TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Panitia Penyelenggara Munas Golkar Melchias Marcus Mekeng angkat suara ihwal polemik syarat 30 persen dukungan bagi kader yang ingin maju diri menjadi calon ketua umum Golkar. Menurut Mekeng, rapat pleno munas sudah memutuskan bahwa hal itu akan diserahkan kepada peserta munas.
"Biarkan nanti peserta munas yang akan menetapkan mekanisme pemilihan," kata Mekeng di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Jakarta Barat, Jumat, 29 November 2019.
Syarat 30 persen dukungan ini tengah dipersoalkan oleh pelbagai kubu di Golkar. Kubu Airlangga Hartarto--ketua umum inkumben Partai Golkar-- berpandangan dukungan itu ditentukan melalui surat. Sedangkan kubu calon ketua umum lain menilai dukungan itu didapat melalui pemilihan di bilik suara munas.
Mekeng menuturkan para pemilik suara di munas yang nanti akan menentukan mekanisme mana yang akan dipilih. "Bahwa masih ada yang melihat itu harus pake surat, ada yang langsung, ya itulah yang namanya dinamika di dalam organisasi, di dalam parpol," kata Mekeng.
Mekeng berujar, pada intinya dia menginginkan jalan tengah dari perbedaan-perbedaan pandangan yang ada itu. Mantan Ketua Fraksi Golkar DPR ini tak ingin internal partai berlambang pohon beringin berpolemik sebelum munas dilangsungkan.
Maka dari itu, saat ini panitia membuka ruang terhadap siapa pun kader Golkar yang ingin mencalonkan diri. Pendaftaran akan dibuka hingga Senin, 2 Desember 2019. "Pokoknya kita tidak mau pecah, munas ini belum apa-apa sudah pecah. Jadi, terima saja semua yang mau terima, yang mau mendaftar, nanti peserta itu maunya mana," kata dia.
Munas Golkar akan digelar pada 3-6 Desember. Forum tertinggi partai beringin ini akan dilangsungkan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.