Demokrat: SBY Minta Prabowo Sampaikan Hal Baik, Bukan Politik
Reporter
Fikri Arigi
Editor
Rina Widiastuti
Minggu, 9 Juni 2019 10:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, menegaskan bahwa Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Prabowo Subianto untuk menyampaikan kenangan baik dari mendiang istrinya istrinya Ani Yudhoyono pada saat bertakziah di Cikeas pada 3 Juni lalu. Menurut dia, SBY tidak meminta Prabowo mengungkapkan pilihan politik Ani.
Baca: Alasan Prabowo Ungkit Pilihan Politik Ani Yudhoyono saat Takziah
“Jadi tidak betul bahwa Pak SBY yang meminta Pak Prabowo menyampaikan pilihan politik Bu Ani,” kata Ferdinand saat dihubungi, Ahad 9 Juni 2019.
Sebelumnya Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade mengungkapkan alasan sikap Prabowo menyampaikan pilihan politik Ani Yudhoyono. Ia membuka hal tersebut karena semakin ramainya perisakan terhadap Ketua Umum Gerindra itu di media sosial.
Menurut Andre, info mengenai pilihan politik Ani Yudhoyono di pemilihan presiden 2014 dan 2019, didapat Prabowo langsung dari SBY. "Hal itu disampaikan Pak SBY ketika Pak Prabowo bertakziah di dalam rumah," ujar Andre Rosiade saat dihubungi Tempo pada Ahad, 9 Juni 2019.
SBY sendiri pula, kata Andre, yang meminta agar testimoni tentang kebaikan Ani Yudhoyono disampaikan oleh Prabowo di depan wartawan ketika hendak pulang. Sikap politik Ani Yudhoyono yang memilih Prabowo dalam pilpres 2014 dan 2019, menurut Andre, ditafsirkan Prabowo sebagai salah satu testimoni tentang kebaikan Ani Yudhoyono.
Ferdinand mengakui bahwa pada saat pertemuan hari itu, memang betul ada pembicaraan terkait pilihan politik Ani. Namun hal tersebut, menurut dia, adalah konsumsi internal koalisi pengusung dirinya, dengan tujuan menegaskan bahwa Demokrat tak setengah-setengah mendukung pasangan Prabowo - Sandiaga Uno.
Baca juga: Saat SBY Tak Nyaman dengan Ucapan Prabowo soal Ani Yudhoyono
“Betul ada perbincangan politik internal untuk konsumsi internal sebagai anggota koalisi. Pembicaraan internal itu tidak untuk dibuka dan tidak untuk disampaikan kepada pihak mana pun,” tutur Ferdinand.
FIKRI ARIGI | DEWI NURITA