Pengamat Nilai Sanksi untuk Eks Dandim Kendari Berlebihan

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Juli Hantoro

Senin, 14 Oktober 2019 16:53 WIB

Upacara serah terima jabatan Dandim Kendari dari Kolonel Hendi Suhendi ke Kolonel Alamsyah di Kendari, Sabtu 12 Oktober 2019/Rosniawati Fikri

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi, menilai pemberhentian Kolonel Kavaleri Hendi Suhendi sebagai Komandan Kodim (Dandim) 1417 Kendari, sebagai langkah yang berlebihan. Ia menyebut TNI AD terlalu bertendensi menakut-nakuti yang lain.

"Hukuman disiplin militer itu mestinya dilakukan diantaranya berdasarkan asas pembinaan dan praduga tak bersalah. Artinya, harus dilakukan pemeriksaan yang cukup dan dilakukan dalam kerangka pembinaan personil," kata Khairul saat dihubungi Tempo, Senin, 14 Oktober 2019.

Hendi dan satu anggota TNI AD lain terkena sanksi pencopotan jabatan dan hukuman kurungan 14 hari, setelah istri mereka diketahui membuat cuitan bernada menyindir di media sosial. Sindiran itu dibuat setelah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto ditikam di Menes, Pandeglang, Banten.

Khairul menilai hukuman terhadap Hendi termasuk ke dalam kategori berat. "Apalagi belum ada upaya hukum apapun yang dilakukan pada si isteri, yang diduga melakukan pelanggaran hukum terkait komentarnya di medsos," kata Khairul.

Khairul mengatakan dalam militer, ada interpretasi, bahwa secara ekstensif isteri merupakan ‘bawahan’ dari pimpinan institusi. Hal tersebut misalnya nampak dalam pengurusan pernikahan.

Advertising
Advertising

"Termasuk ditunjukkan dengan penerimaan sebagai warga organisasi istri prajurit, yang berarti istri juga dianggap menjadi bagian dari hubungan atasan-bawahan alias subordinat dalam lingkungan TNI," kata Khairul.

Hal ini yang kemudian kerap diterjemahkan bahwa anggota TNI harus ikut bertanggung jawab atas perilaku suami/istri mereka secara institusi. Khairul mengakui hukuman ini memberi efek jera serta sebagai pesan yang sangat kuat dan tegas pada personel-personel lainnya beserta keluarganya agar lebih berhati-hati di media sosial.

"Lalu apakah kemudian ini hukuman yang setimpal? Saya kira ini berlebihan dan bertendensi menakut-nakuti yang lain," kata Khairul.

Berita terkait

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

11 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

2 hari lalu

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

Tes Kompetensi Dasar (TKD) Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI 2024 menggunakan computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

3 hari lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

3 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

3 hari lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

3 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

3 hari lalu

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

Prabowo mengenakan baret merah saat menghadiri peringatan HUT Kopassus ke-72. Apa arti baret merah?

Baca Selengkapnya