Tukang Demo di Balik Pelaporan Jubir KPK Dkk
Reporter
M Rosseno Aji
Editor
Amirullah
Jumat, 30 Agustus 2019 07:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Agung Zulianto mendadak muncul di tengah polemik seleksi pemilihan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pria 28 tahun itu melaporkan juru bicara KPK Febri Diansyah, koordinator Indonesia Corruption Watch Adnan Topan Husodo, dan Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Asfinawati ke Polda Metro Jaya, Senin, 28 Agustus 2019.
Dalam laporannya, Agung menuding ketiganya menyebar berita bohong soal proses seleksi calon pimpinan KPK. "Saya tidak ingin ada opini publik, jadinya nanti pimpinan yang terpilih akan didiskreditkan," kata Agung saat dihubungi, Kamis, 29 Agustus 2019.
Informasi yang termuat dalam surat laporan menyebut Agung adalah seorang mahasiswa. Pria asal Jombang ini beralamat di Jalan Batan I, Kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Ketika ditelusuri, alamat itu mengarah ke asrama mahasiswa putra milik Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran Jakarta.
Di asrama mahasiswa yang berlokasi dekat dengan stasiun Moda Raya Terpadu Lebak Bulus itu, Tempo tidak berhasil menemui Agung. Dua mahasiswa penghuni asrama yang ditemui mengaku tak mengenal Agung. Seorang petugas keamanan yang hanya mau disebut Pakdhe mengaku kenal dengan Agung. Menurut dia, Agung adalah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. “Agung sudah tidak tinggal di asrama,” katanya.
Rupanya, Agung juga dikenal Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane. Pengamat kepolisian yang kerap mengkritik pegiat antikorupsi itu mengatakan sudah lama kenal dengan Agung.
<!--more-->
Menurut Neta, Agung adalah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Ciputat yang kerap memimpin unjuk rasa bersama mahasiswa dan aktivis Islam di Jakarta. Ia mengatakan kerap bertemu Agung di lapangan ketika berunjuk rasa.
Neta menyebut pelaporan terhadap sejumlah pegiat antikorupsi kemarin adalah inisiatif Agung beserta komunitasnya. Sebelum melapor, Agung menggelar demo di Polda Metro Jaya. “Setelah melaporkan (Febri, Adnan, dan Asfinawati) ke Polda mereka datang menemui saya,” kata dia.
Di bawah koordinasi Agung, Pemuda Pengawal KPK juga melakukan unjuk rasa di gedung lembaga antirasuah, pada Kamis sore, 29 Agustus 2019. Aksi yang menuntut agar KPK tak berpolitik itu dihadiri sekitar 50 orang dari berbagai kalangan. Namun, Agung tak terlihat ikut dalam unjuk rasa.
Aksi sejak pukul 14.00 hingga 15.30 itu berlangsung sepi. Dari pantauan Tempo, sejumlah peserta tak khidmat mengikuti arahan orator. Beberapa peserta malah bercanda saling menyemprotkan air mineral kala orator berteriak-teriak lantang. Seorang pria di barisan belakang terlihat berjoged dengan kawannya. Belasan massa dengan membawa gorengan di tangan masuk barisan ketika aksi sudah berjalan selama satu jam.
Seorang peserta bernama Kelvin, 24 tahun, mengaku tak punya misi mengikuti aksi. Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta ini mengatakan hanya diajak oleh Agung. "Saya mulai ikut Agung ketika dia melapor ke polisi, tapi saya enggak tahu apa yang dilaporkan," kata dia.
Seorang supir Grab yang ikut jadi peserta aksi juga mengaku hanya kenal dengan beberapa peserta. Menurut dia, komunitas yang ia tak tahu sejak kapan berdirinya itu kerap berdiskusi soal isu korupsi. "Kadang di kos-kosan, kadang di tempat nongkrong," katanya. Ketika ditanya lebih lanjut, ia menghindar.
ROSSENO AJI NUGROHO | ARKHELAUS WISNU | MAYA AYU PUSPITASARI