Menko Polhukam Wiranto didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kedua kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan) memberikan keterangan pers di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa, 24 September 2019. Menko Polhukam Wiranto mengimbau kepada masyarakat utuk tidak lagi turun ke jalan memprotes Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan RUU Pemasyarakatan, RUU Pertanahan, dan RUU Minerba telah ditunda, hingga situasi di Papua dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). ANTARA
TEMPO.CO, Jakarta - Mabes Polri kembali melakukan mutasi polisi seperti tertuang dalam Telegram Kapolri Nomor ST/2569/IX/KEP/2019 tanggal hari ini, Jumat, 27 September 2019. Tiga kapolda yang daerahnya bermasalah dicopot, yaitu Riau, Papua, dan Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Mutasi dalam organisasi Polri hal yang biasa dalam rangka tour of duty dan area, serta untuk meningkatkan kinerja organisasi dan dalam rangka binkar (pembinaan karir)," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, saat dikonfirmasi.
Inspektur Jenderal Widodo Eko Prihastopo yang sebelumnya Kapolda Riau digeser menjadi Pati Baintelkam Polri. Dia digantikan oleh Inspektur Jenderal Agung Setya Imam Effendi.
Adapun Kapolda Papua Rudolf Albert Rodja dimutasikan menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Sabhara Baharkam Polri. Posisi Rudolf di Papua akan ditempati Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw, yang pernah menjabat Kapolda Papua pada 2015-2017.
Kapolda Sultra Brigadir Jenderal Iriyanto juga dicopot lalu digeser menjadi Irwil 3 Irwasum Polri. Ia digantikan oleh Brigadir Jenderal Merdisyam.
Riau, Papua, dan Sutra memang menjadi sorotan. Riau santer diberitakan soal kebakatan hutan dan lahan (karhutla), sedangkan Papua menonjol karena kasus kerusuhan. Sedangkan di Kendari, Sultra, dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) tewas dalam demonstrasi pada Kamis lalu, 26 September 2019.
