Tempat Wiranto Diserang Basis Teroris? Mathlaul: Sulit Dilacak

Reporter

Fikri Arigi

Jumat, 11 Oktober 2019 11:22 WIB

Megawati Soekarnoputri mengirimkan karangan bunga kepada Menkopolhukam Wiranto di RSPAD Gatot Subroto Jakarta pada Kamis, 10 Oktober 2019. Tempo/Halida Bunga

TEMPO.CO, Jakarta - Lokasi penyerangan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Menes, Pandeglang, Banteng disebut sebagai basis kelompok teroris. Mathla'ul Anwar sebagai ormas Islam dan institusi pendidikan Islam besar di sana, mengatakan sulit untuk memetakan kelompok-kelompok itu.

Mathla'ul Anwar mengaku sulit untuk mendata termasuk keanggotan ormas Mathla'ul Anwar sendiri. "Yang hadir di pengajian, kami juga tidak memantau satu per satu, aktivitas mereka di luar organisasi Mathla'ul Anwar," kata Wakil Rektor Universitas Mathla'ul Anwar Ali Nurdin saat dihubungi Jumat 11 Oktober 2019.

Sebagai penduduk asli Menes, Ali dan warga di sana kaget dengan kejadian yang menimpa Wiranto. Ia sendiri merasa terhina dengan adanya penusukan itu, ia pun meyakini seluruh warga Menes sama-sama kecewa.

Ali mengatakan antisipasi terhadap paham esktrem di lingkungan Mathla'ul Anwar, dilakukan melalui pendidikan. Baik di perguruan tinggi maupun di sekolah-sekolah Mathla'ul Anwar, terdapat pelajaran yang membahas keagamaan mulai dari tauhid, muamalah, dan fiqih. Hal ini, kata Ali, untuk membentengi anak didik dari paham esktrem.

Upaya ini dilakukan Mathla'ul Anwar sejak awal. Mereka mengaku serius mengenai hal ini, bahkan menyaring dosen yang dapat mengajarkan materinya. Mereka berusaha menghindari masuknya paham-paham yang tidak sejalan dengan Mathla'ul Anwar, kendati mereka terbuka dengan segala macam mazhab dalam Islam. "Kami sama sekali tidak mentolerir kekerasan. Tidak pernah kami ajarkan selama ini," kata Ali.

Advertising
Advertising

Mantan narapidana kasus terorisme Sofyan Tsauri mengatakan lokasi penusukan Wiranto di Menes, adalah basis kelompok teroris. "Kelompok-kelompok itu banyak dari Menes. Seharusnya ketika sudah ke sana itu sudah harus ada penebalan (pengamanan), karena ini daerah rawan," kata Sofyan kepada Tempo, Kamis, 10 Oktober 2019.

Berita terkait

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

10 hari lalu

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.

Baca Selengkapnya

SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

29 Februari 2024

SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

Prabowo dapat gelar Jenderal TNI Kehormatan dari Jokowi. Pada 1998, Dewan Kehormatan Perwira memberhentikannya dari TNI, SBY salah satu anggotanya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Didampingi Wiranto Lakukan Kunjungan Kerja ke Kalimantan Timur

28 Februari 2024

Jokowi Didampingi Wiranto Lakukan Kunjungan Kerja ke Kalimantan Timur

Presiden Jokowi lepas landas dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, sekitar pukul 13.00 WIB menuju Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya

Gempa dari Laut Kembali Goyang Sukabumi dan Pandeglang, Magnitudo 5,1

25 Februari 2024

Gempa dari Laut Kembali Goyang Sukabumi dan Pandeglang, Magnitudo 5,1

Gempa masih terjadi dari laut di Samudera Hindia sebelah selatan Banten pada Minggu malam ini, 25 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

SBY dan Luhut Pernah Jadi Menko Polhukam, Terakhir Hadi Tjahjanto Gantikan Mahfud Md di Kabinet Jokowi

21 Februari 2024

SBY dan Luhut Pernah Jadi Menko Polhukam, Terakhir Hadi Tjahjanto Gantikan Mahfud Md di Kabinet Jokowi

Jokowi melantik Hadi Tjahjanto sebagai Menko Polhukam menggantikan Mahfud Md. Berikut Menko Polhukam sejak era reformasi, termasuk SBY dan Wiranto.

Baca Selengkapnya

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

8 Februari 2024

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung

Baca Selengkapnya

Daftar Menko Polhukam Selama Pemerintahan Jokowi, Benarkah Mahfud MD Paling Lama Menjabat?

3 Februari 2024

Daftar Menko Polhukam Selama Pemerintahan Jokowi, Benarkah Mahfud MD Paling Lama Menjabat?

Jokowi sebut Mahfud MD merupakan Menko Polhukam paling lama menjabat dalam dua periode pemerintahannya. Betulkah? Siapa Menko Polhukam lainnya?

Baca Selengkapnya

Peristiwa Besar Mengiringi Lengsernya Soeharto, Termasuk 14 Menteri Mundur Bersama-sama

27 Januari 2024

Peristiwa Besar Mengiringi Lengsernya Soeharto, Termasuk 14 Menteri Mundur Bersama-sama

Beberapa peristiwa besar libatkan Soeharto hingga proses lengsernya, pada 21 Mei 1998. Termasuk kerusuhan Mei 1998 dan 14 menteri mundur bersama-sama.

Baca Selengkapnya

Dukung Prabowo, SBY hingga Wiranto Dinilai Khianati Keputusan Dewan Kehormatan Perwira

28 Desember 2023

Dukung Prabowo, SBY hingga Wiranto Dinilai Khianati Keputusan Dewan Kehormatan Perwira

Benny mempertanyakan sikap Wiranto, SBY, dan Agum Gumelar yang saat ini mendukung Prabowo di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

3 Wantimpres Masuk TKN Prabowo-Gibran, Pengamat Soroti Potensi Abuse of Power

8 November 2023

3 Wantimpres Masuk TKN Prabowo-Gibran, Pengamat Soroti Potensi Abuse of Power

3 Wantimpres yang masuk dalam TKN Prabowo-Gibran dinilai berpotensi melakukan penyalahgunaan kewenangan, namun aturannya belum jelas.

Baca Selengkapnya