Nasdem Anggap Pemilu Coblos Gambar Melanggengkan Oligarki

Selasa, 14 Januari 2020 08:15 WIB

Ilustrasi Pemilu. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Nasdem menolak gagasan pemilihan legislatif dengan sistem proporsional tertutup. Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat dari Nasdem, Saan Mustopa mengatakan, partainya menilai sistem proporsional terbuka yang berlaku saat ini masih yang terbaik.

"Nasdem tetap ingin proporsional terbuka karena hari ini, itu yang terbaik dalam sistem pemilu kita," kata Saan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 13 Januari 2020.

Gagasan sistem proporsional tertutup dalam pileg ini mencuat dari hasil Rapat Kerja Nasional I Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan akhir pekan lalu. PDIP menyatakan bakal menindaklanjuti usulan tersebut saat pembahasan revisi Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Saan mengemukakan sejumlah alasan Nasdem menolak sistem proposional tertutup. Pertama, dia menilai sistem tersebut akan membuat partai sangat berkuasa.

"Sistem proporsional tertutup itu, pertama melanggengkan oligarki partai. Yang kedua, ada kesenjangan antara anggota legislatif dan konstituennya," kata Saan.

Advertising
Advertising

Dalam sistem proporsional tertutup, pemilih hanya akan mencoblos gambar partai dan tidak bisa memilih langsung calon legislator yang diinginkannya. Lolosnya caleg ke Senayan juga bukan berdasarkan perolehan suara terbanyak, melainkan merujuk nomor urut yang ditetapkan partai.

Dengan kata lain, caleg yang bertengger di urutan pertama sudah pasti menjadi prioritas lolos ke Senayan. Sistem tersebut berbeda dengan yang berlaku menurut UU Pemilu saat ini di mana pemilih bisa mencoblos langsung caleg yang diinginkan. Lolosnya caleg ke Senayan pun berdasarkan perolehan suara terbanyak.

Saan menilai sistem proporsional tertutup hanya menguntungkan partai politik, tetapi masyarakat tidak diberi pilihan. Kontestasi di internal partai pun dinilai akan menjadi kurang dinamis. Sebab caleg yang menempati nomor gemuk cenderung berpikir tak ada gunanya bekerja keras untuk lolos pileg. Caleg juga dianggap akan kurang memiliki kedekatan dengan konstituen karena partailah yang bakal lebih berperan dalam kampanye.

Menurut Saan, sistem proporsional terbuka saat ini masih tepat dan bisa mewakili kepentingan dua pihak, baik parpol maupun masyarakat. Partai politik tetap memiliki kewenangan dalam menentukan nomor urut caleg, sedangkan masyarakat tetap bisa memilih caleg secara langsung.

"Dua kepentingan istilahnya terwakili, terjawab kalau pakai sistem proporsional terbuka," ujar Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai Nasdem ini.

Berita terkait

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

2 jam lalu

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

PKS dan Golkar akan berkoalisi di Pilkada Depok dengan mengusung pasangan Imam Budi Hartono - Ririn Farabi A Rafiq. NasDem dikabarkan akan bergabung.

Baca Selengkapnya

Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

6 jam lalu

Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

Rencana Prabowo membentuk presidential club didukung oleh Gibran. Ia mengatakan pembentukan klub itu untuk menyatukan para pemimpin negeri ini.

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

10 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

10 jam lalu

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

Khofifah menaakui menjalin komunikasi dengan PDIP. Namun ia mengatakan, belum pasti partai itu memberikan rekomendasi dukungan.

Baca Selengkapnya

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

10 jam lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

13 jam lalu

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

Teguh Prakosa memastikan bakal ikut serta dalam Pilkada 2024 sebagai calon wali kota Solo. Berikut rekam jejak pria yang sempat mendampingi Gibran.

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

14 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

15 jam lalu

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

Teguh Prakosa akan menyerahkan syarat pendaftaran tahap penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota di PDIP Kota Solo pada 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 hari lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya