Tolak Berkomentar, Eks TPF: Kasus Novel Baswedan Itu Complicated

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 7 November 2019 09:58 WIB

Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Novel Baswedan, Nur Kholis memberikan keterangan saat rilis hasil investigasi TGPF Novel Baswedan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 17 Juli 2019. Nur Kholis mengatakan, sekurang-kurangnya ada enam kasus berkategori high profile yang ditangani Novel Baswedan diyakini menimbulkan potensi serangan balik. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Anggota Tim Pencari Fakta kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan, Nur Kholis tak mau berkomentar mengenai tudingan rekayasa kasus ini. Ia mengatakan yang berwenang memberikan respon terkait isu itu ialah tim teknis kepolisian.

"TGPF sudah selesai, proses itu ditangani oleh tim teknis sekarang, nah respon-respon itu ada di tim teknis sekarang," kata dia ketika dihubungi Kamis, 7 November 2019.

Mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ini tak mau berkomentar lebih jauh mengenai polemik kasus Novel. Termasuk mengenai temuan tim bahwa Novel disiram dengan cairan asam sulfat atau H2SO4 yang tidak pekat. Ia menilai kasus ini sensitif. "Kasus Novel ini complicated, sensitif, saya takut apa yang saya sampaikan blundernya ke mana-mana," kata dia.

TPF Novel Baswedan dibentuk oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada awal 2019. Bekerja selama 6 bulan, tim ini mencapai kesimpulan bahwa serangan terhadap Novel pada 11 April 2017 masih berkaitan dengan kasus-kasus korupsi yang ditangani oleh Novel.

Selain itu, TPF menyampaikan berdasarkan hasil penyelidikan mereka, zat kimia yang digunakan untuk menyiram wajah Novel ialah asam sulfat. Zat tersebut berkadar larut dan tidak pekat sehingga tidak mengakibatkan luka berat permanen pada wajah Novel. "Dan baju gamis korban tidak mengalami kerusakan dan penyiraman itu tidak mengakibatkan kematian," kata Nurkholis dalam jumpa pers mengenai hasil penyelidikan tim di Mabes Polri, 17 Juli 2019.

Advertising
Advertising

Tanpa mengungkap pelaku penyerangan, tim merekomendasikan kepolisian membentuk tim teknis untuk melanjutkan penyelidikan kasus ini.

Belakangan, sejumlah pemilik akun media sosial di Twitter malah menuding adanya rekayasa dalam penyiraman air keras terhadap Novel. Akun-akun itu mencuit dengan narasi soal adanya skenario rekayasa di kasus Novel Baswedan.

Seseorang bernama Dewi Tanjung bahkan melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya. Dewi Tanjung menuding penyiraman air keras itu rekayasa.

Berita terkait

Inilah 5 Kapolri dengan Masa Jabatan Terlama

1 jam lalu

Inilah 5 Kapolri dengan Masa Jabatan Terlama

Wacana memperpanjang batas maksimal usai pensiun anggota Polri membuka peluang masa jabatan Kapolri jadi lebih lama.

Baca Selengkapnya

Korban Begal hingga Jari Putus Direkrut Kapolri Jadi Casis Bintara Polri, Satrio: Saya Ingin Memberantas Kejahatan

4 jam lalu

Korban Begal hingga Jari Putus Direkrut Kapolri Jadi Casis Bintara Polri, Satrio: Saya Ingin Memberantas Kejahatan

Casis bintara Polri Satrio Mukhti berharap, tidak ada korban begal lain seperti dirinya.

Baca Selengkapnya

Polda Jabar Sebar Data 3 DPO Diduga Pembunuh Vina, Ini Aturan Penetapan Daftar Pencarian Orang

4 jam lalu

Polda Jabar Sebar Data 3 DPO Diduga Pembunuh Vina, Ini Aturan Penetapan Daftar Pencarian Orang

Polda Jabar telah sebarkan data DPO 3 orang diduga pelaku pembunuh Vina. Ketahui aturan penetapan daftar pencarian orang.

Baca Selengkapnya

Amankan World Water Forum Di Bali, Ditpolairud Polda Bali Kerahkan 2 Kapal dan 3 Helikopter

7 jam lalu

Amankan World Water Forum Di Bali, Ditpolairud Polda Bali Kerahkan 2 Kapal dan 3 Helikopter

Ditpolairud Polda Bali kini melakukan pengamanan KTT World Water Forum ke-10 di Bali, kerahkan 2 kapal dan 3 helikopter.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

18 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

20 jam lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Ketua KIP: BIN Tak Perlu Keterbukaan Informasi Publik

1 hari lalu

Ketua KIP: BIN Tak Perlu Keterbukaan Informasi Publik

Badan Intelijen Negara atau BIN tak perlu melakukan keterbukaan informasi publik. Alasannya, BIN merupakan lembaga intelijen.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Wakapolda Aceh Armia Fahmi Daftar Jadi Kader Partai Aceh, Niat Maju Pilkada 2024 untuk Calon Bupati Aceh Tamiang

2 hari lalu

Wakapolda Aceh Armia Fahmi Daftar Jadi Kader Partai Aceh, Niat Maju Pilkada 2024 untuk Calon Bupati Aceh Tamiang

Usai pensiun sebagai Wakapolda Aceh, Armia Fahmi akan aktif sebagai kader Partai Aceh. Bahkan, ia akan maju sebagai calon Bupati Aceh Tamiang.

Baca Selengkapnya