Lokataru dan YLBHI: Kesimpulan Komnas HAM Soal Rusuh Mei Aneh

Reporter

Andita Rahma

Selasa, 29 Oktober 2019 09:56 WIB

Tenaga kontrak non-aktif BPJS Ketenagakerjaan, Rizky Amelia (dua dari kiri), menggelar konferensi pers terkait sikap Dewan Jaminan Nasional Sosial (DJSN) menanggapi laporannya ihwal dugaan kasus pelecehan seksual. Amelia didampingi oleh kuasa hukumnya, Heribertus S Hartojo (kiri), dan Haris Azhar (kedua kanan), serta pendampingnya, Ade Armando (kanan). Konferensi pers digelar di kantor Lokataru, Rawamangun, Jakarta Timur, Ahad, 3 Februari 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lokataru Foundation Haris Azhar menilai aneh temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) perihal pelaku penembakan sembilan dari 10 korban yang tewas diduga bukan dari kepolisian. Menurut dia, sudah jelas bahwa anggota kepolisian menggunakan kekerasan atau senjata secara tidak profesional dan proporsional.

Haris mempertanyakan bentuk kekorbanan yang tidak diperjelas oleh Komnas HAM. “Kenapa kesimpulannya meloncat pas bagian meninggal sampai bisa pada kesimpulan bukan oleh Polisi? Aneh temuan itu," ujar Haris melalui pesan teks, Selasa, 29 Oktober 2019.

Ia juga sangsi kapasitas dan keberanian Komnas HAM dalam mengungkap kasus kerusuhan 21-23 Mei 2019.

Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menilai kesimpulan Komnas HAM gegabah. Seharusnya, kata dia, ada proses cek ulang dengan berbagai keahlian, seperti uji balisitik, uji forensik, atau termasuk memeriksa kamera pengawas di jalan untuk memperjelas investigasi kematian 10 orang.

"Saya baca juga soal peluru tajam bukan dari Polri. Kalau enggak salah karena arah datangnya peluru. Itu kesimpulan yang gegabah," kata Asfinawati melalui pesan teks, Selasa, 29 Oktober 2019.

Advertising
Advertising

Komnas HAM sebelumnya merilis temuan hasil investigasi soal kasus pelanggaran HAM dalam aksi 21-23 Mei 2019 kepada publik. Wakil Ketua TPF Peristiwa 21-23 Mei 2019 Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengatakan sembilan orang yang tewas akibat luka tembak itu tersebar di sembilan lokasi yang berjauhan, namun dalam waktu yang hampir bersamaan.

Hal itu, kata dia, menunjukkan pelaku adalah orang yang terlatih menggunakan senjata api. Komnas HAM menengarai penembakan itu juga sudah direncakan jauh-jauh hari.

Kendati demikian, Komnas HAM tidak bisa memastikan pelaku penembakan itu. Komnas hanya bisa mencapai kesimpulan bahwa bukan polisi yang menjadi pelaku penembakan itu. Karena itu, komisi meminta kepolisian untuk melanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menemukan pelaku penembakan itu.

ANDITA RAHMA | M. ROSSENO AJI

Berita terkait

Baru Dilantik, Menteri HAM Natalius Pigai Minta Anggaran Naik Hingga Rp 20 T, Tak Punya Program 100 Hari Kerja, dan Ajukan Tambah Pegawai

16 jam lalu

Baru Dilantik, Menteri HAM Natalius Pigai Minta Anggaran Naik Hingga Rp 20 T, Tak Punya Program 100 Hari Kerja, dan Ajukan Tambah Pegawai

Natalius Pigai, Menteri HAM yang baru menjabat, langsung memicu sorotan publik dan DPR dengan usulan anggaran fantastis dan lainnya, apa saja?

Baca Selengkapnya

WNI Tewas di di Hong Kong, Diduga Korban Kejahatan

2 hari lalu

WNI Tewas di di Hong Kong, Diduga Korban Kejahatan

MN ditemukan meninggal dunia pada 28 Oktober 2024 di daerah Waterfall Bay, Pulau Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Usulkan 4 RUU Masuk Prolegnas 2025-2029, Apa Saja?

2 hari lalu

Komnas HAM Usulkan 4 RUU Masuk Prolegnas 2025-2029, Apa Saja?

Komnas HAM menyatakan usulan 4 RUU masuk Prolegnas bisa jadi bahan rekomendasi kepada pemerintah atau pembuat kebijakan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Ada Lima Pelanggaran HAM dalam Penembakan 3 Warga Papua oleh Militer

2 hari lalu

Komnas HAM: Ada Lima Pelanggaran HAM dalam Penembakan 3 Warga Papua oleh Militer

Komnas HAM menyatakan tiga warga Papua yang tewas ditembak TNI pada Juli lalu tidak memiliki catatan kriminal

Baca Selengkapnya

Gagalkan Aksi Ganjal ATM, Polisi Pondok Aren Kena Sabetan Senjata Tajam

3 hari lalu

Gagalkan Aksi Ganjal ATM, Polisi Pondok Aren Kena Sabetan Senjata Tajam

"Alasannya ATM-nya tertelan dan ibu memberikan nomor PIN kepada diduga pelaku, polisi langsung menarik keluar pria itu."

Baca Selengkapnya

Guyonan Suswono Soal Janda Kaya: Dianggap Menista Agama hingga Dinilai Tidak Lucu

3 hari lalu

Guyonan Suswono Soal Janda Kaya: Dianggap Menista Agama hingga Dinilai Tidak Lucu

Ormas Betawi Bangkit melaporkan Suswono ke polisi dan Bawaslu atas dugaan penistaan agama.

Baca Selengkapnya

KKJ Adukan Teror Bom Molotov di Kantor Redaksi Jubi ke Komnas HAM

4 hari lalu

KKJ Adukan Teror Bom Molotov di Kantor Redaksi Jubi ke Komnas HAM

Laporan serangan bom molotov ke kantor redaksi Jubi tidak pernah ditindaklnjuti oleh kepolisian.

Baca Selengkapnya

Alasan Ketua Komnas HAM Sebut Tugas TNI Tak Bertentangan dengan Pemajuan HAM

4 hari lalu

Alasan Ketua Komnas HAM Sebut Tugas TNI Tak Bertentangan dengan Pemajuan HAM

Ini untuk pertama kalinya Komnas HAM dan TNI memiliki nota kesepahaman.

Baca Selengkapnya

Dapat Banyak Aduan, Komnas HAM Dorong Perlindungan Sosial bagi Pengemudi Ojek dan Kurir Online

4 hari lalu

Dapat Banyak Aduan, Komnas HAM Dorong Perlindungan Sosial bagi Pengemudi Ojek dan Kurir Online

Komnas HAM mencatat permasalahan yang sering dilaporkan ihwal status hubungan kerja, klaim jaminan kesehatan, hingga pembatasan hak untuk berserikat.

Baca Selengkapnya

TNI dan Komnas HAM Teken MoU soal Kerja Sama Pemajuan dan Perlindungan HAM

5 hari lalu

TNI dan Komnas HAM Teken MoU soal Kerja Sama Pemajuan dan Perlindungan HAM

TNI menandatangani nota kesepahaman dengan Komnas HAM perihal pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia

Baca Selengkapnya