Usia Perkawinan 19 Tahun, Aisyiyah Inginkan Regulasi Sejalan

Selasa, 19 November 2019 07:28 WIB

Milad Aisyiyah ke-105 dan Milad TK ABA ke-100 di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu, 14 September 2019.

TEMPO.CO, Jakarta - Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah, meminta pemerintah untuk membuat regulasi yang sejalan dengan keputusan terbaru Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai usia perkawinan 19 tahun. Permintaan ini merupakan satu dari enam rekomendasi yang dihasilkan dari Tanwir II ‘Aisyiyah, permusyawaratan tertinggi di bawah Muktamar di dalam organisasi itu.

Tujuannya agar jumlah perkawinan anak di Indonesia bisa ditekan. “Juga sebagai langkah-langkah untuk perlindungan hak anak, memutus rantai kemiskinan, dan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa depan,” kata Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Rohimi Zam Zam, dalam keterangan di laman resmi ‘Aisyiyah, pada Senin, 18 November 2019.

Keputusan MK ini sebelumnya terbit awal September 2019. Pemerintah dan DPR sepakat mengubah aturan yang selama ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam UU itu, usia perkawinan minimal untuk laki-laki adalah 19 tahun dan perempuan 16 tahun.

"Sudah disepakati perubahannya, dan untuk memenuhi keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) maka usia perkawinan itu berada di umur 19 tahun antara laki-laki dan perempuan sekarang sama," kata Ketua Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Supratman Andi Agtas di Kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis, 12 September 2019.

Adapun lima rekomendasi lainnya yaitu kedua, mendesak adanya peraturan yang tegas bagi koruptor dan mantan narapidana korupsi agar tidak menduduki jabatan publik di seluruh lembaga negara, termasuk di BUMN. Aisyiyah juga berharap pemerintah mendukung secara sungguh-sungguh upaya-upaya pemberantasan korupsi dengan tidak melemahkan KPK. “Serta mendukung KPK bekerja secara profesional dan mandiri,” kata Rohimi.

Advertising
Advertising

Ketiga, mendesak pemerintah melaksanakan kebijakan ekonomi yang berpihak pada pengembangan dan penguatan ekonomi rakyat melalui penguatan UMKM dan koperasi. Sehingga, para pelaku UMKM dan koperasi ini memiliki daya saing dan mampu meningkatkan kesejahteraan mereka secara signifikan. Kebijakan ekonomi pun, kata Rohimi, juga harus membuka akses seluas-luasnya untuk perempuan serta memperkuat sinergi dengan berbagai kelompok ekonomi perempuan.

Keempat, mendesak pemerintah menangani masalah radikalisme dan ekstremisme dengan menyeluruh, objektif dan tidak mengarahkan pada kelompok Islam. Sebab, ekstremisme bisa terjadi pada semua golongan atas nama apapun dengan berbagai faktor yang kompleks. Oleh karena itu, Aisyiyah meminta pemerintah menyelesaikan masalah ini dengan seksama dan komprehensif.

Kelima, mendesak pemerintah memberikan prioritas program penurunan angka stunting. Menurut Aisyiyah, implementasi kebijakan penurunan ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan menggerakkan seluruh perangkat birokrasi yang ada.

Keenam, Aisyiyah mendorong pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan ramah lingkungan dan menindak tegas pelaku-pelaku penggundulan hutan. Aisyiyah juga meninjau ulang kebijakan-kebijakan lingkungan hidup yang tidak berpihak pada pelestarian lingkungan hidup untuk menciptakan kehidupan yang aman, sehat dan berkelanjutan sekarang dan masa depan.

Berita terkait

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

2 hari lalu

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas

3 hari lalu

Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas

Greenpeace Indonesia mengkritik rencana Menteri Bahlil Lahadilia bagi-bagi izin tambang ke Ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Bahlil akan Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Bagaimana Sikap Muhammadiyah?

3 hari lalu

Bahlil akan Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Bagaimana Sikap Muhammadiyah?

Menteri Bahlil berencana akan bagi-bagi izin usaha pertambangan (IUP) untuk Ormas. Bagaimana sikap Muhammadiyah?

Baca Selengkapnya

4 Permintaan Muhammadiyah ke Jokowi soal Pembentukan Pansel KPK

4 hari lalu

4 Permintaan Muhammadiyah ke Jokowi soal Pembentukan Pansel KPK

PP Muhammadiyah mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi mengenai pembentukan Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Izin Usaha pertambangan untuk Ormas, Tanggapan Walhi hingga Rentan Kerusakan Lingkungan

5 hari lalu

Izin Usaha pertambangan untuk Ormas, Tanggapan Walhi hingga Rentan Kerusakan Lingkungan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemberian izin usaha pertambangan untuk ormas keagamaan tidak akan menjadi masalah

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

5 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Bahlil Berencana Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Ini Tanggapan Muhammadiyah

6 hari lalu

Bahlil Berencana Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Ini Tanggapan Muhammadiyah

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi rencana Menteri Bahlil Lahadalia membagikan izin usaha pertambangan (IUP) untuk Ormas.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

12 hari lalu

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti buka suara terkait jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

12 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya