Lukman Hakim Bicara Konservatisme di Haul ke-10 Gus Dur

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 28 Desember 2019 21:00 WIB

Menteri Agama Lukman Hakim saat ditemui dalam acara pembukaan Mukernas PPP di Hotel Ledian, Serang, Banten pada Jumat, 19 Juli 2019.

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berbicara ihwal relasi agama dengan kebudayaan dan relasi kebudayaan dengan kemanusiaan dalam acara Haul ke-10 KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Masjid Jami Al-Munawaroh, Ciganjur, Sabtu, 28 Desember 2019.

Menurut Lukman, dia ketiban sampur menggantikan KH. Mustofa Bisri yang berhalangan hadir dalam acara itu. Dalam paparannya, Lukman menyebut agama, kebudayaan, dan kemanusiaan adalah tiga dimensi yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Kebudayaan, kata Lukman, merupakan wujud kemanusiaan. Bicara kemanusiaan, ujar dia, pasti juga bicara pokok-pokok ajaran agama. "Nah, oleh karenanya Gus Dur sering menyampaikan bahwa agama itu untuk memanusiakan manusia. Itulah hakikat agama," ujar Lukman.

Jika memahami relasi tiga dimensi ini, kata Lukman, semua potensi konflik bisa diredam. Tak akan ada perpecahan. Namun, kata Lukman, saat ini banyak yang tidak memahami relasi ketiganya sehingga konservatisme yang eksklusif dan ekstrim dalam beragama masih terjadi di Indonesia.

"Kondisi ini mengancam kehidupan integrasi bangsa. Kita perlu mewaspadai konservatisme eksklusif dan ekstrim yang memaksakan kehendak, kemudian menyalah-nyalahkan pihak yang tidak sama dengan dirinya dan menggunakan cara-cara kekerasan untuk memaksakan kehendak," ujar kader PPP ini.

Advertising
Advertising

Menurut Lukman, kondisi ini perlu mendapat perhatian serius. Konservatisme eksklusif dan ekstrem ini, ujar Lukman, terjadi karena gairah spiritualitas tidak diimbangi semangat keberagamaan

"Akibatnya, agama yang mestinya menentramkan menjadi mengancam. Agama yang mestinya disampaikan dengan santun, kemudian disampaikan dengan penuh kegarangan," ujar Lukman Hakim Saifuddin.

Untuk itu, kata Lukman, pendidikan agama semestinya fokus mengajarkan pokok-pokok ajaran agama yang berelasi dengan kemanusiaan dan kebudayaan. Kementerian Agama, ujar Lukman, di masa kepemimpinannya sudah mengusung moderasi beragama dan bukan moderasi agama.

"Mohon jangan disalahpahami, bukan agamanya yang dimoderasi, tapi cara kita beragama itu yang harus dimoderasi. Agama dari Tuhan sudah pasti sempurna, tapi cara kita memahami agama dan mengamalkan ajaran agama itu yang harus senantiasa dijaga pada jalurnya yang moderat," ujar Lukman.

Berita terkait

Inilah 3 Kapolri dengan Masa Jabatan Tersingkat

19 jam lalu

Inilah 3 Kapolri dengan Masa Jabatan Tersingkat

Ari Dono Sukmanto merupakan Kapolri yang menjabat paling singkat dalam sejarah kepolisian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jadi Presiden Kedua setelah Gus Dur Sambangi Kabupaten Muna

6 hari lalu

Jokowi Jadi Presiden Kedua setelah Gus Dur Sambangi Kabupaten Muna

Keterangan tertulis Sekretariat Presiden menyebut Jokowi disambut lautan masyarakat saat meninjau Pasar Laino Raha, Kabupaten Muna.

Baca Selengkapnya

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

7 hari lalu

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

Aksi mahasiswa UI menolak pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto. Berikut berbagai peristiwa mengiringi Reformasi 1998.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

9 hari lalu

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Apa kata para politikus PDIP?

Baca Selengkapnya

Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

9 hari lalu

Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

Setiap kabinet pemerintahan Indonesia mempunyai jumlah menteri relatif berbeda, mulai Gus Dur Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

40 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

47 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

48 hari lalu

Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

58 hari lalu

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

PPP salah satu partai terlama sejak Orde Baru, selain PDIP dan Golkar. Ini profil dan perolehan suara sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, 2024

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

11 Maret 2024

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya