AJI Gelar Pelatihan Fact Checker kepada 3000 Jurnalis

Reporter

Andita Rahma

Minggu, 14 April 2019 19:35 WIB

Trusted Media Summit yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Internews dan didukung oleh Google News Initiative, diadakan di Hotel Gran Melia, Jakarta, Sabtu 5 Mei 2018. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia akan memberikan pelatihan kepada 3000 pemeriksa fakta atau fact checker jurnalis media massa, jurnalis kampus dan publik di sepanjang 2019.

Berita terkait: Situs Cek Fakta Diretas Sejak Pagi, Ini Kronologinya

Sekretaris Jenderal AJI Indonesia Revolusi Riza Zulverdi menuturkan, target 3000 fact checker itu akan dicapai melalui pelatihan cek fakta. Program ini didukung oleh Internews dan Google News Initiative.

Pada 2018 lalu, dalam program yang sama, AJI telah melatih 2.622 jurnalis media nasional dan daerah serta kampus. Riza berharap pelatihan ini bisa membuat penulisan pemberitaan lebih berhati-hati. "Agar tidak terjebak menyebarkan hoaks yang muncul di sosial media sebagai bahan berita,” kata dia dalam keterangan tertulis, Ahad, 14 April 2019?

Pelatihan cek fakta ini diawali dengan training of trainers (ToT) yang sudah berlangsung selama empat hari sejak 11 April sampai hari ini 14 April 2019. Pelatihan ini melibatkan 40 jurnalis dari berbagai media, freelance dan perwakilan anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).

Advertising
Advertising

Riza mencontohkan dampak signifikan dirasakan ketika terjadi bencana Palu 2018 lalu. “Saat tsunami Palu sulit melakukan verifikasi dan konfirmasi. Tidak berapa lama muncul gambar dan video di media sosial tapi belum dapat dikonfirmasi. Ada kehati-hatian di newsroom memberitakan bencana di Palu, tidak seperti gempa di Jakarta 2017 yang sempat muncul banyak misinformasi,” kata dia.

AJI Indonesia, kata Riza, berharap program ini dapat meningkatkan ketrmpilan jurnalis dan newsroom dalam melakukan verifikasi konten video, gambar dan informasi yang beredar di sosial media. Selain itu, agar praktisi media juga selalu memastikan kebenaran informais sebelum mendistribusikan kembali ke public. “Agar tingkat kepercayaan masyarakat kepada media tetap terjaga,” kata dia.

Riza juga berharap newsroom semakin aktif melakukan cek fakta informasi yang bersumber dari sosial media, terutama saat Pemilu 2019.

Saat ini AJI Indonesia memiliki 90 jurnalis sekaligus trainer fact checker yang siap dikirimkan ke berbagai daerah untuk memberikan training Cek Fakta di newsroom dan kampus.

AJI Indonesia juga sedang menyiapkan kelas online agar pengetahuan trainer pada perkembangan tools yang digunakan dan akan diberitakan dalam training terus meningkat.

AJI

Berita terkait

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

24 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

29 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

29 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

22 Februari 2024

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.

Baca Selengkapnya

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

14 Februari 2024

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

Ujaran kebencian berpotensi memicu perselisihan sosial. Ujaran kebencian juga dapat berujung pada stigma, persekusi, dan kekerasan.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

13 Februari 2024

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

Ketua BEM UGM tanggapi pelaporan ke polisi terhadap sutradara dan 3 pakar hukum pemeran di film Dirty Vote. Ia khawatir terhadap kebebasan berpendapat

Baca Selengkapnya

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

13 Februari 2024

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

Ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, disusul kelompok penyandang disabilitas.

Baca Selengkapnya

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

11 Februari 2024

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri bersama organisasi mahasiswa menggelar mimbar bebas bertajuk 'Darurat Demokrasi' di Kediri, Minggu, 11 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Diduga Jadi Korban Pelecehan saat Liput Kampanye Ganjar-Mahfud di Semarang

11 Februari 2024

Jurnalis Diduga Jadi Korban Pelecehan saat Liput Kampanye Ganjar-Mahfud di Semarang

Seorang jurnalis perempuan diduga menjadi korban pelecehan seksual saat meliput kampanye pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Semarang

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Terima Aduan Narasumber Majalah Tempo yang Dikriminalisasi

9 Januari 2024

Dewan Pers Terima Aduan Narasumber Majalah Tempo yang Dikriminalisasi

Dewan Pers sudah menyatakan ke Polres Pasuruan Kota bahwa kasus yang menimpa Kosala Limbang Jaya harus diselesaikan melalui mereka.

Baca Selengkapnya