GMNI Ungkap Kaitan Radikalisme dengan Reformasi

Reporter

Andita Rahma

Sabtu, 7 Desember 2019 22:00 WIB

Ilustrasi anggota teroris. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPD PA GMNI Jakarta Raya Andre Notohamijoyo menjelaskan bahwa era reformasi turut memberikan andil dalam penyebaran paham radikalisme di Indonesia.

Sebagai gambaran, di 2018, berdasarkan data Badan Intelijen Negara (BIN) ada sekitar 41 dari 100 masjid yang dimiliki oleh kementerian atau lembaga dan BUMN yang terpapar paham radikal.

Andre mengatakan, pada era orde baru, aparatur sipil negara (ASN) memiliki karakteristik yang berbeda dengan era reformasi.

"Ketika era orde baru, ASN mendukung organisasi sosial politik tertentu dan keterlibatan pemerintah dalam memengaruhi mereka untuk mendukung pemerintah," ujar Andre di kantornya, Jakarta Pusat pada Sabtu, 7 Desember 2019.

Sedangkan di era reformasi, kebanyakan ASN tidak mendukung partai politik tertentu serta ada kecenderungan mengikuti menteri atau kepala lembaga yang berasal dari partai politik tertentu.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut Andre menjelaskan, era reformasi melahirkan politik identitas, di mana hal itu semakin berkembang sejak Pemilu 1999 dan mendorong perkembangan intoleransi dan radikalisme.

"Saat itu ideologi Indonesia diserahkan ke mekanisme pasar bebas. Ketika pancasila keluar dari relung, masuk lah ideologi transnasional," ujar Andre.

Masuknya ideologi selain Pancasila itu, kata Andre, melemahkan kebhinekaan. Apalagi, ditambah dengan pembiaran yang terus menerus, memunculkan kekuatan nyata kelompok intoleran dan radikal di kementerian atau lembaga dan BUMN.

Alhasil, berbagai jabatan strategis seperti komisaris, direksi BUMN hingga menteri yang terafiliasi kelompok radikal menjadi semakin memperkuat politik identitas.

Andre kemudian memberikan contoh nyata perkembangan radikalisme di ASN dan BUMN. Salah satunya adalah penangkapan pegawai PT Krakatau Steel oleh Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.

"Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan melibatkan lembaga-lembaga seperti Polri, BIN, BSSN, BPIP, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri sejak proses perekrutan pegawai dan pejabat," kata Andre.

Berita terkait

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

15 hari lalu

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

Ayah remaja yang ditangkap karena menikam seorang uskup di Sydney tidak melihat tanda-tanda radikalisme pada putranya.

Baca Selengkapnya

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

50 hari lalu

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru

Baca Selengkapnya

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

57 hari lalu

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

Kemendag menyebut dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO membahas soal penyelesaian sengketa perjanjian investasi maupun banding.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

57 hari lalu

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

Selain sempat menjadi orang kepercayaan Soeharto, Solihin GP berperan dalam Agresi Militer Belanda pada 1947. Ini karier militer dan politiknya.

Baca Selengkapnya

Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

57 hari lalu

Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

Aksi unjuk rasa di Nol KM Jogja mendukung hak angket DPR untuk selidiki indikasi kecurangan pemilu. Berikut 3poin Petisi Jogja.

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

28 Februari 2024

Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

Presiden Jokowi bakal memberikan kenaikan pangkat kehormatan Jenderal TNI kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Rabu, 28 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

13 Februari 2024

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Komnas HAM untuk kembali memeriksa Prabowo Subianto dalam kasus penghilangan paksa aktivis 97-98.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

12 Februari 2024

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

Presiden Argentina Javier Milei membawa kue kering, biskuit dan hadiah-hadiah favorit Paus Fransiskus untuk memperbaiki hubungan

Baca Selengkapnya

Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

12 Februari 2024

Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

Hari ini, Senin, 12 Februari 2024, aksi Gejayan Memanggil hadir lagi di Yogyakarta. Berbagai kritik muncul, termasuk menjaga pemilu dari kecurangan.

Baca Selengkapnya