Polri Sangsi Data 7 Warga Sipil Tewas di Rusuh Deiyai Papua

Reporter

Friski Riana

Editor

Juli Hantoro

Senin, 2 September 2019 14:22 WIB

Petugas membawa korban terluka insiden di Deiyai di RSUD Mimika, Papua, Kamis, 29 Agustus 2019. Dalam demo ini, massa menyatakan penolakan atas tindakan rasisme dan intimidasi kepada mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya beberapa waktu lalu. ANTARA/Jeremias Rahadat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo membantah ada tujuh warga sipil yang tewas saat kerusuhan di Kabupaten Deiyai, Papua. "Sudah saya konfirmasi langsung ke Polda Papua bahwa informasi tersebut tidak benar," kata Dedi di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin, 2 September 2019.

Dedi mengatakan, informasi terbaru mengenai jumlah korban tewas kerusuhan Deiyai adalah 2 warga sipil dan 1 anggota TNI. "Kemudian 3 anggota Polri yang terluka serta dua anggota TNI yang terluka. Itu masih kita update semuanya," katanya.

Insiden berakhir kerusuhan itu berawal dari demo yang dilakukan sekitar 100 orang di halaman kantor bupati Deiyai, pada Rabu 28 Agustus 2019. Namun tiba-tiba datang sekitar 1.000-an orang yang berlari-lari kecil dan sebagian di antara menyerang aparat keamanan.

Untuk informasi 7-8 warga sipil yang tewas, menurut Dedi, masih belum dapat diklarifikasi. Ia pun menyangsikan data dari pihak gereja yang menyebut ada 7 warga sipil tewas sebagaimana dirujuk oleh beberapa media.

"Pihak gereja apa punya data yang lebih konkrit? Anggota di sana sudah bekerja secara maksimal. Yang jelas dan yang terpenting bagaimana kita menjaga situasi Papua tetap kondusif, seluruh aktivitas masyarakat bisa berjalan normal seperti biasa," kata dia.

Advertising
Advertising

Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Rudolf Rodja sebelumnya juga memastikan ada 2 warga sipil yang tewas dan seorang TNI AD meninggal dalam kerusuhan Deiyai.

Rodja mengatakan insiden itu berawal dari unjuk rasa yang dilakukan sekitar 100 orang di halaman Kantor Bupati Deiyai. Kemudian, ada massa yang berlari dan menyerang petugas kepolisian dan TNI yang berjaga.

Bahkan, Rodja mengatakan massa menyerang mobil anggota TNI dan merampas senjata api yang berada di dalam kendaraan. Belakangan, Menko Polhukam Wiranto mengatakan bahwa 10 pucuk senjata api itu telah dikembalikan.

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

3 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

5 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

6 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

6 jam lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

7 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

8 jam lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

10 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

10 jam lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

11 jam lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya