Koalisi Kawal Capim KPK Bakal Gelar Demo Cicak Vs Buaya 4.0

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 29 Agustus 2019 12:28 WIB

Aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi menyerahkan surat berukuran raksasa dan raket kepada petugas Pelayanan Informasi Publik KPK di gedung KPK, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Mereka mendesak KPK untuk segera mengusut laporan dugaan pelanggaran etis yang dilakukan mantan Deputi Penindakan KPK Firli bahuri dan Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan yang telah dilaporkan sejak Oktober 2018. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Kawal Capim KPK akan menggelar aksi solidaritas terhadap lembaga antirasuah itu. Hal ini terkait proses seleksi yang dilakukan panitia seleksi Capim KPK. Adapun tema aksi yang akan digelar Jumat, 30 Agustus 2019 itu adalah 'Cicak Vs Buaya 4.0'.

Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menjelaskan, tema tersebut berkaca pada kasus cicak vs buaya yang terjadi sekitar 10 tahun silam, saat KPK hendak dilemahkan melalui kriminalisasi, serangan fisik, intimidasi, dan lain-lain.

"Saat ini, kami mengindikasikan serangan tersebut berbalut baju baru yaitu rencana penguasaan KPK dari dalam melalui pimpinan KPK," ujar Asfinawati saat dihubungi Tempo pada Kamis, 29 Agustus 2019.

Aksi ini merupakan kritik atas keputusan pansel yang mengumumkan 20 capim KPK. Sejumlah nama yang ada dalam daftar 20 orang itu disebut memiliki persoalan etik dan integritas.

Mereka antara lain Inspektur Jenderal Firli Bahuri dan Inspektur Jenderal Antam Novambar. Firli diduga melanggar etik saat menjabat Deputi Penindakan KPK karena bertemu dengan Muhammad Zainul Majdi-Gubernur Nusa Tenggara Barat saat itu-yang diduga terlibat dalam perkara yang sedang diselidiki KPK.

Advertising
Advertising

Dalam uji publik di depan Pansel KPK, Firli mengakui pertemuan dengan TGB. Tapi ia membantah hal itu melanggar etik, karena pertemuannya bukan disengaja.

Adapun Antam diduga pernah mengintimidasi Direktur Penyidikan KPK saat itu, Komisaris Besar Endang Tarsa. Endang diminta menjadi saksi dalam sidang praperadilan atas kasus yang menjerat Komisaris Jenderal Budi Gunawan, yang saat itu menjabat Wakil Kepala Polri.

Dalam uji publik, Antam membantah tudingan itu.

Selain itu, ada sejumlah kandidat lain yang tidak tertib menyetorkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara.

Koalisi mencium ada gelagat kelompok tertentu mendesain upaya pelemahan KPK dari dalam dengan menempatkan orang-orang ini. Juru bicara KPK, Febri Diansyah, sebelumnya mengatakan bahwa lembaganya sudah menyerahkan bukti-bukti rekam jejak kepada Pansel Capim KPK, sekaligus memaparkannya pada 23 Agustus 2019. Kala itu bertepatan dengan pengumuman 20 capim yang lolos profile assessment.

Namun, dari 20 nama yang diumumkan, ada yang memiliki rekam jejak dugaan pelanggaran etik, penerimaan gratifikasi, hingga dugaan menghambat kerja KPK. Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih mengklaim bahwa 20 besar nama-nama capim sudah melalui pertimbangan rekam jejak dari sejumlah lembaga, bukan hanya KPK.

"Menurut Anda, KPK selalu yang paling benar ya? Kami punya rekam jejak yang lain juga. Jadi kita kan bekerja. Kalau memang KPK (paling benar), enggak usah pakai pansel-panselan," kata Yenti di Gedung III Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

23 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

1 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

2 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya