Suara Harun Masiku Pernah Diperjuangkan SBY ke MK pada 2014

Reporter

Dewi Nurita

Kamis, 9 Januari 2020 18:30 WIB

Seorang aktivis memainkan Barongsai saat menggelar aksi damai membawa pesan TRI TURA (Tiga Tuntutan Rakyak) di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, (21/01). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta-Operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi pada Komisioner Komisi Pemilihan Umum Wahyu Setiawan diduga menyeret calon legislatif dari PDIP bernama Harun Masiku. Harun tak terpilih menjadi anggota DPR dalam pemilu legislatif 2019.

Caleg ini diduga akan menyuap Wahyu terkait pergantian antarwaktu di DPR. Ia disinyalir akan memberikan uang kepada Wahyu sebesar Rp 400 juta lewat dua orang perantara. Dia maju dari daerah pemilihan Sumatera Selatan I nomor urut 6. Dapil Sumatera Selatan I ini meliputi Kota Palembang, Musi Banyuasin, Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Kota Lubuklinggau.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron belum menjelaskan detail kasus dan orang-orang yang diduga terlibat dalam kasus Wahyu Setiawan. Ghufron mengatakan selain Wahyu, ada tiga orang yang ditangkap. Mereka berinisial HM, D, dan S.

"Penerima WS, suap lewat D dan S," kata Ghufron, Rabu kemarin, 8 Januari 2020. Saat ditanya apakah HM merujuk pada Harun Masiku, Ghufron mengatakan, "Kan bisa dilacak dari nama caleg."

Dari penelusuran Tempo, Harun merupakan eks kader Partai Demokrat. Pada 2014, dia maju sebagai calon anggota legislatif dari Demokrat untuk Dapil Sulawesi Selatan III yang meliputi Kabupaten TanaToraja dan Kabupaten Toraja Utara. Namun, dia juga gagal lolos ke Senayan.

Ketika itu Partai Demokrat diwakili Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Edhie Baskoro selaku pemohon menggugat ke Mahkamah Konstitusi dan melaporkan terjadi kecurangan dengan dugaan pengurangan perolehan suara pemohon atas caleg Harun Masiku dengan total suara sebesar 32.728.

Dalam permohonannya, Demokrat menyebut jika suara tersebut dikembalikan kepada pemohon, maka pemohon akan mendapatkan jumlah suara sebanyak 37.728 suara dan memenuhi ambang batas perolehan suara berdasarkan perhitungan sesuai perundangan yang berlaku.

Termohon dalam hal ini KPU membantah bahwa ada kecurangan di dapil tersebut. Menurut KPU, gugatan Demokrat mengenai perolehan suara Harun Masiku sangat mengada-ada dan sama sekali tidak benar kalau terjadi pengurangan suara karena suara pribadi yang diperoleh pemohon khusus untuk Kabupaten Tana Toraja sebanyak 649 suara.

Adapun suara total untuk Partai Demokrat di Kabupaten Tana Toraja hanya 12.387 dan untuk di Kabupaten Toraja Utara suara pribadi pemohon 2.887. Sehingga, menurut KPU, mustahil kalau suara pemohon di Kabupaten Tanah Toraja dikurangi oleh termohon sebagaimana dalam dalil permohonan pemohon.

Dikutip dari laman resmi MK, hakim konsitusi yang diketuai Hamdan Zoelva menolak permohonan Demokrat. "Permohonan pemohon sepanjang mengenai DPR RI Dapil Sulawesi Selatan III dan DPRD Kota Dapil Kota Makassar 5 tidak dapat diterima," begitu bunyi putusan MK yang diketok pada Senin, 23 Juni 2014.

DEWI NURITA

Berita terkait

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

2 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan SBY kepada Jakarta LavAni Allo Bank: Cetak Hattrick Gelar Juara di Proliga 2024

5 hari lalu

Pesan SBY kepada Jakarta LavAni Allo Bank: Cetak Hattrick Gelar Juara di Proliga 2024

Pembina Jakarta LavAni Allo Bank Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan para pemain agar menganggap semua laga Proliga 2024 layaknya final.

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

7 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Megawati akan Berkonflik Lama dengan Jokowi seperti SBY

8 hari lalu

Pengamat Sebut Megawati akan Berkonflik Lama dengan Jokowi seperti SBY

Pakar politik menjelaskan segala wacana pertemuan Jokowi dan Megawati usai Idul Fitri sulit untuk terwujud.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin jadi Jembatan bagi Jokowi, Megawati, dan SBY

8 hari lalu

Prabowo Ingin jadi Jembatan bagi Jokowi, Megawati, dan SBY

Juru Bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan bahwa watak Prabowo itu politik rekonsiliatif dan mempersatukan

Baca Selengkapnya

Proliga 2024: SBY Jamu 2 Pemain Asing dan Pelatih Jakarta LavAni Allo Bank, Netizen Memuji

9 hari lalu

Proliga 2024: SBY Jamu 2 Pemain Asing dan Pelatih Jakarta LavAni Allo Bank, Netizen Memuji

Langkah SBY menjamu dua pemain asingdan pelatih Lavani mendapat pujian dari netizen, dinilai akan berdampak positif bagi juara bertahan Proliga itu.

Baca Selengkapnya

Proliga 2024: SBY Berharap Duet Renan Buiatti dan Reza Beik Perkuat Pertahanan Jakarta LavAni

9 hari lalu

Proliga 2024: SBY Berharap Duet Renan Buiatti dan Reza Beik Perkuat Pertahanan Jakarta LavAni

Apa harapan pemilik klub Jakarta LavAni Allo Bank Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap Renan Buiatti dan Reza Beik di Proliga 2024?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

12 hari lalu

Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

Prabowo Subianto dinilai bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya

4 Poin Deddy Sitorus soal Rencana Jokowi Bertemu Megawati: Gimik Politik Murahan hingga Temui Anak Ranting PDIP

14 hari lalu

4 Poin Deddy Sitorus soal Rencana Jokowi Bertemu Megawati: Gimik Politik Murahan hingga Temui Anak Ranting PDIP

Deddy Sitorus PDIP menyebut rencana Jokowi bertemu Megawati itu hanyalah gimik politik murahan. Dia juga membandingkan Jokowi dengan SBY.

Baca Selengkapnya

Politikus PDIP Sebut Kesalahan Jokowi ke Megawati Lebih Banyak Dibandingkan SBY

14 hari lalu

Politikus PDIP Sebut Kesalahan Jokowi ke Megawati Lebih Banyak Dibandingkan SBY

Belum cukup sampai di situ, ucap Deddy, Jokowi juga menyalahgunakan kekuasaan dengan cawe-cawe saat pemilu dan menggunakan semua instrumen kekusaan.

Baca Selengkapnya