Kesepakatan Muhammadiyah-KPK, Ini Konsekuensinya Bagi Alumni

Jumat, 19 Juli 2019 08:23 WIB

Siswa-siswi baru SD Muhammadiyah 05 Kebayoran Baru tahun ajaran 2019/2020 mengikuti upacara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada hari pertama masuk sekolah di Jalan Limau, Jakarta Selatan, Senin, 15 Juli 2019. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menandatangani nota kesepahamam pemberantasan korupsi, Kamis, 18 Juli 2019. Penandatanganan dilakukan langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua KPK Agus Rahardjo di kantor pusat organisasi itu di Yogyakarta.

Konsekuensi dari kesepahaman ini adalah dicabutnya ijazah alumnus lembaga pendidikan Muhammadiyah jika terbukti korupsi. Hal ini dilakukan Muhammadiyah sebagai sanksi dan agar menimbulkan efek jera. “Ini perlu sebagai bagian dari upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Setidaknya bisa memberikan efek jera," kata Haedar seusai penandatangan kesepahaman.

Muhammadiyah berkomitmen tinggi dalam pemberantasan perilaku koruptif. Upaya itu dilakukan juga terhadap alumni ribuan perguruannya. Hingga Januari 2019, Muhammadiyah memiliki 174 perguruan tinggi, 1.143 SMA/SMK/MA, 1.772 SMP/MTs, 2.604 SD/MI, 14.346 TK/TPQ ABA-PAUD, 102 pondok pesantren, 6.27p masjid dan 5.689 musola.

Untuk mewujudkan pencabutan ijazah itu perlu menyiapkan sistem yang komprehensif. "Kami buat dulu sistemnya yang komprehensif dan lebih terstruktur," kata Haedar.

Pada 2000 Muhammadiyah sudah memiliki gerakan anti korupsi. "MoU (dengan KPK) ini bagian dari akselerasi pemberantasan korupsi lebih massif."

Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan pihaknya gencar menjalin kerja sama dan penandatangan kesepahaman tentang pemberantasan korupsi. "Dengan NU sudah, sekarang dengan Muhammadiyah," kata Agus.

Menurut dia, kesepahaman dengan Muhammadiyah ini bertujuan membentuk karakter bangsa yang tidak koruptif. Muhammadiyah punya peran strategis dalam pencegahan korupsi. Dalam pencegahan korupsi, Muhammadiyah sudah memiliki metode dan kurikulum. "Nah ini kan saling melengkapi dan saling menyempurnakan apa yang kurang," ujar dia.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

2 jam lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

Pesan Haedar Nashir untuk 4 Kader Muhammadiyah yang Bela Skuat Timnas U-23

3 jam lalu

Pesan Haedar Nashir untuk 4 Kader Muhammadiyah yang Bela Skuat Timnas U-23

Ada empat kader Muhammadiyah yang saat ini sedang membela skuat Timnas U-23, salah satunya Rizky Ridho.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

9 jam lalu

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta merasa tak ada kedala menangani kasus dugaan pemerasan oleh eks Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Eks Penyidik KPK Heran Nurul Ghufron Tak Paham Soal Trading In Influence Karena Minta Kerabatnya Dimutasi

11 jam lalu

Eks Penyidik KPK Heran Nurul Ghufron Tak Paham Soal Trading In Influence Karena Minta Kerabatnya Dimutasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pernah meminta Kementan untuk memutasi kerabat atau keluarganya dari Jakarta ke Malang. Bakal jalani sidang etik.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Gugat ke PTUN, Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik dan Anggap Kasusnya Tidak Kedaluwarsa

13 jam lalu

Nurul Ghufron Gugat ke PTUN, Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik dan Anggap Kasusnya Tidak Kedaluwarsa

Dewas KPK tetap akan menggelar sidang etik terhadap Wakil Ketua Nurul Ghufron, kendati ada gugatan ke PTUN.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewas KPK Albertina Ho Dilaporkan Nurul Ghufron, Ini Profil dan Kasus yang Pernah Ditanganinya

15 jam lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho Dilaporkan Nurul Ghufron, Ini Profil dan Kasus yang Pernah Ditanganinya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron laporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho, eks Ketua Majelis Hakim PN Jakarta Selatan. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

1 hari lalu

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho. Berikut tugas dan fungsi Dewas KPK

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

1 hari lalu

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.

Baca Selengkapnya

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

1 hari lalu

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengatakan telah melaporkan dugaan pelanggaran etik anggota Dewas KPK Albertina Ho sejak bulan lalu.

Baca Selengkapnya