Brigadir Jenderal Polisi, Firli bersama Supardi, membacakan pakta integritas dalam upacara pelantikan, di gedung KPK, Jakarta, 6 April 2018. Brigjen Pol, Firli dilantik sebagai Deputi Penindakan KPK menggantikan Komjen Heru Winarko, yang telah menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional dan Supardi dilantik sebagai Direktur Penuntutan KPK. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta-Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi 2019-2023 Inspektur Jenderal Firli Bahuri mengakui sempat bertemu Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Menurut Firli pertemuan itu terjadi secara tak sengaja kala dirinya diundang oleh Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Antam Novambar.
"Saya ketemu dengan Pak Antam betul, dan di saat itu ada juga Ibu Megawati," kata Firli seusai fit and proper test dengan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis, 12 September 2019.
Firli mengklaim dia diundang Antam dalam rangka membicarakan koordinasi tentang penanganan perkara. Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ini mengakui mereka makan malam bersama.
Pertemuan tersebut berlangsung saat Firli masih menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK. Meski begitu, Firli membantah membicarakan penanganan perkara yang sedang ditangani oleh KPK. "Penanganan perkara kan ada koordinasi supervisi. Jadi tidak ada kaitan perkara yang ditangani oleh KPK, tidak ada," kata dia mengklaim.
Firli tertawa saat ditanya apakah persamuhan itu membicarakan pencalonannya dan Antam sebagai kandidat pimpinan KPK. Dia mengklaim, pencalonannya bukan atas permintaan siapa pun. "Endak, saya tidak ingin bicara itu. Yang pasti saya daftar pimpinan KPK murni keinginan saya pribadi. Saya tidak dipaksa oleh orang lain," kata dia.
Pertemuan Firli dengan pimpinan partai politik ini menjadi catatan merah dalam rekam jejaknya sebagai capim KPK. Dikutip dari Majalah Tempo edisi 31 Agustus 2019, pertemuan dilakukan di sebuah hotel bintang lima di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, beberapa bulan setelah Firli dilantik menjadi Deputi Penindakan KPK.
Meski disorot dengan sejumlah catatan, toh Firli terus melaju menjadi kandidat pimpinan KPK hingga sepuluh besar. Proses uji kepatutan dan kelayakan di Komisi Hukum DPR pun berlangsung mulus, tanpa kritik atau cecar.