 2020 09:26 WIB

Siti Ruhaini Dzuhayatin. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Siti Ruhaini Dzuhayatin, menyayangkan yel-yel Islam yes kafir no yang diajarkan oleh pembina Pramuka SD Timuran, Prawirotaman, Kota Yogyakarta.

Siti Ruhaini mengajak masyarakat tidak diam dan mengembalikan Yogyakarta menjadi nyaman, egaliter, inklusif, dan toleran.

“Masyarakat enggak boleh diam, semua perlu bergerak kembalikan Yogya yang nyaman,” kata Siti ketika dihubungi Tempo, Selasa malam, 14 Januari 2020.

Siti juga Dosen Sosiologi Hukum, Hukum dan HAM, Hukum dan Gender Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Yogyakarta, menurut dia, menjadi barometer toleransi sehingga semua orang perlu bertanggungjawab terhadap sikap-sikap yang intoleran.

Advertising
Advertising

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, pejabat di bawah gubernur, dan masyarakat punya tanggung jawab untuk mengatasi persoalan itu.

Protes wali murid terhadap yel-yel itu, Tenaga Ahli KSP Bidang Keagamaan Internasional tersebut menggambarkan kesadaran sosial yang tumbuh.

Media sosial pun menjadi ruang yang penting untuk menyuarakan ketidaknyamanan itu.

Penyebutan kafir untuk non-Muslim sangat mengganggu dan membuat tidak nyaman. Siti menyebut dalam tradisi agama Kristen, kafir punya makna yang lebih buruk dan sensitif.

Sebaliknya buat orang Islam, gembala yang sesat juga sangat sensitif. “Dua-duanya sangat sensitif, jadi jangan dipakai. Butuh negosiasi untuk sampai pada titik temu."

Menurut Siti, di tengah kompleksitas kehidupan Indonesia, orang tidak perlu menggunakan stigmatisasi yang buruk pada agama yang berbeda. Lebih baik menonjolkan hal-hal yang baik, misalnya mengajarkan anak untuk saling tolong-menolong dan kemanusiaan.

Di Yogyakarta, seorang pembina Pramuka dari Gunungkidul mengajarkan tepuk dengan kata Islam yes, kafir no di akhir tepuk dalam pelatihan di SD Timuran, Prawirotaman, Kota Yogyakarta, pada Jumat lalu, 10 Januari 2020.

“Islam yes, kafir no." Video tentang yel-yel rasis tersebut beredar di sejumlah grup WhatsApp dan media sosial.

Pembina Pramuka itu telah meminta maaf setelah salah satu wali murid memprotes.

Berita terkait

Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

5 hari lalu

Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

Uzbekistan, tempat kelahiran Imam Bukhari, seorang periwayat hadis yang dihormati.

Baca Selengkapnya

7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

12 hari lalu

7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

Kiprah sejumlah influencer mualaf ikut mewarnai penyebaran Islam di Korea

Baca Selengkapnya

Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

12 hari lalu

Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

Jauh sebelum viralnya infuencer Mualaf seperti Daud Kim, Islam masuk ke Korea sejak tahun 1950-an.

Baca Selengkapnya

Kongres Pemuda Indonesia Laporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya atas Kasus Penistaan Agama

13 hari lalu

Kongres Pemuda Indonesia Laporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya atas Kasus Penistaan Agama

Ketua Kongres Pemuda Indonesia atau KPI Jakarta Sapto Wibowo Sutanto melaporkan pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya pada 19 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sebut Serangan ke Israel sebagai Pertahanan Diri yang Sah, Ini Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi

19 hari lalu

Sebut Serangan ke Israel sebagai Pertahanan Diri yang Sah, Ini Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi

Y.M. Seyyed Ebrahim Raisi atau lebih dikenal sebagai Ebrahim Raisi merupakan seorang politikus konservatif dan prinsipil Iran serta ahli hukum Islam.

Baca Selengkapnya

Simpang Siur Identitas Penyerang Australia, Sempat Dikira Ekstremis Yahudi dan Islam

19 hari lalu

Simpang Siur Identitas Penyerang Australia, Sempat Dikira Ekstremis Yahudi dan Islam

Berbagai akun X dengan banyak pengikut menuduh pelaku penusukan di Australia sebagai ekstremis Islam atau Yahudi

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Filosofi Ketupat, Makanan yang Identik dengan Lebaran

25 hari lalu

Sejarah dan Filosofi Ketupat, Makanan yang Identik dengan Lebaran

Ketupat memiliki sejarah yang panjang selain identik dengan hari raya Idul Fitri atau Lebaran.

Baca Selengkapnya

Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

39 hari lalu

Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

Beberapa pasang kaus kaki bertuliskan "Allah" dijual di salah satu toko KK Super Mart, sehingga memicu kemarahan publik Malaysia

Baca Selengkapnya

Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

40 hari lalu

Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

Kata Islamofobia sudah lama menjadi sorotan para akademikus dan pemerhati studi Islam

Baca Selengkapnya

KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

40 hari lalu

KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

Dubes RI untuk Austria mengadakan acara buka puasa bersama dengan organisasi-organisasi Islam dan 200 WNI di Wina.

Baca Selengkapnya