2 Tahun Kasus Novel Baswedan, Kelompok Ini Ajak Subuh Berjamaah

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 9 April 2019 05:15 WIB

Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi menggelar aksi diam di depan gedung KPK, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2019. Aksi solidaritasi itu untuk memperingati 700 hari penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok orang yang menamakan diri Kaukus Pendukung Penuntasan Kasus Novel menggagas Gerakan Subuh Berjamaah: Solidaritas Penegakan Hukum untuk Novel Baswedan. Gerakan itu direncanakan berlangsung pada 11 April 2019, tepat dua tahun sejak Novel diserang air keras seusai salat subuh di dekat rumahnya.

Baca juga: 2 Tahun Teror Novel Baswedan Diperingati dengan Panggung Rakyat

"Ini seruan gerakan moral, karena selama dua tahun kasusnya belum tuntas, pembentukan tim independen juga belum jelas," kata salah satu penggagas gerakan ini, Agus Salim Thoyib dihubungi, Senin, 8 April 2019.

Agus menuturkan gerakan ini tercetus saat berdiskusi dengan sepuluh temannya. Dia mengatakan dirinya dan sepuluh kawannya sama-sama aktivis muda di Nahdlatul Ulama. Agus sendiri mengaku pernah menjadi asisten pribadi Said Aqil Siradj saat menjadi Ketua Umum Pengurus Besar NU.

Agus mengaku kenal dengan Novel di Masjid Al Ihsan. Dia mengatakan sering mengisi khutbah salat Jumat di masjid yang letaknya dekat rumah Novel di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pada 11 April 2017, seusai salat subuh di sana, dua orang tak dikenal menyiram wajah Novel dengan air keras. Hingga sekarang pelakunya belum tertangkap.

Advertising
Advertising

Terlunta-luntanya kasus inilah yang membuat Agus dan kawan-kawannya kemudian menggagas gerakan salat subuh berjamaah. Agus mengatakan gerakan ini tak terpusat di satu tempat. Setiap orang di mana saja, kata dia, bisa melakukan gerakan solidaritas ini. "Intinya setelah salat subuh kami mengajak masyarakat berdoa untuk penuntasan kasus ini," kata dia.

Baca juga: Novel Baswedan: Momen Pilpres Saat Tepat Tagih Penuntasan Kasus

Agus sendiri akan melakukan gerakan yang dia gagas di musala dekat rumahnya di Pondok Petir, Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Di sana, dia biasa menjadi imam salat subuh. Sementara, 10 kawannya yang lain akan mengajak masyarakat mendoakan Novel di masjid dan musala dekat rumahnya masing-masing. "Saya harap masyarakat lainnya juga bisa mendoakan Pak Novel di manapun mereka salat subuh," kata dia.

Dia berharap melalui doa masyarakat, Allah akan memberikan ketabahan kepada Novel Baswedan. Dia juga berharap doa orang banyak akan menggugah kesadaran pemerintah dan penegak hukum untuk menuntaskan kasus ini.
"Doa masyarakat luas saya harap dapat memberikan kesembuhan Novel dan mendorong penegak hukum menangkap para pelajar dan aktor intelektual di balik kasus ini," kata dia.

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

3 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

3 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya