Dukung KPK, Dosen UGM Baca Puisi Mas Joko Kami Mengandalkanmu

Senin, 16 September 2019 06:02 WIB

Aksi dosen dan mahasiswa UGM melawan pelemahan KPK. Foto: Pusat Kajian Anti-Korupsi UGM

TEMPO.CO, Yogyakarta - Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada atau UGM Yogyakarta, Wahyudi Kumorotomo membacakan puisi yang ia ciptakan untuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mendukung revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berpotensi melemahkan KPK.

Seratus dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) menggelar aksi menolak pelemahan KPK gedung rektorat kampus tersebut, Ahad, 15 September 2019. Mereka menyampaikan kekecewaannya terhadap Presiden Joko Widodo.

Aksi itu melibatkan Ketua Dewan Guru Besar UGM, Koentjoro Guru Besar Fisipol, Wahyudi Kumorotomo, dan Dekan Fakultas Hukum Sigit Riyanto, dan ahli Hukum Tata Negara dari Zainal Arifin Mochtar. Sebagian dosen dan mahasiswa dari berbagai fakultas tersebut mengenakan baju berwarna hitam, sebagai simbol berduka terhadap pelemahan kewenangan komisi anti-rasuah. Semula Rektor UGM, Panut Mulyono menyatakan bersedia datang saat aksi. Tapi, menjelang berlangsungnya aksi itu, rektor batal datang dengan alasan ada acara keluarga.

Dekan Fakultas Hukum, Sigit Riyanto menyebutkan aksi tersebut bentuk dukungan upaya pemberantasan korupsi dan UGM menolak pelemahan KPK. Mendorong Presiden Jokowi untuk mengambil sikap yang elegan dan arif untuk mengatasi karut marut pelemahan KPK.”Presiden bisa saja menghentikan pembahasan revisi UU Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk membantu KPK,” kata dia.

Jokowi, kata dia semestinya mengevaluasi keputusannya yang menandatangani surat presiden tentang revisi UU KPK yang dikirim ke DPR. UGM, kata dia menolak pelemahan KPK dan mendukung gerakan anti-korupsi.

Advertising
Advertising

Aksi tersebut digelar secara internal di kalangan civitas akademika UGM. Mereka yang terlibat sebagian berasal dari Fakultas Hukum, Kedokteran, Fisipol, Ekonomika dan Bisnis, serta Teknik. Poster bertuliskan koruptor maunya KPK bubar, RUU KPK lemahkan KPK, KPK tak ada koruptor pesta, dan KPK lemah yang senang koruptor mereka bentangkan.

Wahyudi Kumorotomo menyentil Presiden Jokowi dengan membacakan puisi berjudul Mas Joko, Kami Mengandalkanmu. Puisi itu bicara tentang Jokowi sebagai alumni kampus tersebut, yang diharapkan tegas melawan pelemahan KPK. Jokowi merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980.

Puisi itu berbunyi:

Hari-hari ini, kami di Bulaksumur bersedih
Hari-hari ini, kami di bawah cemara tujuh berduka

Kami adalah adik-adik kelasmu
Kami adalah teman-teman kuliahmu
Kami adalah saudara-saudaramu
Kami adalah rakyat Nusantara di bawah panji Gadjah Mada

Kami baru saja memilihmu sebagai pengayom rakyat di Nusantrara
Kami baru saja mengangkatmu menjadi manusia setengah dewa
Mengapa begitu cepat engkau meninggalkan kami?
Mengapa begitu cepat engkau berkawan dengan para raksasa politik?
Mengapa begitu cepat engkau menyerah di cengkeraman buaya?

Ingatkah ketika kita sama-sama menikmati nasi-kucing
Menikmati gudeg
Menikmati mie dingin
Di lembah Bulaksumur
Di selokan Mataram
Di atas puncak Merbabu

Ketika itu engkau bicara tentang hutan-hutan kita yang mengering
Tentang ketidakadilan
Tentang rakyat yang makan nasi-aking
Tentang keinginan mengubah nasib bangsa

Kami minta engkau lindungi punggawa anti-rasuah kami
Kami minta engkau lindungi rakyat Nusantara
Kami minta engkau dengarkan nuranimu

Dengarkanlah rerumputan di Bulaksumur
Kuatkan hatimu
Kobarkan nyalimu
Mas Joko, kami mengandalkanmu…!

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

3 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

7 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

7 jam lalu

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

Cerita Heni Ardianto, lulusan prodi Magister Sains Manajemen FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 3,72 asal Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

8 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

10 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

13 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

23 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

23 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya