UU MD3 Direvisi untuk Menambah Pimpinan MPR Jadi 10 Orang

Jumat, 6 September 2019 15:09 WIB

Ketua MPR Zulkifli Hasan bersama 7 Wakil Ketua MPR berfoto bersama dalam sidang paripurna MPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 26 Maret 2018. Penambahan MPR merupakan konsekuensi UU No. 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3). TEMPO/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta -Dewan Perwakilan Rakyat sepakat merevisi Undang-undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Dewan Perwakilan Daerah atau UU MD3. Revisi ini untuk menambah pimpinan MPR menjadi sepuluh orang.

Anggota Badan Legislasi DPR Arsul Sani mengatakan revisi dan penambahan pimpinan MPR ini terkait dengan agenda amandemen Undang-undang Dasar 1945 untuk mengembalikan Garis-garis Besar Haluan Negara.

"MD3 sudah sepakat karena ada rencana MPR periode depan itu akan menggulirkan amandemen UUD secara terbatas, utamanya yang terkait dengan GBHN," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 5 September 2019.

Arsul mengatakan, penambahan kuota pimpinan MPR untuk menyatukan kekuatan politik yang ada di parlemen. Kata dia, tujuannya adalah agar semua fraksi memiliki posisi setara dalam membahas agenda amandemen tersebut.

"Supaya semua kekuatan politik yang terinvestasikan dalam fraksi, terlepas apakah dia besar atau kecil, bisa duduk sama rendah, berdiri sama tinggi," kata dia.

Advertising
Advertising

Meski begitu, Arsul membantah bahwa sudah ada kesepakatan agar semua fraksi menyepakati agenda amandemen UUD 1945. Dia mengatakan, hal itu masih akan dibicarakan dan didiskusikan lebih lanjut.

Jika ditilik ke belakang, sebelumnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan gencar menginisiasi amandemen UUD 1945, tetapi menolak penambahan pimpinan MPR. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Kongres V PDIP di Bali awal Agustus lalu juga mewanti-wanti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto agar UU MD3 tak direvisi. "Ya namanya politik itu kan dinamis," kata Arsul perihal ini.

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

12 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

21 jam lalu

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

Sidang pemeriksaan pendahuluan gugatan PDIP terkait dugaan perbuatan melawan hukum oleh KPU telah gelar pukul 10.00 WIB, Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

1 hari lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan, gugatan PDIP salah alamat jika ingin membatalkan pelantikan kliennya

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya