Usai Kerusuhan 22 Mei, Try Sutrisno Minta Masyarakat Menahan Diri
Reporter
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Editor
Endri Kurniawati
Jumat, 24 Mei 2019 08:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Indonesia ke-6 Try Sutrisno meminta masyarakat menahan diri seusai insiden kerusuhan 22 Mei lalu. Ia meminta masyarakat tetap menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan.
"Jangan mempertajam hal-hal yang kurang bermanfaat karena bangsa ini masih (punya) banyak tantangan ke depan yang lebih besar daripada ini," kata dia seusai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah tokoh agama serta masyarakat di rumah dinas wakil presiden, Jalan Diponegoro, Jakarta, 23 Mei 2019.
Baca juga: Pimpin Massa Aksi 22 Mei, Begini Profil Jumhur Hidayat
Try mengajak semua pihak untuk sama-sama bangkit pascapemilu 2019 ini dan meneguhkan semangat juang demi menggapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Terlebih 26 tahun ke depan Indonesia akan genap berusia 100 tahun. "Bangkit lah kita, semua bangkit, tidak ada yang kalah dan menang.” Pemilu, kata dia, sekadar proses demokrasi. Ia mengajak agar masyarakat tidak memperpanjangnya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.
Menurut dia, jangan sampai di bulan suci Ramadan ini energi masyarakat terbuang percuma karena bentrokan yang bersumber dari Pemilu 2019. Ia menyarankan untuk sama-sama meningkatkan kualitas keimanan ketimbang saling bermusuhan. "Mudah-mudahan kalau orang Indonesia terbuka semua hatinya, sadar, (mau) muhasabah (introspeksi) dan muraqabah (merasa diawasi Tuhan), insyaAllah Tuhan akan berikan jalan yang baik untuk bangsa Indonesia."
Baca juga: Kapolri Bentuk Tim Investigasi Usut Kerusuhan 22 Mei
Ribuan massa pendukung pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo - Sandiaga Uno unjuk rasa di depan gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) di Jalan MH Thamrin pada 21 Mei 2019. Aksi berlangsung sejak siang hari dan ditutup dengan buka puasa serta salat tarawih bersama di malam harinya. Usai tarawih sebagian besar massa meninggalkan lokasi.
Namun menjelang tengah malam hingga keesokan harinya terjadi benturan antara massa yang masih bertahan dan polisi yang memintanya bubar. Kerusuhan 22 Mei pecah. Bentrokan menyebar ke sejumlah titik seperti di Jalan Sabang, Jalan Petamburan, Kawasan Tanah Abang, dan Slipi. Polisi menduga ada pihak lain di luar peserta aksi yang sengaja memancing kerusuhan dengan memanfaatkan keadaan.