Kebijakan Pengendalian Tembakau di Era Jokowi Alami Kemunduran

Reporter

Tempo.co

Jumat, 15 Maret 2019 05:37 WIB

Pemerintah membatalkan kenaikan tarif cukai hasil tembakau. Mencederai janji pembangunan manusia.

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan pengendalian tembakau di era pemerintahan Jokowi mengalami kemunduran. Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan indikator yang paling menonjol adalah meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular seperti kanker, stroke, ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.

"Jika dibandingkan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terjadi peningkatan tajam pada Riskesdas 2018," kata Tulus dalam diskusi yang diadakan oleh Indonesia Institute for Social Development di Jakarta, Selasa, 12 Maretu 2019.

Tulus mencontohkan, prevalensi kanker meningkat dari semula sebesar 1,4 persen pada 2013 menjadi 1,8 persen pada 2018. Secara berturut-turut, prevalensi stroke pada 2013 dari 7 persen menjadi 10,9 persen pada 2018, ginjal kronis dari 2 persen menjadi 3,8 persen, dan diabetes melitus dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen.

Meski mengakui rokok bukan penyebab tunggal meningkatnya penyakit tidak menular, kata Tulus, konsumsi produk tembakau ini berkontribusi paling jelas. "Lebih dari 35 persen orang Indonesia adalah perokok pasif dan 70 persen perokok pasif," katanya.

Hal ini diperparah data setiap tahun, produksi rokok di Indonesia mencapai 350 miliar batang. "90 persennya dikomsumsi orang Indonesia sendiri," ucap Tulus. Menurut dia, meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular ini menunjukkan ketidakmampuan Jokowi mengendalikan konsumsi rokok. Akibatnya, kinerja BPJS Kesehatan makin payah. "Klimaksnya mengalami financial bleeding pada 2018 mencapai Rp 16,5 triliun."

Advertising
Advertising

Tulus menuturkan, instrumen paling konkrit untuk mengendalikan konsumsi rokok adalah menaikkan cukainya. Sayangnya, kata dia, selama era Presiden Jokowi, persentase kenaikan cukai amat minim. Pada 2017, kenaikan cukai rokok hanya 10,14 persen bahkan pada 2018-2019 pemerintah memutuskan tidak naik. "Pertama kalinya sejarah negeri ini, cukai rokok tidak dinaikkan, padahal UU Cukai memandatkan bisa dinaikkan hingga 57 persen."

Padahal, kata Tulus, jika mengikuti standar Badan Kesehatan Dunia atau WHO, cukai rokok minimal 75 persen dari harga retail. "Pantas saja jika cukai rokok Indonesia itu retendah di dunia yang berimbas pada murahnya harga rokok," ujarnya.

Tapi, kata Tulus, bukan hanya Jokowi yang terlihat lemah dalam visi pengendalian tembakau. Hal yang sama juga dijumpai pada visi Prabowo Subianto. "Jika di era Jokowi pengendalian tembakau mengalami kemunduran, visinya Prabowo juga masih mengambang, gak jelas bagaimananya."

Berita terkait

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

8 menit lalu

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

Pakar menilai kabinet koalisi Prabowo yang besar akan menguntungkan bagi pemerintahan, tetapi jadi indikasi lumpuhnya check and balances di parlemen

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

3 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

3 jam lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

5 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

6 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

6 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

9 jam lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

Ucapkan Hari Buruh, Prabowo Harap Kaum Pekerja Semakin Maju dan Sejahtera

10 jam lalu

Ucapkan Hari Buruh, Prabowo Harap Kaum Pekerja Semakin Maju dan Sejahtera

Prabowo mengajak seluruh rakyat, termasuk seluruh kaum buruh, untuk turut serta membangun masa depan gemilang.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

12 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya