JK tentang Gaya Kepemimpinan Soeharto, SBY, dan Jokowi

Reporter

Egi Adyatama

Selasa, 5 Maret 2019 15:53 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri penandatanganan perjanjian kemitraaan ekonomi Indonesia - Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IACEPA), di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Senin, 4 Maret 2019. Foto: Biro Pers Wakil Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu peserta acara Temu Alumni Ikatan Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Nasional (IKA PIMNAS) Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) menanyakan perbedaan gaya kempemimpinan Presiden Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK, di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Maret 2019.

"Menurut Bapak, dengan kondisi kebangsaan dan kondisi global sekarang, kempemimpinan model siapa di antara tiga presiden kita yang paling baik memimpin negeri ini?" Pertanyaan ini mendapat sambutan meriah dari peserta lain.

Baca: Ombudsman RI Sebut Program Agraria Jokowi - JK Jalan di Tempat

JK tersenyum dan mengakui cukup sulit menjawab pertanyaan itu. Ia justru mempertanyakan kenapa dua presiden lain, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri, tidak sekaligus ditanyakan.

Meski begitu, JK mengatakan bahwa tiap pemimpin itu hadir sesuai dengan zamannya. Di era Soeharto, demokrasi berjalan baik pada awalnya. Namun kondisi ini semakin berubah saat nepotisme terjadi. Beberapa keluarga Cendana masuk ke arena proyek-proyek pemerintah.

Advertising
Advertising

"Maka kemudian terjadi krisis, dalam kondisi itu Pak Harto jadi lebih otoriter," kata JK. Tapi kondisi saat itu gaya kepemimpinan di ASEAN hampir sama. Soeharto, Mahathir Mohamad (Malaysia), Lee Kuan Yew (Singapura), dan juga Ferdinand Marcos (Filipina).

Baca: JK dan Menteri Era SBY Jenguk Ani Yudhoyono

Ini berbeda dengan kepemimpinan SBY. Di era awal pemerintahan SBY, JK menjabat sebagai wakil presiden. Memiliki dasar sebagai anggota TNI, SBY dinilai JK mampu menerapkan demokrasi secara lebih baik. "Dalam proses transisional demokrasi yang sangat terbuka, beliau sangat berperan."

Jk menilai di antara para kepala negara itu, kepemimpinan Jokowi yang paling pas untuk pemerintahan mendatang. Jokowi dianggapnya mampu menunjukan kepemimpinan yang demokratis dan tanpa nepotisme.

"Dia, apa saja masalah di kabinet kami rapatkan.” Sehingga dalam satu tahun rapat bisa lebih dari 200 kali.

Jokowi selalu ingin mendapat pandangan dari sekjen, atau dirjen dari kementerian. Menurut JK, ini ciri orang yang ingin benar-benar mengkaji atau mendapat pandangan.

Jokowi juga tidak melibatkan kerabatnya dalam urusan negara. Hal ini, kata JK, dapat dilihat dari pilihan anak-anaknya yang memilih menjadi wirausahawan ketimbang mengikuti langkah ayahnya di bidang politik dan pemerintahan.

JK mengatakan telah cukup panjang terlibat dalam lima kepemimpinan presiden. "Jadi kesimpulannya semua presiden punya kekuatan dan kelemahan."

Berita terkait

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

4 jam lalu

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang menganggap Rocky Gerung telah menghina Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

5 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

6 jam lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

18 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

1 hari lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

1 hari lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya