Faisol Riza: Jokowi Respons Soal Orang Hilang dan Penculikan 1998

Kamis, 14 Maret 2019 08:54 WIB

Surat dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Faisol Riza kepada Presiden Joko Widodo untuk menindaklanjuti rekomendasi Pansus Pembahasan Hasil Penyelidikan Kasus Penghilangan Orang secara Paksa 1997/1998. Istimewa.

TEMPO.CO, Jakarta - Faisol Riza yang merupakan korban penculikan 1998 mengatakan suratnya kepada Presiden Jokowi telah mendapat respons. Riza mengklaim sudah dipanggil Istana untuk membicarakan tindak lanjut dari permintaannya itu.

Baca juga: Sejumlah Keluarga Korban Penculikan Nyatakan Tak Dukung Prabowo

"Mereka berkomitmen untuk membantu keluarga korban mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi sehari-hari, secara ekonomi dan pendidikan keluarga," kata Riza di Hotel Grand Cemara, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2019.

Riza sebelumnya mengirimkan surat kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo dan Presiden Jokowi. Kepada keduanya, politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini mengingatkan rekomendasi Panitia Khusus Pembahasan Kasus Penghilangan Orang secara Paksa 1997/1998 yang telah disepakati dalam sidang paripurna DPR 28 September 2009.

Keempat rekomendasi DPR itu secara berurutan ialah pembentukan pengadilan HAM ad hoc, pencarian para korban, rehabilitasi dan kompensasi kepada keluarga korban, dan ratifikasi Konvensi Anti Penghilangan Paksa. Riza mengatakan, pemerintah menyatakan bakal memenuhi rekomendasi-rekomendasi itu, termasuk membentuk pengadilan HAM adhoc.

Advertising
Advertising

"Mereka berkomitmen untuk melakukan proses semaksimal mungkin untuk melalui prosedur memenuhi kewajiban pemerintah, rehabilitasi dan kompensasi, pengadilan adhoc," kata dia.

Riza adalah satu dari sembilan aktivis korban penculikan 1998 yang kembali. Delapan lainnya ialah Mugiyanto, Aan Rusdianto, Andi Arief, Nezar Patria, Haryanto Taslam, Desmond J. Mahesa, Pius Lustrilanang, dan Rahardjo Waluyo Jati.

Adapun 13 aktivis lainnya masih hilang hingga kini. Mereka adalah Wiji Thukul, Petrus Bimo Anugerah, Suyat, Yani Afri, Herman Hendrawan, Dedi Hamdun, Sony, Noval Alkatiri, Ismail, Ucok Siahaan, Yadin Muhidin, Hendra Hambali, dan Abdun Nasser.

Kemarin, Riza, Aan, dan Mugiyanto mendampingi sejumlah keluarga korban aktivis yang hilang menggelar konferensi pers. Mereka menyatakan tak akan mendukung calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang diduga terlibat dalam penculikan dan penghilangan paksa itu.

Kendati begitu, para keluarga korban juga tak optimistis terhadap calon presiden 01 Joko Widodo. Sebab, selama empat tahun memerintah Jokowi tak juga menuntaskan kasus pelanggaran HAM. Namun, keluarga korban menilai proses penuntasan justru akan lebih berat jika Prabowo yang terpilih menjadi presiden.

"Tapi sekarang hanya ada dua kandidat, mau tidak mau kita gantungkan harapan sedikit ke Jokowi," kata Paian Siahaan, ayah dari Ucok Munandar Siahaan.

Baca juga: Kata BPN Soal Keluarga Korban Orang Hilang Ajak Tak Pilih Prabowo

Utomo Rahardjo, ayah dari korban orang hilang 1998 Petrus Bimo Anugerah juga pesimistis Presiden Joko Widodo atau Jokowi bakal membentuk pengadilan HAM Adhoc jika kelak terpilih lagi.

Dia menyadari banyak orang di lingkaran Jokowi yang juga diduga terlibat dalam kasus penculikan 1998 dan penghilangan paksa itu, atau terlibat dalam pelanggaran HAM berat lainnya.

"Sangat pesimis, itu enggak akan terwujud. Palang pintunya bukan main kuatnya di sekitar kekuasaan Pak Jokowi," kata Utomo.

Berita terkait

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

9 hari lalu

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

15 hari lalu

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

Penemuan kerangka manusia yang diduga korban pembunuhan itu berawal dari laporan orang hilang oleh keluarganya.

Baca Selengkapnya

Istri Ketua Kampung Bayam Cerita Suaminya Ditangkap Polisi, Seperti Penculikan

33 hari lalu

Istri Ketua Kampung Bayam Cerita Suaminya Ditangkap Polisi, Seperti Penculikan

Ketua Kampung Bayam, Furqon ditangkap. Warga menyebut penangkapan yang dilakukan Polres Jakarta Utara itu sebagai penculikan.

Baca Selengkapnya

Culik dan Aniaya Maling Motor di Binjai, 6 Prajurit TNI Dituntut 6 Bulan Penjara

34 hari lalu

Culik dan Aniaya Maling Motor di Binjai, 6 Prajurit TNI Dituntut 6 Bulan Penjara

Perkara penganiayaan ini bermula dari video viral Sures yang mengaku diculik dan dianiaya enam prajurit TNI dari Yonif Raider 100/PS.

Baca Selengkapnya

Viral Sopir Taksi Online Coba Lakukan Penculikan dan Peras Penumpang Wanita, Ini Tips Aman Gunakan Taksi Online

38 hari lalu

Viral Sopir Taksi Online Coba Lakukan Penculikan dan Peras Penumpang Wanita, Ini Tips Aman Gunakan Taksi Online

Video viral beredar soal percobaan penculikan terhadap wanita oleh sopir taksi online. Berikut tips aman naik taksi online.

Baca Selengkapnya

Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

40 hari lalu

Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

Sorbatua Siallagan gencar melawan upaya pencaplokan Toba Pulp Lestari. Ia dilaporkan karena menduduki kawasan hutan di area konsesi PT TPL.

Baca Selengkapnya

Kronologi Perempuan Hampir Diculik Sopir Grab, Sempat Alami Kekerasan, Diancam dan Diperas

40 hari lalu

Kronologi Perempuan Hampir Diculik Sopir Grab, Sempat Alami Kekerasan, Diancam dan Diperas

Ramai di media sosial unggahan cerita korban yang diduga mengalami tindakan kekerasan oleh sopir GrabCar. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

42 hari lalu

Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

Adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pada Selasa 26 Maret 2024 bahwa mengadakan pertemuan puncak dengan Jepang bukanlah kepentingan mereka

Baca Selengkapnya

Nigeria Darurat Penculikan Anak, Apa Motif Pelakunya?

54 hari lalu

Nigeria Darurat Penculikan Anak, Apa Motif Pelakunya?

Satu dekade lalu, kelompok jihad Boko Haram pertama kali menculik 276 siswa dari sebuah sekolah perempuan di Chibok di Negara Bagian Borno, Nigeria.

Baca Selengkapnya

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

57 hari lalu

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.

Baca Selengkapnya