Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) menjawab pertanyaan wartawan setelah menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Kamis, 28 Juni 2018. Dalam persidangan dengan terdakwa Setya Novanto, Ganjar disebut-sebut menerima uang US$ 500 ribu, tapi dia berkali-kali membantahnya. ANTARA/Wibowo Armando
TEMPO.CO, Semarang-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pemerintah harus mempersiapkan guru agar tak gagap dalam menghadapi perubahan. Meskipun, ia mengakui perubahan bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Menurut Ganjar, para guru selama ini beban administrasi yang ditanggung guru, selain mengajar di kelas, tak bisa sepenuhnya dihilangkan. Pasalnya, administrasi tersebut merupakan laporan pertanggungjawaban atas kinerja sang guru.
"Yang perlu dilakukan mungkin beban guru dikurangi dengan cara elektronik," kata Ganjar. "Kalau dikelola elektronik, tentu akan lebih mudah dan sistemnya disederhanakan."
Ganjar menawarkan wilayahnya sebagai uji coba terobosan bidang pendidikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Tawaran itu Ganjar sampaikan seusai membacakan pidato Nadiem ketika Upacara Hari Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Semarang, Senin, 25 November 2019.
Menurut dia, sejak tiga tahun lalu telah membebaskan para guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar. "Guru kita sebenarnya punya karya, namun jarang yang dioptimalkan," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, pidato Nadiem dalam Hari Guru tahun ini memang mengenai langsung pokok persoalan yang ada. Dia menilai, mantan bos Go-Jek tersebut akan membuat gebrakan baru di dunia pendidikan. Transkrip pidato itu sebelumnya telah beredar di media sosial. Banyak kalangan yang memuji meski tak sedikit yang melontarkan kritik.
Melalui pidato yang tertulis dalam dua lembar kertas itu, Ganjar menilai, Nadiem akan memberi ruang kepada guru untuk berkreasi. Sehingga mampu menghasilkan lulusan yang menguasai kebutuhan masyarakat. "Ini pidato Mas Menteri yang fenomenal," ucap Ganjar.