Saat Pilpres, Prabowo Sebut Laporan Pertahanan Jokowi Keliru

Jumat, 25 Oktober 2019 06:29 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama Ryamizard Ryacudu saat konferensi pers usai serah terima jabatan, di Kantor Kemenhan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Oktober 2019. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk bekas seterunya dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019, Prabowo Subianto, sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.

Jika ditarik mundur saat perhelatan Pilpres berlangsung, Prabowo sebenarnya pernah menyinggung soal Jokowi yang mendapat laporan keliru soal pertahanan Indonesia.

“Jadi, masalah pertahanan keamanan ini, saya kira, maaf Pak Jokowi, mungkin pak Jokowi dapat briefing-briefing yang kurang tepat,” kata Prabowo saat debat Presiden dengan tema Pertahanan dan Keamanan pada Sabtu, 30 Maret 2019.

Mulanya, panelis debat menanyakan kepada kedua calon, Jokowi dan Prabowo soal bagaimana memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat material khusus (almatsus) untuk menjaga pertahanan dan keamanan nasional. Namun, dengan tetap menjamin transparansi dan akuntabilitas karena anggaran yang terbatas.

Saat itu, Prabowo mengutip sebuah adagium dari sejarawan Yunani kuno, Thucydides yang menyebut, “The strong will do what they can, the weak suffer what they must.” Mereka yang kuat, kata Prabowo, akan berbuat sekehendak mereka. Sementara yang lemah, harus menderita. Saat itulah, Prabowo menyebut pertahanan Indonesia saat ini terlalu lemah dan jauh dari apa yang diharapkan.

Advertising
Advertising

Bagi Prabowo, salah satu penyebabnya adalah anggaran. “Karena kita tak punya uang,,” kata Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Untuk itulah, kata Prabowo, Indonesia harus menjaga keuangan dan kekayaan yang ada, yang selama ini tidak tinggal di Indonesia. “Karena itu kita lemah, mau kita diplomasi apa, ini Duta Besar di sini, apa kita sadar bahwa kita diejek, dia senyum di depan kita, tapi we have no power,” kata Prabowo tegas.

Sehingga, Prabowo memandang, anggaran pertahanan Indonesia harus ditingkatkan. Untuk melakukannya, kata dia, harus diciptakan juga sistem yang bisa menghentikan kebocoran anggaran yang ada atau anggaran yang lari ke luar negeri. Selain itu, harus dilakukan upaya mengurangi korupsi. “Ini masalah inti,” kata Prabowo.

Saat diberi kesempatan, Jokowi memilih untuk menyinggung soal gelar pasukan. Saat itu, Jokowi mengaku sudah memerintahkan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membangun sejumlah basis pertahanan tambahan di titik-titik terluar. Selain itu, kata Jokowi, saat ini Indonesia telah memiliki 19 titik radar udara dan 11 radar maritim yang terhubung satu sama lain. “Sudah menguasai seluruh daerah, 100 persen,” ujarnya.

Selain itu, kata Jokowi, anggaran di Kementerian Pertahanan pun sudah mencapai Rp 107 triliun, tertinggi kedua setelah setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “Perhatian kami terhadap pertahanan bukan main-main, ada proses yang kurang, ini yang kita perbaiki, saya optimis,” kata Jokowi.

Prabowo tidak puas. Ia kemudian mengatakan Jokowi mendapat laporan yang keliru atau tidak tepat dari anak buahnya. Sebab, kata Prabowo, anggaran Rp 107 triliun tersebut hanya 5 persen dari APBN dan 0,8 persen PDB. Ia membandingkan dengan Singapura yang memiliki anggaran pertahanan, 30 persen APBN dan 3 persen PDB. “Saya hanya mengatakan, saya pengalaman di tentara,” kata Prabowo.

Selain masalah anggaran, Prabowo juga mengatakan bahwa dirinya berpengalaman pada budaya ABS atau Asal Bapak Senang. “Ketemu panglima, siap pak, aman pak, terkendali pak, radar cukup pak,” ujarnya. Padahal, kenyataan di lapangan belum tentu demikian. Itu sebabnya, kata Prabowo, Indonesia perlu mengkaji lagi permasalah ini karena pertahanan merupakan sebuah hal yang sangat penting.

Berita terkait

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

1 jam lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

Ucapkan Hari Buruh, Prabowo Harap Kaum Pekerja Semakin Maju dan Sejahtera

2 jam lalu

Ucapkan Hari Buruh, Prabowo Harap Kaum Pekerja Semakin Maju dan Sejahtera

Prabowo mengajak seluruh rakyat, termasuk seluruh kaum buruh, untuk turut serta membangun masa depan gemilang.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

4 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Zulhas mengatakan masyarakat tak perlu mengkhawatirkan soal jatah menteri dari partai koalisi dalam kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

5 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

6 jam lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

6 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

PAN Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang Jika PKB dan Nasdem Gabung Koalisi

8 jam lalu

PAN Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang Jika PKB dan Nasdem Gabung Koalisi

Partai Nasdem dan PKB menyatakan akan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Prabowo Dikenalkan Ke PM Singapura Terpilih Lawrence Wong

14 jam lalu

5 Fakta Prabowo Dikenalkan Ke PM Singapura Terpilih Lawrence Wong

Wakil Perdana Menteri sekaligus pengganti PM Singapura Lawrence Wong mengajak Prabowo Subianto untuk foto bersama di Istana Bogor, Senin.

Baca Selengkapnya

Kata Gibran Soal Persentase Komposisi Susunan Menteri di Kabinet Prabowo

16 jam lalu

Kata Gibran Soal Persentase Komposisi Susunan Menteri di Kabinet Prabowo

Sejumlah partai di luar koalisi pengusung Prabowo-Gibran telah menyatakan akan bergabung dengan pemerintahan.

Baca Selengkapnya