Guyon Cak Lontong soal Banjir di Penutupan Rakernas PDIP

Senin, 13 Januari 2020 08:20 WIB

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (kiri) berbincang dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) dan Ketua DPP PDIP bidang Hukum, HAM, dan Perundang- undangan Yasonna H Laoly di sela penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP di Jakarta, Minggu, 12 Januari 2020. Dalam Rakernas ini juga menghasilkan rekomendasi, di antaranya komitmen PDIP dalam membumikan ideologi Pancasila, menjaga NKRI dan kebinekaan, kedaulatan wilayah serta ekonomi. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah komedian tampil di penutupan Rapat Kerja Nasional I Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Ahad malam, 12 Januari 2020 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyaksikan ini dengan didampingi oleh putranya, Prananda Prabowo, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Lakon yang dibawakan itu menyinggung soal tema Rakernas I PDIP, di antaranya soal kejayaan rempah-rempah di masa lampau dan tanggap bencana.

Pelawak Cak Lontong yang tampil bersama Marwoto dan Akbar (komika) menghibur peserta Rakernas dengan guyonan soal banjir. Dalam kelakarnya, Cak Lontong menyinggung soal naturalisasi, normalisasi, dan dana banjir yang dipotong untuk membeli lem.

"Dana banjir saya kurangi memang. Kamu tahu untuk apa?" tanya Cak Lontong mengenakan kostum seolah-olah bangsawan kolonial dari Eropa.

Marwoto menyahut. "Enggak."

Advertising
Advertising

"Beli lem," kata Cak Lontong, disambut gelak tawa penonton.

Cak Lontong melanjutkan lawakannya dengan menyinggung soal naturalisasi dan normalisasi. Pria bernama asli Lies Hartono ini mengatakan, kedua kata memiliki kesamaan.

"Jangan dikira bukan saya yang sebabkan banjir. Ini harus saya jelaskan beda antara naturalisasi dan normalisasi.

"Beda, naturalisasi, normalisasi, beda, walaupun ada persamaannya," kata dia.

"Apa?" tanya pelawak Akbar.

"Sasi," jawab Cak Lontong, lagi-lagi disambut tawa kader PDIP yang menonton.

Marwoto menyambung, "Ah enggak bisa, naturalisasi, normalisasi, saya enggak tahu. Yang penting kerjakan."

"Itu masalahnya. Kerjakan? Nah saya enggak bisa kerja. Lah saya enggak bisa disalahkan, wong saya enggak kerja apa-apa," kata Cak Lontong. Penonton tertawa kencang mendengar guyon ini.

Setelah lakon ini, politikus PDIP Aria Bima dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membacakan puisi karya Bung Karno berjudul "Aku Melihat Indonesia". Pentas ini ditutup dengan narasi Butet Kertaradjasa yang mengaitkan lakon dengan tema Rakernas PDIP.

Acara penutupan ini diakhiri dengan Tarian Gemu Famire atau yang dikenal dengan Maumere dari Nusa Tenggara Timur. Hasto, Prananda, dan Yasonna bangkit dari kursinya untuk ikut berjoget.

Seusai menyampaikan keterangan tentang rekomendasi hasil Rakernas I PDIP, Hasto mengajak semua pihak untuk menutup Rakernas tersebut dengan gembira.

"Teman-teman kami undang semua untuk tertawa di malam kebudayaan juga sekaligus melakukan perenungan betapa indahnya Nusantara kita di dalam atraksi kebudayaan oleh Mas Butet, Cak Lontong, dan kawan-kawan."

Berita terkait

Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

9 jam lalu

Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

Rencana Prabowo membentuk presidential club didukung oleh Gibran. Ia mengatakan pembentukan klub itu untuk menyatukan para pemimpin negeri ini.

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

13 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

13 jam lalu

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

Khofifah menaakui menjalin komunikasi dengan PDIP. Namun ia mengatakan, belum pasti partai itu memberikan rekomendasi dukungan.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

16 jam lalu

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

Teguh Prakosa memastikan bakal ikut serta dalam Pilkada 2024 sebagai calon wali kota Solo. Berikut rekam jejak pria yang sempat mendampingi Gibran.

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

17 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

18 jam lalu

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

Teguh Prakosa akan menyerahkan syarat pendaftaran tahap penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota di PDIP Kota Solo pada 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 hari lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

2 hari lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

2 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

2 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya