Eks PNS Pendukung ISIS Diisolasi karena Menolak Pelatihan Militer

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Minggu, 16 Juni 2019 07:44 WIB

Sejumlah anggota kelompok militan ISIS dan keluarganya membawa barang-barang mereka saat menyerahkan diri kepada Pasukan Demokrat Suriah (SDF), di desa Baghouz, provinsi Deir Al Zor, Suriah, Selasa, 12 Maret 2019. Sikap menyerah anggota ISIS itu, menandakan semakin dekatnya kekalahan ISIS di Baghouz, Suriah. REUTERS/Rodi Said

TEMPO.CO, Jakarta - Eks pendukung ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), DJ alias Eko (nama samaran), mengaku pernah diisolasi karena mengundurkan diri dari pelatihan militer di Suriah. Narapidana terorisme yang kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Khusus Sentul itu hanya lima hari menjalani pelatihan militer.

Baca: Kesaksian Eks PNS Pendukung ISIS yang Sempat Menetap di Suriah

"Sanksinya dalam satu rumah itu keluarga enggak boleh keluar rumah selama beberapa bulan. Isolasi," kata Eko saat ditemui Tempo di Lapas Kelas IIB Khusus Sentul, Jawa Barat, Sabtu, 15 Juni 2019.

Sebelum ikut ISIS, Eko merupakan pegawai negeri sipil di salah satu daerah di Kepulauan Riau. Ia dan keluarganya berangkat ke Suriah pada Agustus 2015. Setelah 20 bulan di sana, Eko dan keluarganya keluar dari wilayah kekuasaan ISIS itu.

Pada Juli 2018, Eko divonis 3,5 tahun dan denda Rp 50 juta oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Ia dinilai terbukti melakukan pemufakatan jahat dan perbantuan pendanaan tindak pidana terorisme.

Advertising
Advertising

Pria berusia setengah abad itu meminta Tempo merahasiakan nama sebenarnya demi keamanan keluarganya. Ia menceritakan, pelatihan militer yang dijalaninya baru sekedar teori dan pengenalan senjata. Ia enggan melanjutkan pelatihan itu lantaran tak terbesit niatan untuk ikut perang. "Sebenarnya wajib (pelatihan militer), tapi kami bisa menolak meski ada sanksinya," kata dia.

Eko dan keluarganya diisolasi sekitar tiga bulan lamanya. Selama tinggal di sana, Eko juga tak melakukan kegiatan apapun. Ia mengaku sempat ditawari pekerjaan di instansi pemerintahan di salah satu daerah kekuasaan ISIS. Namun ia menolaknya secara halus karena tak ingin terlibat jauh dengan organisasi itu.

Sejak semula, Eko mengaku ragu bergabung dengan ISIS. Selama satu tahun sebelum berangkat, ia mulai mencari tahu dan mengkaji lebih dalam mengenai ISIS lewat tayangan video di media sosial atas desakan keluarganya. Benar saja, setibanya di Suriah melalui jalur perbatasan di Turki, Eko mengaku tak betah berlama-lama. Menurut dia, sistem khalifah yang diterapkan ISIS tak sesuai yang dijanjikan.

Baca: Polisi: Pelaku Bom Kartasura Rutin Berkomunikasi dengan ISIS

Ia pun mulai mencari jalan keluar agar bisa kembali ke Indonesia. Eko mengatakan, butuh sembilan bulan sampai akhirnya dia dan keluarganya bisa keluar dari perbatasan Suriah lewat bantuan penduduk Raqqah.

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

35 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

37 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

37 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

37 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya