Pengamat Militer Dukung Prabowo Bangun Pangkalan di Natuna

Senin, 13 Januari 2020 17:59 WIB

Kapan Coast Guard China memotong haluan KRI Usman Harun pada jarak sekitar 55 meter saat patroli mendekati kapal nelayan Cina yang tengah menjaring ikan di perairan Pulau Natuna, Sabtu, 11 Januari 2020. Dalam patroli tersebut TNI AL menemukan 6 kapal Coast Guard China, 1 kapal pengawas perikanan Cina, dan 49 kapal nelayan pukat asing. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai rencana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk membangun pangkalan militer di Natuna dan wilayah perbatasan lain, cukup tepat.

Ia menyebut saat ini, sebagai negara kepulauan, Indonesia belum memiliki penjagaan yang baik di wilayah perbatasan, khususnya di laut.

"Dalam konteks upaya penegakan kedaulatan, kehadiran pangkalan militer sebenarnya masuk akal tapi tentu saja harus direncanakan dengan matang dan mempertimbangkan betul proyeksi potensi ancaman dan kondisi obyektif," kata Khairul saat dihubungi Tempo, Senin, 13 Januari 2020.

Ia mengatakan rencana meningkatkan kekuatan dan kemampuan pangkalan, sebenarnya sudah ada. Selama ini, rencana ini tersendat karena keterbatasan anggaran yang menyebabkan prioritas-prioritas harus dikoreksi.

Karena itu, ia menilai rencana Prabowo ini sebenarnya ada dalam konteks yang lebih besar. Khairul menegaskan penguatan perbatasan ini, bukan dilakukan karena kasus adanya pelanggaran perbatasan oleh Kapal milik pemerintah Cina di Natuna yang terjadi belakangan.

Advertising
Advertising

"Pangkalan militer di daerah-daerah terluar diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penjagaan perbatasan. Bukan dengan alasan-alasan reaktif yang terkait kasus per kasus," kata Khairul.

Sejauh ini, Khairul mengatakan kondisi perairan teritorial Indonesia sebagian besar tak terjaga dengan baik. Hal ini berarti wilayah rawan. Namun, ia menilai tak ada ancaman militeristik.

"Mayoritas adalah gangguan keamanan, pelanggaran-pelanggaran hukum dan kejahatan di laut yang dilakukan oleh entitas sipil," kata Khairul.

Meski begitu, Khairul mengatakan setiap aksi militer di perbatasan, berpotensi menimbulkan kesalahpahaman, gesekan, dan krisis. Namun, rencana pembangunan pangkalan di perbatasan ini tak perlu dibayangkan terlalu jauh. Selain untuk mengantisipasi gesekan, pangkalan militer tetap dibutuhkan di perbatasan.

"Kita memang harus membangun kekuatan yang mampu menggigit, meskipun yang akan dilakukan hanyalah menggonggong di pagar," kata Khairul.

Berita terkait

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

4 jam lalu

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan posisi partainya yang mendukung pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

4 jam lalu

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

Gibran rencana Prabowo yang akan melibatkan ketua parpol dan tokoh senior, tak terkecuali Ketua Umum PDIP Megawati dalam menyusun kabinet

Baca Selengkapnya

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

8 jam lalu

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

Cak Imin menyerahkan 8 agenda perubahan itu kepada Prabowo saat Ketua Umum Gerindra itu mengunjungi Kantor DPP PKB.

Baca Selengkapnya

PDIP Berharap Putusan PTUN Jadi Pertimbangan MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran

9 jam lalu

PDIP Berharap Putusan PTUN Jadi Pertimbangan MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran

Kata PDIP soal upaya gugatan di PTUN.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

10 jam lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

12 jam lalu

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

Prabowo mengenakan baret merah saat menghadiri peringatan HUT Kopassus ke-72. Apa arti baret merah?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

13 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

13 jam lalu

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

Prabowo dan Mayor Teddy kenakan baret merah saat hadiri upacara HUT ke-72 Kopassus. Siapa saja yang boleh mengenakan baret ini?

Baca Selengkapnya

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

13 jam lalu

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

Pengamat memperkirakan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan gemuk karena pasangan ini mencoba merangkul partai pesaing masuk dalam koalisi

Baca Selengkapnya

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

23 jam lalu

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

Pakar menilai kabinet koalisi Prabowo yang besar akan menguntungkan bagi pemerintahan, tetapi jadi indikasi lumpuhnya check and balances di parlemen

Baca Selengkapnya