Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto seusai melakukan pertemuan di kediaman Surya Paloh di Kawasan Permata Hijau, Jakarta, Ahad, 13 Oktober 2019.Dalam pertemuan ini kedua tokoh ini membahas situasi politik terkini di Indonesia. TEMPO/Muhammad Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengkhawatirkan sejumlah partai yang semula oposisi kini merapat ke koalisi pemerintahan untuk bergabung di Kabinet Jokowi Jilid II.
"Saya pikir hampir semua, ya (partai oposisi merapat ke pemerintah)," ujar Surya Paloh di Kompleks Parlemen, Senayan, menjelang acara Pelantikan Presiden-Wapres siang ini, Ahad, 20 Oktober 2019.
Menurut Surya, kondisi tersebut tidaklah baik untuk demokrasi yang membutuhkan checks and balance.
"Kalau tidak ada lagi yang beroposisi, demokrasi berarti sudah selesai. Negara sudah berubah menjadi otoriter atau monarki kalau enggak ada oposisi."
Kendati demikian, Surya Paloh menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Presiden Jokowi. "Saya pikir sudah dihitung tentunya. Otorisasi ada di tangan Presiden. Kan, ini sistem kita presidensial," tuturnya.
Tiga partai yang berseberangan dengan partai-partai koalisi pendukung Jokowi aktif merapat, yakni Partai Gerindra di bawah Prabowo Subianto, Partai Demokrat yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono, serta Partai Amanat Nasional pimpinan Zulkifli Hasan.
Santer kabar Gerindra bakal mendapat jatah 1-2 menteri. Prabowo disebut-sebut mengincar kursi Menteri Pertahanan. Sedangkan Demokrat dipatok satu menteri, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra sulung SBY. Belum terdengar kabar PAN akan mendapat jatah menteri.