Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Candi Borobudur Diteliti

Reporter

Editor

Jumat, 11 April 2008 14:44 WIB

TEMPO Interaktif, Magelang:Balai Konservasi Peninggalan Borobudur sedang meneliti pengaruh pemanasan global terhadap bangunan Candi Borobudur. Saat ini mulai terlihat fenomena keausan batuan, khususnya ketajaman relief candi.Tidak menutup kemungkinan nantinya Unesco akan dilibatkan pada penelitian lanjutan jika ditemukan fenomena menarik pengaruh pemanasan global terhadap bangunan candi."Penelitian dilakukan oleh petugas Balai Konservasi Borobudur sendiri, namun nantinya akan didampingi oleh satu guru besar arkeologi. Siapa pakar pendamping itu, sampai saat ini belum ditentukan," kata Marsis Sutopo, Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur saat dihubungi Tempo, Jumat (11/4) siang.Menurut Marsis, penelitian ini masih bersifat pendahuluan. Jika hasil penelitian pendahuluan ini menemukan korelasi antara pemanasan global dengan kerusakan bangunan candi, akan dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam.Secara teknis, penelitian akan difokuskan pada pengumpulan data tentang suhu, curah hujan dan tingkat kelembaban udara. Data ini sangat berarti untuk mengetahui adanya perubahan iklim mikro di sekitar Candi Borobudur."Kebetulan kita punya data tentang suhu, curah hujan dan tingkat kelembaban di sekitar candi pada 10 tahun terakhir. Dengan demikian, tinggal membandingkan saja dengan data sekarang untuk mengetahui adanya perubahan iklim mikro di sekitar candi," jelas Marsis.Marsis mengakui perubahan suhu, kelembaban dan curah hujan bisa berdampak buruk terhadap batuan candi. Menurutnya, kerusakan batuan Candi Borobudur sebenarnya sudah mulai terlihat secara kasat mata. Batu-batu andesit yang menjadi bahan utama bangunan Candi Borobudur mulai terlihat aus.Keausan batuan Candi Borobudur, lanjut Marsis, sebenarnya tidak hanya disebabkan oleh faktor cuaca. Gesekan alas kaki pengunjung dengan batuan candi, khususnya batuan untuk lantai, sudah lama diketahui. Penelitian kali ini lebih memfokuskan pada pengaruh perubahan iklim, khususnya pengaruh pemanasan global, terhadap tingkat kerusakan batuan candi.Heru CN

Berita terkait

Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

19 Juni 2023

Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

Situs Liyangan adalah bukti nyata bahwa ada sebuah peradaban yang hilang akibat bencana meletusnya Gunung Sindoro di masa lampau.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

10 Maret 2023

Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

Gunung Padang merupakan salah satu cagar budaya Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri. Banyak orang menyebut Gunung Padang sebagai "Piramida" tertua di Dunia

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Wisata Edukasi ke 5 Situs Purbakala Indonesia, Ada Peninggalan Zaman Neolitikum

19 September 2021

Wisata Edukasi ke 5 Situs Purbakala Indonesia, Ada Peninggalan Zaman Neolitikum

Bagi yang ingin wisata edukasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan, berbagai situs purbakala di Indonesia ini bisa menjadi pilihan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya