Jadwal Putusan Pilpres Bisa Dimajukan Sebelum 28 Juni 2019

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Elik Susanto

Senin, 24 Juni 2019 13:27 WIB

Dari kanan, juru bicara Mahkamah Konstitusi (MK), Fajar Laksono, Ketua Dewan Etik MK Achmad Rustandi dan anggota Dewan Etik MK Salahuddin Wahid saat konferensi pers di gedung MK jalan Merdeka Barat No. 6, Gambir, Jakarta, 16 Januari 2018. Tempo/M. Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Mahkamah Konstitus atau MK Fajar Laksono mengatakan, tahapan putusan sidang sengketa Pilpres yang diagendakan pada Jumat, 28 Juni 2019, bisa saja dipercepat. Percepatan sidang putusan tergantung kesiapan hakim.

Baca: Yusril Ihza Yakin Menang dalam Perkara Pilpres 2019 di Sidang MK

"Apakah putusannya bisa dipercepat? Mungkin saja kalau semua sudah dianggap selesai dan siap, jadwalnya bisa dimajukan sebelum 28 Juni 2019. Namun, sampai saat ini belum ada jadwal percepatan," kata Fajar saat diwawancara di ruang kerja Gedung MK Jakarta Pusat, Senin, 24 Juni 2019.

Menurut Fajar, tahapan agenda sidang hasil Pilpres 2019 selama sepekan, mengungkap sejumlah fakta dari pelapor maupun terlapor. Seluruh fakta persidangan berdasarkan hasil dengar pendapat maupun barang bukti yang terkumpul, kata Fajar, saat ini sedang dilakukan RPH (rapat
permusyawaratan hakim)

Sebanyak sembilan hakim MK mengadakan RPH perdana hari ini, 24 Juni 2019 diikuti oleh sejumlah pegawai yang disumpah di Gedung MK Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. "Agenda RPH ini dilakukan secara tertutup. Sejak pukul 09.00 WIB, kegiatan rapat berjalan kondusif. Selain hakim, hanya sejumlah pegawai yang sudah diambil sumpahnya hadir dalam agenda itu," kata Fajar.

Jalannya sidang RPH, Fajar menjelaskan, meliputi proses pengambilan keputusan, pembuatan draf putusan yang akan diumumkan kepada publik. Sesuai dengan ketentuan MK, tidak diperkenankan membacakan putusan terkait kesimpulan RPH tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada sejumlah pihak terkait paling lambat tiga hari.

Pihak terkait yang dimaksud adalah Badan Pemenangan Nasional atau BPN 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno serta Tim Kampanye Nasional atau TKN 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin, Komisi Pemilihan Umum, serta Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu.

Jika ada pendapat hakim yang berbeda, kata Fajar, nantinya tetap dimuat dalam petikan putusan. Fajar memastikan jika ada percepatan jadwal sidang pembacaan putusan akan diberitahukan kepada para pihak. "Sejauh ini tetap. Kalau pun dipercepat, tentu MK akan menyampaikan kepada para pihak dan juga publik," kata Fajar.

Sesuai aturan dalam UU MK, sidang sengketa pilpres dibatasi 14 hari kerja. Sidang berakhir pada 21 Juni lalu dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dari tim Joko Widodo - Ma'ruf Amin selaku pihak terkait.

Baca: Kuasa Hukum Prabowo Cecar Saksi Soal Jokowi, Moeldoko, dan Ganjar

Advertising
Advertising

Ketua MK Anwar Usman saat itu menyatakan, para hakim langsung menggelar RPH untuk membahas bukti dan argumentasi dalam perkara Pilpres 2019. "Kami habis selesai sidang akan langsung RPH. Kami akan berdebat dari apa yang bapak-bapak suguhkan di hadapan kami. Memang sangat berat," kata Anwar.

ANTARA

Berita terkait

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

1 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

KPU Launching Pendaftaran PPK, Ternyata Segini Gajinya dan Ada Santunan

4 hari lalu

KPU Launching Pendaftaran PPK, Ternyata Segini Gajinya dan Ada Santunan

Ketua KPU Depok, Wili Sumarlin mengatakan Depok memiliki 11 kecamatan, sehingga kebutuhan PPK 55 anggota. Tiap kecamatan 5 orang.

Baca Selengkapnya

Presiden PKS Apresiasi Keberanian 3 Hakim MK Dissenting Opinion

4 hari lalu

Presiden PKS Apresiasi Keberanian 3 Hakim MK Dissenting Opinion

Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, mengapresiasi 3 dari 8 hakim Mahkamah Konstitusi yang telah memberikan pendapat berbeda atau dissenting opinion dalam putusan sengketa hasil pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gugatan Anies dan Ganjar Ditolak MK, Prabowo-Gibran Tetap Pemenang Pilpres 2024

5 hari lalu

Gugatan Anies dan Ganjar Ditolak MK, Prabowo-Gibran Tetap Pemenang Pilpres 2024

Prabowo-Gibran tetap menjadi Pemenang Pilpres 2024 setelah MK membacakan putusan yang menolak gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

5 hari lalu

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

Anies Baswedan menyampaikan terima kasih kepada anak-anak muda yang telah memberi warna baru pada pilpres kali ini.

Baca Selengkapnya

Potensi Terbelah Putusan Mahkamah Konstitusi

5 hari lalu

Potensi Terbelah Putusan Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi dinilai sulit mengabulkan permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud dalam sengketa pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

5 hari lalu

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai putusan MK akan memberikan legitimasi atau kepastian hukum terhadap Pemilu.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

5 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya