Said Aqil: Di Madinah Nabi Muhammad tidak Gunakan Istilah Kafir

Jumat, 1 Maret 2019 13:37 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat rapat pleno dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, 27 Februari 2019. Munas dan Konbes tersebut bertemakan Memperkuat Ukhuwah Wathaniyah untuk Kedaulatan Rakyat. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, mengatakan usulan penghapusan penyebutan 'kafir' kepada warga negara Indonesia nonmuslim, yang diputuskan dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU, merujuk pada sejarah Nabi Muhammad saat hijrah ke Kota Madinah.

Berita terkait: Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj: Yang Anti Pancasila, Usir

"Dalam sistem kewarganegaraan pada suatu negara bangsa tidak dikenal istilah kafir. Maka setiap warga negara memiliki kedudukan dan hak yang sama di mata konstitusi," kata Said Aqil dalam sambutan di acara penutupan Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat, 1 Maret 2019.

Said Aqil menjelaskan istilah kafir berlaku ketika Nabi Muhammad masih berada di Kota Makkah dan belum pindah ke Madinah. Saat itu label 'kafir' ditujukan untuk menyebut orang-orang yang menyembah berhala dan tidak memiliki kitab suci dan agama yang benar. "Tapi setelah Nabi Muhammad hijrah ke kota Madinah tidak ada istilah kafir untuk warga Madinah."

Said menuturkan di Madinah saat itu ada tiga suku besar yang tidak memeluk Islam. Namun Nabi Muhammad memilih menyebutnya nonmuslim.

Dalam sidang Komisi Bahtsul Masail Maudluiyyah, Munas Alim Ulama Nu, para kiai mengusulkan agar NU tidak menggunakan sebutan kafir terhadap warga negara nonmuslim. Pimpinan sidang, Abdul Moqsith Ghazali, mengatakan para kiai berpandangan penyebutan kafir dapat menyakiti para nonmuslim di Indonesia.

"Dianggap mengandung unsur kekerasan teologis, karena itu para kiai menghormati untuk tidak gunakan kata kafir tapi Muwathinun atau warga negara, dengan begitu status mereka setara dengan warga negara yang lain," kata dia, kemarin.

Meski begitu, kata Moqsith, bukan berarti NU akan menghapus seluruh kata kafir di Alquran atau hadis. Keputusan dalam Bahtsul Masail Maudluiyyah ini hanya berlaku pada penyebutan kafir untuk warga Indonesia yang nonmuslim. "Memberikan label kafir kepada WNI yang ikut merancang desain negara Indonesia rasanya tidak cukup bijaksana," ucap dia.

AHMAD FAIZ (Banjar)

Berita terkait

Alasan Ahok dan Said Aqil Tak Mundur dari Komisaris BUMN Meski Dukung Capres

26 Januari 2024

Alasan Ahok dan Said Aqil Tak Mundur dari Komisaris BUMN Meski Dukung Capres

Ahok dan Said Aqil Siradj belum mengundurkan diri meskipun terang-terangan mendukung salah satu pasangan capres cawapres.

Baca Selengkapnya

Mengapa PKS Absen dalam Pertemuan dengan Said Aqil di Nasdem Tower?

10 Januari 2024

Mengapa PKS Absen dalam Pertemuan dengan Said Aqil di Nasdem Tower?

Kedatangan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj di Nasdem Tower disambut elite Nasdem dan PKB. Menaruh simpati ke pasangan AMIN.

Baca Selengkapnya

Said Aqil Ajak Masyarakat Perangi Terorisme Usai Penangkapan Pengawai KAI yang Diduga Terlibat ISIS

15 Agustus 2023

Said Aqil Ajak Masyarakat Perangi Terorisme Usai Penangkapan Pengawai KAI yang Diduga Terlibat ISIS

Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Said Aqil Siradj mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama melawan radikalisme dan terorisme

Baca Selengkapnya

Said Aqil Tersinggung Larangan Buka Puasa Bersama, Minta Jokowi Cabut Aturan Itu

26 Maret 2023

Said Aqil Tersinggung Larangan Buka Puasa Bersama, Minta Jokowi Cabut Aturan Itu

Said Aqil Siradj mengaku tersinggung dengan arahan Presiden Jokowi soal larangan buka puasa bersama pejabat. Said menyebut tidak ada negara Islam selain Indonesia yang mempersoalkan buka bersama

Baca Selengkapnya

3 Alasan Seruan Tak Bayar Pajak Diprediksi Bakal Gagal

7 Maret 2023

3 Alasan Seruan Tak Bayar Pajak Diprediksi Bakal Gagal

Sempat ramai seruan untuk tidak membayar pajak dari berbagai kalangan. Namun seruan itu dinilai tidak akan berhasil. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Dirjen Pajak Suyo Utomo Datangi PBNU Usai Said Aqil Serukan Boikot Pajak Jika Dislewengkan

5 Maret 2023

Dirjen Pajak Suyo Utomo Datangi PBNU Usai Said Aqil Serukan Boikot Pajak Jika Dislewengkan

Dirjen Pajak Suryo Utomo beralasan ke PBNU untuk pertemuan rutin. Tapi, usai eks Ketua PBNU Said Aqil serukan boikot pajak jika diselewengkan.

Baca Selengkapnya

3 Respons Pernyataan Said Aqil Serukan Warga NU Tak Bayar Pajak Jika Diselewengkan

2 Maret 2023

3 Respons Pernyataan Said Aqil Serukan Warga NU Tak Bayar Pajak Jika Diselewengkan

Simak respons penting terkait pernyataan Said Aqil agar warga NU tidak bayar pajak jika diselewengkan

Baca Selengkapnya

Terkini: Operasional Penerbangan Susi Air di Papua Terhenti, Stafsus Sri Mulyani Buka Suara Seruan Tidak Bayar Pajak

1 Maret 2023

Terkini: Operasional Penerbangan Susi Air di Papua Terhenti, Stafsus Sri Mulyani Buka Suara Seruan Tidak Bayar Pajak

Susi Air mengatakan 40 persen operasional penerbangan di Papua terhenti karena pesawatnya dibakar dan pilotnya disandera.

Baca Selengkapnya

Said Aqil Serukan Tidak Bayar Pajak, Begini Respons Stafsus Sri Mulyani

1 Maret 2023

Said Aqil Serukan Tidak Bayar Pajak, Begini Respons Stafsus Sri Mulyani

Staf Khusus Menkeu Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo buka suara soal seruan antan Ketua Umum PBNU Said Aqil untuk tidak membayar pajak.

Baca Selengkapnya

Said Aqil Serukan Warga NU Tak Bayar Pajak Jika Diselewengkan, Ekonom: Peringatan Serius

1 Maret 2023

Said Aqil Serukan Warga NU Tak Bayar Pajak Jika Diselewengkan, Ekonom: Peringatan Serius

Ekonom Indef atau Institute for Development of Economics and Finance, Eko Listiyanto mengatakan statement Said Aqil agar warga NU tak usah bayar pajak jika diselewengkan merupakan peringatan bagi pemerintah.

Baca Selengkapnya