Catatan 2019 untuk Jokowi: Hukum Jadi Alat Politik Jangka Pendek

Kamis, 19 Desember 2019 20:15 WIB

Foto "multiple exposure" istri mendiang pejuang HAM Munir, Suciwati saat menghadiri peringatan 15 tahun meninggalnya Munir di Jakarta, Sabtu, 7 September 2019. Hanya dua orang yang dihukum atas kematian Munir, yaitu pilot Garuda Pollycarpus Budihari Priyanto, dan Direktur Utama Garuda Indra Setiawan. ANTARA/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Studi Hukum dan Kebijakan atau PSHK menilai akhir periode pertama Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjukkan pelaksanaan penegakan hukum yang tak optimal dan tak tepat sasaran.

"Dalam sejumlah kasus, penegakan hukum terkesan menjadi alat politik kekuasaan jangka pendek," kata Direktur Advokasi dan Jaringan PSHK, Fajri Nursyamsi saat merilis catatan akhir tahun di kantornya, Jakarta, Kamis, 19 Desember 2019.

Fajri menuturkan, hal itu di antaranya terlihat dalam penggunaan pasal makar terhadap anggota masyarakat yang berbeda sikap dengan pemerintah. Di sisi lain, masih ada sejumlah perkara lama yang menjadi utang untuk dituntaskan .

Perkara-perkara lama itu, kata Fajri, malah dihadapkan dengan ketidakpastian. Beberapa tunggakan kasus tersebut di antaranya pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib, penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan, hingga berbagai kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.

Fajri mengatakan, penggunaan aparat hukum untuk membendung kebebasan berpendapat juga terjadi dalam sejumlah peristiwa di tahun 2019. Pada Maret 2019, dosen Universitas Negeri Jakarta Robertus Robet ditangkap oleh kepolisian karena menyanyikan lagu yang dianggap menyinggung institusi Tentara Nasional Indonesia dalam orasinya di Aksi Kamisan.

Advertising
Advertising

Gejala pembungkaman kebebasan berpendapat, lanjut Fajri, juga kembali terlihat ketika Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (ketika itu) Wiranto membentuk Tim Asistensi Hukum pada Mei 2019. Tim itu ditugasi meneliti ucapan, tindakan, dan pemikiran tokoh-tokoh tertentu yang dianggap melanggar hukum.

Fajri menyebut keberadaan tim itu bukan saja tidak memiliki pertimbangan hukum kuat. Namun, keberadaannya juga menimbulkan ketidakpastian hukum, melanggar prinsip persamaan di hadapan hukum, dan bertentangan dengan prinsip kebebasan pers.

PSHK pun memproyeksi kemerdekaan dan kebebasan sipil masih akan menjadi tantangan pemerintahan Jokowi di tahun 2020. Menurut Fajri, ancaman terhadap demokrasi dan kebebasan sipil malah semakin nyata.

Salah satu contohnya terlihat dalam cara pemerintah menangani radikalisme. PSHK menilai, hampir semua kebijakan diarahkan pada misi mencegah dan memberantas radikalisme. Baik kebijakan yang menyangkut tatanan masyarakat, hubungan antarindividu, serta hubungan individu dan negara.

Sebelas kementerian dan lembaga bahkan telah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang penanganan radikalisme di lingkungan aparatur sipil negara (ASN). Padahal menurut PSHK, pemerintah saat ini belum memiliki definisi yang konkret ihwal apa itu radikalisme.

"Selain tidak memiliki dasar hukum yang kuat, SKB itu dikhawatirkan dapat digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk membungkam ASN yang kritis terhadap pemerintah," kata Fajri.

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

7 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

10 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

14 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

17 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya