Mathlaul Anwar: Kami Tak Ajarkan Radikalisme dan Terorisme

Reporter

Fikri Arigi

Sabtu, 12 Oktober 2019 10:08 WIB

Menko Polhukam Wiranto berbincang dengan Ketua Badan Pelaksana Universitas Matlaul Anwar Irsyad Djuaeli saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru di kampus terebut di Pandeglang, Banten, Kamis 10 Oktober 2019. Menkopolhukam Wiranto meresmikan gedung baru sekaligus memberikan kuliah umum kepada mahasiswa beberapa jam sebelum penusukan terhadap dirinya. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Mathlaul Anwar (UNMA) Pandeglang, Banten menolak keras dikaitkan dengan paham radikalisme ekstrem dan terorisme. Secara kelembagaan maupun perorangan. UNMA mengeluarkan pernyataan ini setelah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, ditusuk orang yang diduga terafiliasi jaringan terorisme.

"Seluruh materi pelajaran di UNMA Banten maupun di 2.000 sekolah dan madrasah Mathlaul Anwar di seluruh Indonesia tidak ada sedikit pun yang mengajarkan paham radikalisme dan terorisme." Wakil Rektor UNMA, Ali Nurdin menyampaikannya dalam keterangan tertulis, Sabtu 12 Oktober 2019.

Ali menegaskan agar aparat mengambil tindakan hukum yang sesuai apabila ada keterlibatan dari civitas akademika UNMA yang terindikasi menganut paham radikalisme ekstrem yang mengarah kepada tindakan terorisme. UNMA, kata dia, tak akan ragu untuk memberhentikan setiap dosen, staf, maupun mahasiswa yang terbukti menganut paham radikal.

UNMA beserta Pengurus Besar Mathlaul Anwar mengutuk keras peristiwa penyerangan terhadap Wiranto. Radikalisme yang menganjurkan perbuatan teror dan kekerasan bersenjata, menurut mereka jelas bertentangan dengan ajaran agama dan nilai kemanusiaan universal. "Karena itu perlu dibasmi dan diberantas sampai ke akar-akarnya."

UNMA Banten, kata Ali, juga terus membuka diri dan akan terus melakukan upaya penyadaran dan dakwah dalam rangka deradikalisasi bagi masyarakat yang terpapar paham radikalisme ekstrem. UNMA dalam waktu dekat, akan membentuk Pusat Kajian Deradikalisasi, untuk lebih memahami dalam rangka antisipasi dan menangkal penyebaran paham-paham itu.

Advertising
Advertising

Pada Kamis 10 Oktober 2019, Wiranto ditusuk dengan pisau saat hendak kembali ke Jakarta setelah memberi kuliah umum di Universitas Mathlaul Anwar, Labuan, Banten.

Wiranto diserang Syahril Alamsyah alias Abu Rara, yang diduga seorang anggota kelompok jaringan terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi. Wiranto pun terkena luka di bagian perut dan kini dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta Pusat.

Berita terkait

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

1 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

7 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

13 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

13 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

15 hari lalu

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

Ayah remaja yang ditangkap karena menikam seorang uskup di Sydney tidak melihat tanda-tanda radikalisme pada putranya.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

16 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

37 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

38 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

38 hari lalu

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.

Baca Selengkapnya

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

44 hari lalu

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Bangbang Surono, mengharapkan dukungan dari semua pihak agar pembaharuan Perpres RAN PE bisa berjalan dengan lancar.

Baca Selengkapnya