Permintaan Novel Baswedan ke Jokowi di 700 Hari Teror Air Keras
Reporter
M Rosseno Aji
Editor
Tulus Wijanarko
Selasa, 12 Maret 2019 14:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan kembali mendesak Presiden Joko Widodo membuat Tim Gabungan Pencari Fakta Independen atas peristiwa teror yang dia alami 700 hari silam. Dia mengatakan pembentukan TGPF yang independen dan bebas kepentingan politik adalah cara untuk mengungkap kasus ini.
Berita terkait: Ketua KPK: Novel Baswedan Mau Bekerjasama dengan Tim Gabungan
"Saya tetap mendesak Presiden Jokowi mau membuka jalan pengungkapan dengan membentuk TGPF yang independen dan tidak tersandera kepentingan politik," kata Novel Baswedan, di Jakarta, Selasa, 12 Maret 2019.
Novel Baswedan mengatakan sudah hampir dua tahun dia diserang namun tidak ada kejelasan pengungkapan pelaku penyerangan. Menurut dia pemerintah terkesan abai dan tidak peduli terhadap pengungkapan kasus itu. "Seperti kebanyakan kasus kekerasan terhadap pejuang anti-korupsi dan HAM lainnya."
Novel menganggap pembentukan Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan yang dibentuk kepolisian belum menunjukan hasil kerjanya. Dia menganggap tim itu tidak menunjukan kesungguhannya mengungkap serangan terhadap KPK.
Pada 700 hari silam, atau 11 April 2017, dua orang tak dikenal menyiram wajah Novel dengan air keras. Peristiwa itu terjadi di dekat rumah Novel, seusai mantan perwira Polri itu menjalankan salat subuh berjamaah di masjid.
Akibat siraman air korosif itu, mata Novel Baswedan mengalami kerusakan parah. Novel menjalani rangkaian operasi di Singapura untuk memulihkan penghlihatannya. Hingga kini, polisi belum menangkap pelaku teror itu. Jokowi belum membentuk TGPF independen meski desakan datang dari Novel dan banyak pegiat HAM.
Tonton video: Diam 700 Detik untuk Novel Baswedan