Pemimpin Pesantren Waria Yogya Terima Penghargaan Pembela HAM

Jumat, 19 Juli 2019 22:52 WIB

Pemimpin pesantren waria Al-Fatah Kotagede, Yogyakarta, Shinta Ratri menerima penghargaan dari Front Line Defenders, organisasi internasional untuk perlindungan pembela HAM berbasis di Irlandia. TEMPO/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Yogyakarta-Pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah Kotagede, Yogyakarta, Shinta Ratri, menerima penghargaan sebagai pembela Hak Asasi Manusia (HAM) dari Front Line Defenders, organisasi internasional untuk perlindungan pembela HAM yang berbasis di Irlandia.

Shinta Ratri satu-satunya yang terpilih untuk mendapatkan penghargaan tersebut dari kawasan Asia Pasifik. Dia bersanding dengan empat orang penerima penghargaan dari Republik Dominika, Tunisia, Rusia dan Malawi. Anggota dewan atau board member Front Line Defenders, Mary Jane Real, dan koordinator organisasi tersebut untuk Asia Tenggara, Sayeed Ahmad, datang ke Pesantren Waria Al-Fatah untuk menyerahkan penghargaan kepada Shinta Ratri, Jumat, 19 Juli 2019. “Penghargaan ini khusus kami berikan untuk pembela HAM berisiko tinggi yang mengalami kekerasan,” kata Mary Jane.

Front Line Defenders menetapkan Shinta karena dia gigih mempertahankan pondok pesantren dan komunitasnya setelah belasan anggota Front Jihad Islam menggeruduk pesantren pada 19 Februari 2016. Shinta terus berdiri mempertahankan hak komunitas waria agar tetap bisa menjalankan ibadah. Shinta bisa saja menutup pesantren tersebut di tengah jalan. Tapi, dia tetap menjalankan kegiatan belajar agama di pesantren dengan dukungan Ustad Arif Nur Safri.

Mary Jane secara khusus memberikan penghormatan kepada Ustad Arif yang yang memberikan dukungan untuk hak-hak beribadah para santri waria. Dukungan dari Ustad Arif kepada para waria untuk belajar Islam sangat penting dan tidak mudah di tengah kebencian terhadap waria.

Santri pesantren waria hidup berdampingan dengan tetangga kanan kiri. Mereka menjaga keberadaan pesantren tersebut. Mary Jane juga memberikan penghormatan terhadap penduduk sekitar pesantren yang berperan menjaga waria menjalankan aktivitas dan ibadah. Hari itu, puluhan tetangga Shinta datang untuk merayakan syukuran atas penghargaan tersebut. Mereka ikut menonton film dokumenter tentang waria, berdoa, dan makan bersama.

Sayeed Ahmad menyebutkan tahun ini penghargaan diberikan kepada pejuang LGBT yang mengalami beragam serangan dan diskriminasi. Setiap tahun penghargaan pembela HAM yang mereka berikan berbeda-beda, bergantung pada situasi tahun itu. Pada 2018, Front Line Defenders memberikan penghargaan kepada pembela lingkungan.

Menurut Sayeed tidak mudah untuk para pembela hak-hak LGBT hidup di negara-negara yang belum bebas diskriminasi. Di negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, LGBT mendapatkan penolakan yang keras. Tapi Sayeed percaya Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi keberagaman ke depan akan lebih baik dalam penghormatan terhadap HAM. “Pemerintah Indonesia harus memastikan perlindungan terhadap kelompok rentan, satu di antaranya komunitas LGBT. Memastikan hak-hak asasi mereka terpenuhi,” kata Sayeed.

Sebelum memberikan penghargaan di pesantren waria, Front Line Defenders menyerahkan penghargaan secara seremonial kepada Shinta di Kedutaan Besar Irlandia untuk Indonesia di Jakarta beberapa hari yang lalu. Organisasi tersebut secara khusus mengundang Shinta datang ke Dublin, Irlandia untuk menerima penghargaan bersama empat pembela HAM lainnya pada 2 Oktober 2019.

Shinta berterima kasih kepada media massa yang mengangkat kisah perjuangan komunitasnya sehingga didengar Front Line Defenders. Dia menyebutkan penghargaan ini bagian dari perjuangan HAM yang ia jalankan bersama komunitasnya secara alamiah. “Kami perjuangkan hak beribadah, bagian dari HAM,” kata dia.

Pesantren waria berdiri di tengah perkampungan Kotagede. Di sekitarnya terdapat rumah-rumah tradisional berarsitektur Jawa. Untuk menuju ke sana, orang harus melalui gang sempit. Pesantren berdiri di kawasan Kotagede sejak tahun 2014. Sebelumnya Ponpes Waria berdiri di Notoyudan, menempati rumah kontrakan Maryani pada 2008. Maryani menjadi ketuanya.

Berdirinya pesantren waria ini bermula dari rutinitas Maryani mengikuti pengajian Kiai Haji Hamrolie Harun, seorang ustad pengasuh pengajian Al Fatah di kawasan Pathuk, Yogyakarta. K.H. Hamrolie juga yang memberi nama Pondok Pesantren Al-Fattah. Nama itu berasal dari pengajian mujahadah yang diselenggarakan K.H. Hamrolie.

Ia menjadi pembina pondok itu. Pada 2013, K.H. Hamrolie meninggal. Setahun kemudian, Maryani meninggal. Ponpes pindah ke kawasan Kotagede di rumah Shinta Ratri, ketua pondok pesantren yang sekarang, pada 2014. "Sebagai tetangga, saya bangga Bu Shinta Ratri terima penghargaan. Dia menunjukkan bisa berdiri dan kuat setelah digeruduk," kata tetangga Shinta, Sri Wahyuni.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

20 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

1 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Kemenag Cairkan Dana BOS Tahap I dan PIP Pesantren 2024

8 hari lalu

Kemenag Cairkan Dana BOS Tahap I dan PIP Pesantren 2024

kemenag mengalokasikan anggaran dana BOS Pesantren sebesar Rp 340,5 miliar tahun ini.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

15 hari lalu

Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

Kementerian Agama membuka program bantuan pesantren dan pendidikan keagamaan Islam untuk tahun anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

19 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Kemenag Usul Lulusan Ma'had Aly Bisa Ikut Seleksi CPNS

33 hari lalu

Kemenag Usul Lulusan Ma'had Aly Bisa Ikut Seleksi CPNS

Lulusan Ma'had Aly berpeluang mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS, khususnya formasi penyuluh agama.

Baca Selengkapnya

Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

42 hari lalu

Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

Polda Jambi akirnya mengungkap motif penganiayaan yang menewaskan AH, 13 tahun, santri di salah satu ponpes di Kabupaten Tebo.

Baca Selengkapnya

Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

43 hari lalu

Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

Polisi menetapkan bapak dan anak pengasuh pondok pesantren di Trenggalek sebagai tersangka pencabulan

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

46 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya