Hasil Tes Psikologis Kasus Polisi Tembak Polisi Keluar Dua Pekan

Reporter

Andita Rahma

Editor

Amirullah

Senin, 29 Juli 2019 15:02 WIB

Suasana di Kantor Polsek Cimanggis pasca penembakan anggota polisi pada Kamis malam, Jalan Raya Bogor, Kota Depok, Jumat, 26 Juli 2019. TEMPO/Irsyan Hasyim

TEMPO.CO, Jakarta - Polri mengatakan hasil tes psikologis Brigadir Rangga Tianto, tersangka kasus polisi tembak polisi, akan keluar pada pertengahan Agustus 2019. Brigadir Rangga diketahui menembak mati Bripka Rahmat Effendy di Mapolsek Cimanggis pada 25 Juli 2019.

"Untuk hasil Brigadir RT butuh 14 hari supaya hasilnya komprehensif dan bisa dipertanggungjawabkan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan, pada Senin, 29 Juli 2019.

Saat ini, Brigadir Rangga telah ditahan Markas Polda Metro Jaya. Ia sudah ditetapkan sebagai tersangka pada 27 Juli 2019. Ia terancam hukuman penjara hingga 15 tahun. “Pasal yang dikenakan 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara,” ucap Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Asep Adi Saputra pada 27 Juli 2019.

Nantinya hasil psikologis tersebut akan turut menentukan lamanya hukuman pidana Brigadir Rangga.

Selain itu, Polri tak menutup kemungkinan bahwa institusinya akan memecat Brigadir Rangga. "Bisa saja dia dikenai PDTH atau Pemecatan Dengan Tidak Hormat," kata Asep. Namun, Polri baru akan menggelar sidang komisi kode etik untuk Brigadir Rangga setelah pengadilan menjatuhkan vonis terhadapnya. Sidang etik itu sendiri akan dilakukan oleh Divisi Propam.

Advertising
Advertising

Kejadian penembakan tersebut bermula ketika Bripka Rahmat menangkap FZ, yang merupakan keponakan dari Brigadir Rangga karena terlibat tawuran di wilayah Depok pada 25 Juli 2019. Orang tua FZ lalu datang ke Polsek Cimanggis bersama Brigadir Rangga dan seorang anggota polisi lainnya.

Brigadir Rangga meminta kepada Bripka Rahmat agar FZ dilepaskan dan dibina oleh orang tuanya. Namun, permintaan itu ditolak Bripka Rahmat, di mana ia bersikukuh untuk memproses FZ secara hukum.

"Obrolan itu menjadi obrolan yang memanas, karena tadi Bripka RE inginnya diproses," ucap Asep. Tak lama setelah cekcok, Brigadir Rangga menembakkan pistolnya ke tubuh Bripka Rahmat. Asep menyebut tujuh dari sembilan peluruh ditembakkan. Bripka Rahmat tewas dengan luka tembak di antaranya pada dada, leher, paha, dan perut.

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

4 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

4 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya