Pengamat Nilai Pidato Visi Jokowi Tak Visioner

Reporter

Halida Bunga

Editor

Juli Hantoro

Senin, 15 Juli 2019 17:18 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat sosial politik UNJ Ubedilah Badrun, menilai pidato Presiden Terpilih Joko Widodo atau Jokowi secara umum cenderung normatif, meski tetap menghibur dan wajar sebagai Presiden. Namun dia menilai pidato Jokowi kurang visioner secara substansial.

Menurut Ubedilah yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS), ada dua hal yang justru penting dan ditunggu-tunggu oleh publik. Pertama, jika judul besar pidato Jokowi itu adalah Visi Indonesia, secara umum tidak menggambarkan sesuatu yang kuat tentang visi. Sebab menurutnya, visi bicara tentang masa depan Indonesia selama masa kepemimpinan lima tahun ke depan.

"Terutama misalnya Jokowi tidak bicara Visi Ekonomi lima tahun ke depan itu ekonomi Indonesia akan seperti apa? Hanya terucap kita akan bekerja keras, bangun infrastruktur dan membuka investasi sebesar besarnya. Itu bukan visi tapi itu cara mencapai visi," kata Ubedilah melalui keterangan tertulis pada Senin, 15 Juli 2019.

Menurutnya, masyarakat Indonesia maupun dunia internasional berharap kejelasan visi ekonomi periode kedua Jokowi bisa menjelaskan posisi ekonomi Indonesia lima tahun ke depan di tengah dinamika perang dagang Amerika dan Cina. Khususnya wajah ekonomi Indonesia di tengah surplus demografi dan juga target angka pertumbuhan ekonomi. "Soal ini masih abstrak. Tidak terlihat dengan jelas," katanya.

Kedua, Ubedilah menilai Jokowi sama sekali tidak bicara visi kemanusiaan Indonesia. Padahal problem hak asasi manusia di Indonesia saat ini sedang menjadi sorotan dunia internasional. Selama lima tahun periode pertama, Ubedilah mengatakan nyaris tidak ada satupun kasus hak asasi manusia yang tertangani dengan baik.

Advertising
Advertising

"Alih alih menangani kasus HAM yang lama, kasus HAM yang baru justru hadir di periode pertamanya yang nanti akan menjadi beban pemerintahannya selama lima tahun ke depan. Seperti peristiwa penangkapan aktivis dan penembakan dengan peluru tajam pada peristiwa 22-23 Mei 2019 di Jakarta," katanya.

Visi kemanusiaan ini dinilai Ubedilah seharusnya dibingkai dalam konteks visi demokrasi. Tapi visi demokrasi juga tak dinarasikan Jokowi. Jokowi hanya mengatakan demokrasi keadaban dan menghentikan caci maki. Namun bentuk, pola dan sistemnya tidak dinarasikan sebagai visi demokrasi.

"Jika visi demokrasi dan hak asasi manusia Indonesia selama lima tahun ke depan tidak jelas, saya kira ini akan menjadi salah satu beban berat pemerintahan Jokowi selama lima tahun, selain soal ekonomi yang tak tentu arah," ucapnya.

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

34 menit lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

1 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

2 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

2 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

5 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

7 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

17 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

17 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

20 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

20 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya