Soal Perang Siber, Pakar Ungkap 5 Hal Perkuat Keamanan

Reporter

Antara

Editor

Purwanto

Jumat, 16 Agustus 2019 15:23 WIB

Guna memerangi kejahatan siber yang kian meningkat, Polri meluncurkan layanan pelaporan kasus berbasis daring melalui laman patrolisiber.id. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Pakai keamanan Siber, Pratama Persadha menyebutkan pemerintah perlu melakukan perbaikan untuk memperkuat keamanan Siber guna menghadapi perang Siber yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

"Ada lima hal yang wajib diperhatikan dan diperkuat guna menjaga keamanan Siber," kata Pratama, di Jakarta, Jumat.

Pratama mengatakan hal itu menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang mengingatkan agar seluruh masyarakat Indonesia untuk tanggap dan sigap dalam menghadapi perang Siber.

Pertama, dari sisi sumber daya manusia (SDM), secara luas agar masyarakat aware, keamanan siber maupun berinternet yang sehat wajib masuk kurikulum pendidikan.

Di sisi lain, kata Pratama, harus ada akselerasi edukasi bagi para pengambil kebijakan agar tidak tertinggal.

Kemudian, secara khusus meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM terkait keamanan siber, baik organik yang masuk dalam pemerintahan maupun SDM lepas. Tak kalah penting tadi adalah adanya talent hunter yang "berburu" SDM ke seluruh tanah air.

"Jadi soal kurikulum sangat perlu kolaborasi BSSN, Kominfo, Ristek Dikti dan Kemendikbud," kata Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (Communication dan Information System Security Research Center/CISSReC) ini.

Kedua, dari sisi infrastruktur pemerintah wajib mendorongnya agar jangan sampai menjadi alasan perusahaan di tanah air untuk menyewa pusat data di Singapura.

"Karena alasan utamanya selama ini adalah minimnya pusat data di tanah air, terutama untuk 'tier' yang cukup tinggi. Indonesia sangat bisa mempunyai infrastruktur siber yang mumpuni, terutama masih banyak wilayah yang belum dimaksimalkan," tuturnya.

Apalagi, lanjut dia, bila ibu kota jadi pindah ke Kalimantan, seharusnya pemerintah sekaligus menjadikan Kalimantan sebagai pusat data nasional yang benar-benar luas dan aman. Namun, masalah ini perlu sekali pembicaraan dengan DPR.

"Ini sangat penting agar pemerintah dan DPR satu paham dalam melihat isu keamanan siber," katanya.

Ketiga, produk hukum berupa UU yang dibuat pemerintah dan DPR masih jauh dari mendukung penguatan keamanan dan pertahanan siber. Pemerintah harus memprioritaskan RUU perlindungan data pribadi, salah satunya.

"Dalam penyusunan RUU KUHP yang baru, harus masuk berbagai jenis kejahatan baru di wilayah siber. Penguatan BSSN lewat UU dan juga tak kalah penting adalah produk hukum yang mendukung industri siber dalam negeri. Baik industri keamanan siber maupun industri kreatif di wilayah siber," papar Pratama.

Keempat, pemerintah wajib mendorong dana riset yang besar untuk keamanan siber.

"Ini sangat mudah sebenarnya dengan mendorong kampus dan industri dalam negeri untuk bekerja sama. Sehingga produk hasil riset di kampus bisa dieksekusi dan segera menjadi produk yang bersaing di dalam serta luar negeri. Ini bisa dilakukan dengan peraturan menteri di setiap kementerian, atau lewat instruksi presiden," ujarnya.

Kelima, dengan adanya infrastruktur dan produk hukum yang baik, seharusnya pemerintah bisa menarik masuk tidak hanya investor, tapi perusahaan teknologi asing untuk menjadikan Indonesia pusat risetnya. Sekaligus ada transfer teknologi langsung.

"Indonesia bisa menjadi seperti New York dimana talenta terbaik dunia dalam berbagai industri berkumpul," tuturnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia untuk tanggap dan sigap dalam menghadapi perang siber di tengah keterbukaan informasi dan komunikasi yang dapat membawa ancaman bangsa.

