Keluarga Simpatisan ISIS di Suriah Berharap Pulang ke Indonesia

Reporter

Hussein Abri

Senin, 17 Juni 2019 08:26 WIB

Suasana kamp pengungsian al-Hol, yang ditempati puluhan ribu anggota keluarga milisi ISIS di Hasaka, Suriah, 1 April 2019. REUTERS/Ali Hashisho

TEMPO.CO, Suriah - Lebih dari sepuluh warga negara Indonesia langsung meriung di tenda pengungsian bernomor 39378 di Al-Hawl begitu Tempo memperkenalkan diri berasal dari Tanah Air, pada Kamis, 23 Mei lalu. Mereka adalah perempuan dan anak-anak yang merupakan keluarga dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Baca: Kisah Pelarian WNI Eks Pendukung ISIS dari Suriah

Suami serta ayah dari para perempuan dan anak-anak itu adalah kombatan dari kelompok teroris tersebut. Semuanya berada di dalam bui. “Ayah saya dibawa ke penjara oleh tentara,” ujar Windy Aulia Alwi, 17 tahun. Tentara yang dimaksud adalah Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang merupakan sayap militer Otoritas Kurdistan Suriah.

Menurut Windy, ia bersama ibunya, Rahmawati, dibawa pasukan SDF dari Desa Baghouz Al-Fawqani di Dayr Az-Zawr ke kamp pengungsian sekitar awal Maret lalu. Desa Baghouz yang merupakan benteng terakhir ISIS digempur oleh SDF, gabungan prajurit Kurdi dan Arab Suriah. Pasukan ISIS berhasil dikalahkan. SDF lalu membawa wanita dan anak-anak ke lokasi pengungsian, sedangkan ribuan pria dijebloskan ke penjara, termasuk ayah Windy, Muhamad Ali, 45 tahun.

Windy dan keluarganya masuk ke Suriah pada 2016. Ketika itu, ia masih berumur 13 tahun. “Abi (ayah) bilang ini ada negara Islam, aku pikir jalan-jalan dan happy-happy saja,” ucap Windy. Mereka terbang dari Jakarta ke Turki lalu melanjutkan perjalanan melalui jalur darat menuju perbatasan Suriah. Apa yang Windy hadapi selanjutnya jauh berbeda dengan yang dia bayangkan.

Baca juga: Eks PNS Pendukung ISIS Diisolasi karena Menolak Pelatihan Militer

Windy ingin kembali ke Indonesia untuk berkumpul bersama keluarga besarnya yang tinggal di kawasan Kramat 4, Jakarta Pusat. Apalagi, kini setelah ia terpisah dengan ayahnya yang dipenjara. “Pingin segera kumpul, tidak enak hidup di sini,” katanya.

Advertising
Advertising

Halimatun Sadiyah, simpatisan ISIS lainnya, juga berharap bisa segera kembali ke Tanah Air. Wanita asal Pamulang, Tangerang Selatan, ini menuturkan nasibnya di dalam kamp Al-Hawl yang berisi 73 ribu pengungsi kian tak jelas. Untuk hidup, ia berjualan minuman bersoda maupun makanan ringan di dalam pengungsian.

Menurut Halimatun, jumlah pengungsi asal Indonesia di Al-Hawl ada sekitar 200 orang. Semuanya, ucap dia, menaruh harapan bisa kembali ke Indonesia karena sempat muncul isu sudah ada 30 WNI yang menjadi pengungsi sudah dipulangkan ke Tanah Air. “Tapi tidak pernah jelas, di sini sudah berharap untuk pulang,” katanya.

Di pengungsian sendiri, ucap dia, banyak anak-anak, termasuk dari Indonesia, yang meninggal karena sakit. Ketua Komisi Luar Negeri Otoritas Kurdistan Suriah, Abdulkarim Omar, mengatakan jumlah anak kecil yang meninggal karena alasan kesehatan saat peperangan di Baghouz saja sebanyak 250-300 orang.

Tempo pun menemui nenek dan tante Windy, Acih dan Vivi Fatimah, di rumahnya di Kramat 4, Jakarta Pusat. Keduanya langsung berurai air mata ketika mengetahui nasib Windy. Menurut Vivi, keluarganya terakhir kali dapat kabar dari Windy pada awal tahun lalu. Ketika itu ada kawan semasa kecil Windy yang datang. “Dia berpesan hanya ingin pulang,” katanya.

Menurut Acih, awalnya tidak ada yang tahu Ali, Rahmawati, dan Windy pergi ke Suriah. “Ali menelepon ketika sudah tiba di Suriah,” ujarnya. Keluarganya kaget karena selama di Indonesia kehidupan ekonomi keluarga mereka cukup mapan. Ali bekerja sebagai manajer sumber daya manusia pada salah satu showroom mobil di Jakarta Pusat.

Acih dan Vivi pun tak bisa berbuat apa-apa. “Kami ingin mereka pulang, tapi tidak tahu caranya,” ujar Acih.

Baca: Komnas HAM Minta Pemerintah Pulangkan WNI di Suriah

Ketua Komisi Luar Negeri Otoritas Kurdistan Suriah, Abdulkarim Omar, menuturkan siap menyerahkan simpatisan ISIS asal Indonesia yang berada di pengungsian. “Kami sangat siap menyerahkan wanita dan anak-anak ke negara asal mereka,” katanya. Namun, ucap dia, sudah dua tahun tidak ada komunikasi antara Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Otoritas Kurdistan Suriah. Saat itu, komunikasi terjalin ketika mengembalikan 18 orang WNI yang berada di Raqqah, salah satunya adalah Dwi Djoko Wiwoho.

Berita terkait

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

5 jam lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

3 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

3 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

3 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

3 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

4 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

5 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Cara Pindah Kewarganegaraan WNA Menjadi WNI dan Persyaratannya

6 hari lalu

Cara Pindah Kewarganegaraan WNA Menjadi WNI dan Persyaratannya

Untuk berpindah status WNA menjadi WNI terdapat beberapa syarat dan proses yang perlu dilalui. Ini informasi lengkapnya.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

7 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya