TEMPO Interaktif, Palu:Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi terpidana mati Febianus Tibo, Dominggus Da Silva, dan Marinus yang bersalah dalam kerusuhan di Poso, Sulawesi Tengah. Majelis hakim MA yang diketuai Iskandar Kamil SH dengan anggota H. Sunardi Padang SH dan Parman Suparman SH dalam amar putusannya menyatakan keberatan-keberatan yang diajukan ketiga terpidana mati kasus Poso itu tidak dapat dibenarkan karena judex facti sudah tepat dalam pertimbangan dan putusan. Pengadilan Negeri Palu menerima putusan MA dengan nomor 1225/K/pid/2001 pada 22 Mei lalu. Putusan penolakan kasasi itu juga menyebutkan bahwa penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang sesuatu kenyataan keberatan tak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi. Karena pemeriksaan tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkannya suatu peraturan hukum atau diterapkan tapi tidak sebagaimanan mestinya. Iskandar Sukirman, anggota jaksa penuntut umum kasus Tibo dan kawan-kawan, kemarin mengatakan pihaknya juga telah menerima tembusan putusan MA yang menolak permohonan kasasi Tibo yang terlibat dalam serangkaian pembunuhan di Poso. "Saya menilia MA telah bertindak secara adil dalam menolak kasasi Tibo cs." Ia mengatakan secara telanjang mata bisa dilihat apa yang dilakukan Tibo dan kawan-kawan dalam konflik Poso ketiga, Mei-Juni 1999, yakni adanya ribuan rumah terbakar, ratusan orang meninggal dan melahirkan kesengsaraan bagi puluhan ribu orang yang terpaksa menjadi pengungsi. Namun pengacara Tibo dan kawan-kawan, Robert Bofe, menyatakan akan tetap berupaya melakukan langkah hukum dengan jalan pengajuan kembali (PK). Langkah ini ditempuh karena dia menemukan bukti baru (novum) yaitu seorang saksi yang memalsukan namanya. Menurut dia, pemalsuan nama Anton yang sebenarnya bernama Zaenal Abduh Pattah merupakan sebuah kebohongan publik, padahal kesaksian Anton yang menyatakan Tibo sebagai komandan pelatihan bersenjata di Kilei merupakan kesaksian yang memberatkan. Robert menilai penolakan kasasi Tibo oleh MA hanyalah merupakan tuntutan rasa keadilan masyarakat, belum menyentuh rasa keadilan hukum. "Putusan mati Tibo Cs hanyalah sekadar memuaskan kelompok tertentu saja," ujarnya.(Darlis Muhammad-Tempo News Room)