"Dalam bidang pertahanan-keamanan kita juga harus tanggap dan siap menghadapi perang siber, menghadapi intoleransi, radikalisme dan terorisme," kata Presiden Jokowi dalam Pidato Kenegaraan Sidang bersama DPR dan DPD di Gedung Nusantara Senayan Jakarta, Jumat.

Dengan kemudahan mengakses informasi dan komunikasi, khususnya melalui media sosial, Presiden mengingatkan adanya ancaman di balik kebebasan tersebut. Berbagai ancaman tersebut antara lain dapat menyerang ideologi Pancasila, tradisi, budaya hingga warisan kearifan lokal bangsa Indonesia.

"Kemudahan arus komunikasi dan interaksi juga membawa ancaman terhadap ideologi kita Pancasila, ancaman terhadap adab sopan santun kita, ancaman terhadap tradisi dan seni budaya kita, serta ancaman terhadap warisan kearifan-kearifan lokal bangsa kita," kata Presiden.

Berita terkait

Akhir Politik Jokowi di PDIP

9 hari lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Staf KSP Klaim Jokowi Bakal Pimpin Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo

35 hari lalu

Staf KSP Klaim Jokowi Bakal Pimpin Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo

Ngabalin menjelaskan tim transisi dari Jokowi ke Prabowo akan dibentuk dalam waktu cepat.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ungkap Sejumlah Kelemahan Minyak Makan Merah, Apa Saja?

46 hari lalu

Peneliti BRIN Ungkap Sejumlah Kelemahan Minyak Makan Merah, Apa Saja?

Warna dan rasa khas minyak makan merah yang tak lazim bisa menyulitkan promosi produk tersebut. Namun, nutrisinya bisa menyaingi minyak biasa.

Baca Selengkapnya

Keppres Kewarganegaraan Cyrus Margono Terbit, Selangkah Lagi Resmi Jadi WNI

48 hari lalu

Keppres Kewarganegaraan Cyrus Margono Terbit, Selangkah Lagi Resmi Jadi WNI

Pemain keturunan Cyrus Margono tinggal melaksanakan pengambilan sumpah untuk kemudian resmi menjadi WNI.

Baca Selengkapnya

Tolak Kezaliman Jokowi, Din Syamsuddin akan Gerakkan Demo di DPR Selasa Lusa

50 hari lalu

Tolak Kezaliman Jokowi, Din Syamsuddin akan Gerakkan Demo di DPR Selasa Lusa

Din Syamsuddin mengatakan banyak pihak yang akan hadir dalam demonstrasi tersebut.

Baca Selengkapnya

Jokowi Target Pembangunan Paralympic Training Center di Karanganyar Selesai Akhir Tahun Ini

59 hari lalu

Jokowi Target Pembangunan Paralympic Training Center di Karanganyar Selesai Akhir Tahun Ini

Jokowi menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Paralympic Training Center di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat, 8 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Olly Dampingi Jokowi Resmikan Bendungan Lolak

23 Februari 2024

Olly Dampingi Jokowi Resmikan Bendungan Lolak

Juga meresmikan sekitar sembilan ruas jalan di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Puncak HPN 2024, Bamsoet Apresiasi Ditandatanganinya Perpres Hak Cipta Penerbit

20 Februari 2024

Puncak HPN 2024, Bamsoet Apresiasi Ditandatanganinya Perpres Hak Cipta Penerbit

Peraturan Presiden terkait publisher right menjadi angin segar bagi kalangan pers

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Diprotes Cucu karena Sering Masuk Sampul Majalah

20 Februari 2024

Jokowi Curhat Diprotes Cucu karena Sering Masuk Sampul Majalah

Jokowi menyatakan tidak mempermasalahkan kritik yang kerap dilayangkan kepadanya.

Baca Selengkapnya

Bayang-bayang Pemilu Curang

11 Februari 2024

Bayang-bayang Pemilu Curang

Jokowi menyatakan tak akan berkampanye dalam pemilu meski oleh undang-undang dibolehkan. Ia mengucapkan kata netral setelah membagikan bansos.

Baca Selengkapnya